🍂 04 🍂

2.2K 415 11
                                    

Celina Luisa - adalah nama cewek yang kini sedang di cemasi oleh Jean.

Satu-satunya cewek yang di cemasi berlebihan oleh Jean. Sebelum-sebelumnya tidak begini.

"Bagaiman, Dokter?"

"Tidak terlalu serius juga tidak bisa di sepelekan. Kaki nya terkilir, butuh waktu satu sampai dua minggu sampai benar-benar pulih."

Luisa mendesah putus asa. Ia terlalu ceroboh sampai menyandung kaki sendiri berakhir terkilir begini.

Terkilir sampai butuh paling tidak dua minggu baru sembuh, itu benar-benar keterlaluan cerobohnya.

"A-apa gak ada obat yang bisa membuat kaki ku sembuh dengan cepat, Dokter?"

Dokter menggeleng menyesal.

Luisa menunduk sendu.

"Gak papa ... " Imbuh Jean, melangkah mendekati kasur rumah sakit Luisa, "Kakimu gak patah, jadi gak ada yang perlu kamu cemaskan."

Luisa diam, benar juga, tapi kan ... Kakinya baru bisa normal sampai dua minggu kedepan.

Sekarang kakinya sudah di perban, tebal sampai terasa berat.

Luisa menatap Dokter.

"Berapa biaya sakitku, dokter?"

Dokter Kyu tersenyum.

"Sudah di urus oleh temanmu."

"S-siapa?"

Cklek!!

Jeje masuk bersama Davin kedalam kamar rumah sakit Luisa.

"Gak usah cemaskan biaya. Sudah ku urus."

Luisa menatap haru temannya. Sebaik itu Jeje padanya, "Akan ku ganti nanti."

Jeje menggeleng, menatap Jean.

Sebenarnya yang membayar biaya rumah sakit Luisa adalah Jean karena menggunakan kartu hitam cowok itu.

Jeje tersenyum, "Gak usah di ganti. Anggap aja sebagai kado ultah buat kamu."

Luisa terkekeh.

"Makasih, ya."

Jeje mengangguk seraya tersenyum.

Aksa berdehem, "Kalian gak lapar? Aku lapar banget nih."

"Pesan makan lah, kalo lapar."

Aksa mendecak mendengar sarkasan Davin.

"Tahu lah."

Semuanya tertawa kecuali Jean.































__🍂__






























Kondisi kaki Luisa mulai membaik setelah satu minggu dua hari berlalu. Secepat itu hari berganti sampai sudah seminggu lebih.

Tidak ada moment atau kesempatan bertemu lagi dengan Jean, mereka jadi tampak asing walau pernah sangat dekat perkara kecerobohan Luisa yang jatuh di toilet perempuan.

Mungkin, hanya Luisa yang menganggap mereka sempat dekat, karena faktanya Jean mungkin hanya menganggap itu sebagai sebuah bentuk pertolonganya terhadap Luisa sebagai sesama manusia.

"Lu ... "

Jeje duduk di samping cewek itu yang melamun sejak lima belas menit tadi.

"Ngelamunin apa?"

Hai, Kak Jean. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang