🍂 13 🍂

2K 313 41
                                    

Jean dan Luisa sekarang tengah berada di Mall untuk kencan perdana mereka setelah resmi menjadi sepasang kekasih.

“Kamu mau main apa, Li?”

“Eum…”

Luisa berpikir sejenak sebelum memutuskan apa yang akan mereka main.

“Main capit boneka gimana, Kak?”

“Boleh.” Sahut Jean, langsung mengajak Luisa mendatangi mesin permainan capit boneka yang banyak potensi menguras jiwa karena sulit sekali untuk mendapatkan bonekanya.

Jean memasukan koin kedalam mesin capit itu, kemudian menyuruh ceweknya mencoba lebih dulu.

“Main aja duluan.”

Luisa mengangguk seraya tersenyum, bergeser dengan cowok itu agar ia berdiri di depan pengendali capit dan tombol mainnya.

Jean memperhatikan ceweknya tidak memperhatikan apa yang tengah Luisa mainkan, karena menurutnya pacarnya ini lebih menarik untuk di pandang ketimbang mainan itu.

“Yah~” Desah cewek itu kecewa karena bonekanya tidak dapat.

Menyadari itu, Jean langsung melihat kearah mesin capit dan kembali menatap Luisa lagi, “Kenapa, Sayang?” Tanyanya, “Gak dapat, ya?”

Luisa mengangguk dengan bibir cemberut.

Jean mengusap kepala kekasihnya, “Biar aku coba.” Segera memasukkan kembali koin yang sudah mereka beli kedalam mesin capit itu.

“Kamu mau boneka yang mana?” Tanyanya, tidak begitu yakin sebenarnya pasti dapat tapi setidaknya sudah berusaha.

“Itu.” Tunjuk Luisa pada boneka kelinci berukuran kecil sebesar kepala anak remaja dengan wajah antusias seolah-seolah boneka itu pasti dapat.

Jean tersenyum berarti, “Kalau bonekanya dapat, kasih aku hadiah.”

“Hadiah?”

Jean tidak menjawab lagi membuat Luisa mendecak.

Cowok itu mulai mengarahkan capitannya pada boneka yang kekasihnya inginkan. Merasa sudah pas, lantas Jean menekan tombol capitannya.

Luisa diam, menatap serius sampai agak tegang sangaat berharap boneka keinginanya dapat.

Melihat keantusiasan ceweknya, Jean terkekeh dan kembali mengusap-usap kepala cewek itu.

“Yeay!!” Pekik Luisa senang sampai melompat-lompat kecil.

Melihat itu, Jean menolah untuk melihat capitanya dan benar saja mereka mendapatkan boneka itu sesuai harapan. Padahal kalau boneka tadi tidak dapat Jean bisa beli setruk untuk pacarnya.

Jean mengambil boneka itu kemudian diberikan pada Luisa.

Luisa menerimanya dan langsung di peluk, “Makasih, Kak. Ini boneka pertama yang Kakak kasih ke aku.” Ujarnya sambil tersenyum manis.

Jean terdiam seraya memegang dadanya yang berdegup kencang.

“Kakak kenapa?” Tanya Luisa merasa cemas.

“Kamu bahaya banget, ya.”

“Hah? Maksudnya?”

“Aku lama-lama bisa kena serangan jantung karena senyuman kamu yang ngalahin gula manisnya.”

Luisa memutar bola matanya malas menahan salting, “Kakak ada-ada aja deh. Aku kirain tadi Kakak sakit.”

Jean tertawa kecil, merangkul bahu cewek itu sambil bertanya, “Kamu mau main apa lagi?”

Hai, Kak Jean. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang