Hari ini adalah hari yang ditunggu-tunggu, dimana anak-anak kelas sepulus akan pergi ke museum kota.
Ada sekitar tiga bus yang menampung kuota mereka keseluruhan.
Dari mereka, ada beberapa yang tidak ikut karena alasan sakit, dan beberapa hal lainya mengapa izin.
Luisa dan Jeje sudah duduk di dalam bus. Keduanya duduk berdampingan. Luisa duduk di samping jendela karena takut mabuk katanya.
“Mata kamu udah gak perih?”
Luisa menggeleng, “Udah enggak. Makasih ya sarannya.”
Jeje mengangguk, ada dua hari Luisa harus menggunakan kaca mata supaya mata cewek itu tidak tambah iritasi dan tambah perih.
Itu mengapa ketika pertama kali Luisa bertemu dengan Jean, ia menggunakan kaca mata.
“Oh ya, Lu. Kamu jaga tempat duduk kita. Aku mau beli sesuatu di kantin. Bentaran kok.”
Luisa mengangguk, “Emang masih sempat?”
“Masih.”
Berdiri dari duduknya.
“Yaudah kalo gitu.”
Jeje beranjak, hendak turun dari bus, namun Davin menghadang.
“Mau kemana, Je?”
Jeje menunjuk arah kantin, “Ke kantin dulu, Kak. Ada yang mau aku beli.”
“Kalo gitu Kakak ikut. Ada yang mau di beli juga.”
Aksa terkekeh, modus buaya.
“Oh ya udah kalo gitu.”
Jeje dan Davin pun berjalan bersama ke kantin.
Jean dan Aksa masuk kedalam bus. Kebetulan mereka dapat bus yang sama dengan Luisa dan Jeje.
Luisa memasang earphone ke telinganya, sembari menunggu, dan menjaga tempat duduk mereka.
Sruk!!
Seseorang duduk di sampingnya.
Luisa menoleh, terlonjak kaget melihat siapa yang duduk di sampingnya.
“Kak Jean.”
Melepas earphone nya, Luisa cepat-cepat menutup wajahnya menggunakan tanganya, seperti membuat tembok menggunakan tangan kecil itu.
Jean menoleh, ia mendengar suara hati cewek itu.
“Kamu?”
Luisa tidak merespon, terus-terusan menutup wajahnya.
Sementara Aksa, mulai sibuk melancarkan aksi perbuayaannya sampai tidak sadar temannya, Jean duduk di samping seorang perempuan.
Tadi, Jean asal duduk karena melihat disamping Luisa kosong.
Karena tidak di respon, Jean diam.
Tidak berselang lama, Jeje dan Davin datang.
“Loh? Ini ‘kan tempat duduk aku.” Menatap Luisa kemudian menatap Jean.
Luisa menatap melas Jeje, meminta maaf karena tidak bisa menjaga tempat duduk mereka dengan baik, sekaligus meminta bantuan supaya Jean dapat segera pindah, melalui tatapannya.
Semoga saja Jeje paham.
Jean mendongak menatap Jeje.
“Tempat kamu?”
Jeje mengangguk.
Jean hendak bangkit, tapi Davin menekan bahunya supaya tetap duduk di tempatnya.
“Udah duduk sini aja. Biar Jeje sama aku.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Jean. [END]
FanficLuisa adalah salah satu siswi yang mengagumi sosok Jean. Cewek itu agak tidak percaya diri karena benari-beraninya menyukai Jean yang segalanya, tapi cowok itu malah, "Sayang banget sama, Luisa!"