"Eum ... Lisa."
"Ya." Cewek itu menoleh.
Jean melangkah menyamakan jalan keduanya.
"Maaf!"
Luisa menatap bingung.
"Maaf?"
"Punggung kamu tadi, sakit?"
Lisa menggeleng cepat, "G-gak, kok."
"Bohong."
Luisa gelagapan, ketahuan.
"Iya, sakit dikit. Hehe."
Jean menarik tangan Luisa ke rak buku fisika, "Karena udah mukul kamu. Aku bantu cari buku buat kamu."
Luisa tersenyum cerah. Pukulan di punggungnya tidak keras sebenarnya, ia hanya kaget, makanya mengeluh sakit.
"Beneran, Kak?"
Jean mengangguk. Luisa tambah tersenyum.
"Buku fisika yang gimana, yang kamu cari?"
Luisa melihat kearah rak buku. Mencari buku yang ia butuhkan, dan sekejap menemukannya, "Ini ... " Tapi sayang tingginya tak cukup untuk mengambil buku di rak yang lumayan tinggi letak buku itu.
"Biar aku ambil." Langsung mengambil buku itu.
Luisa tersenyum, "Makasih, Kak."
"Hmm."
Luisa membuka bukunya, sekejap kepalanya terasa berputar-putar, pusing.
"Kenapa?" Tanya Jean.
Luisa menggeleng, "G-gak kenapa-kenapa, Kak. Oh ya, aku mau ngerjain tugas aku dulu. Sampai nanti."
Luisa duduk di salah satu kursi disana. Meletakan buku-buku yang ia bawa, dengan yang tadi Jean ambil, ke atas meja.
Perlahan Luisa mulai membuka dan mempelajari rumus-rumus itu. Namun nihil semakin banyak ia mempelajarinya, maka semakin hebat juga pusing yang menderanya.
Jean yang masih memperhatikan cewek itu, mendekati nya.
"Ada yang bisa aku bantu?"
"Eh? Kakak belum pergi?"
Jean duduk di samping Luisa.
"Kamu gak senang aku disini?"
"B-bukan gitu." Menggeleng seraya menggerak-gerakkan tangannya ke kanan dan ke kiri menandakan ia menolak ujaran cowok itu barusan.
"Coba lihat." Menarik buku soal Luisa.
Cewek itu menatap harap cemas, bagus kalau Jean mau membantu, tapi pasti ia akan terlihat bodoh di hadapan cowok itu. Luisa jadi menyesal tidak belajar lebih giat.
"Ini mau di kerjain kapan?"
Luisa terkesiap, sadar dari lamunanya yang sudah kesana-kemari.
"A-aa, itu ... " Luisa menarik kembali buku soalnya, "Akan ku kerjakan nanti." Berdiri dari duduknya, merapikan kembali buku-bukunya bersiap pergi.
"Kamu buru-buru?"
Luisa mengangguk. Bahaya, kebodohannya bisa terbongkar kalau ia ketahuan tidak bisa mengerjakan rumit fisika soalnya tadi.
"Aku duluan, Kak."
Jean hanya mengangguk, membiarkan cewek itu pergi.
"Mampus kalo ketahuan, Kak Jean. Aku bodoh."
Jean terkekeh pelan, "Dia ... Kenapa manis banget."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Jean. [END]
FanfictionLuisa adalah salah satu siswi yang mengagumi sosok Jean. Cewek itu agak tidak percaya diri karena benari-beraninya menyukai Jean yang segalanya, tapi cowok itu malah, "Sayang banget sama, Luisa!"