🍂 16 🍂

1.8K 299 19
                                    

Kondisi Jean sudah lumayan membaik namun tidak dengan kedua orang tuanya.

Ayah Jean memutuskan pergi ke luar negeri dan menetap disana. Sementara Ibunya pergi kerumah nenek Jean dan tinggal disana.

Jean sendiri lagi dirumah. Kendati demikian, Jean masih punya Luisa. Ada cewek itu yang selalu mau tanpa Jean minta ada disampingnya.

Jean beruntung memiliki Luisa.

Sepanjang jalan menuju sekolah, Jean mendadak menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

“Kenapa, Kak?” Tanya Luisa.

Jean tersenyum, membuka tanganya lebar-lebar, “Sini, aku peluk dulu.”

Cewek itu tersenyum dan langsung masuk kedalam pelukan pacarnya.

“Kangen banget sama, Luisa.” Mencium puncak kepala ceweknya.

“Dari tadi kita sama-sama terus loh, Kak.” Kekeh cewek itu.

“Gau tahu kangen aja rasanya.” Mengeratkan pelukannya.

“Astaga sesak, Kak.”

Jean tertawa pelan. Sedikit mengendurkan pelukannya sampai akhirnya melepaskan pelukan mereka untuk menangkup wajah ceweknya.

“Mau cium, boleh, Li?” Menunjuk bibir pacarnya.

Luisa tidak langsung menjawab, “Nempel aja, ya.”

Jean mengangguk.

Luisa tersenyum, menutup matanya dengan pipi merah.

Jean tersenyum cerah kemudian langsung menempelkan bibirnya dengan bibir Luisa.

Cukup lama sampai akhirnya ia menarik lepas bibir keduanya.

“Udah. Makasih, ya, Sayang.”

“Iya, Kak Jean, Sayang.”

Jean langsung memeluk Luisanya lagi membuat cewek itu tertawa renyah.

“Aduh, salting aku.” Ujar Jean.

























__🍂__
























Sepanjang koridor sekolah dari parkiran, Jean terus menggandeng tangan kecil pacarnya sampai ke kelas.

Didepan kelas, Jean berbicara sebentar seperti memberi petuah untuk ceweknya.

“Nanti kalo ada soal yang guru kasih dan kamu gak bisa ngerjain, bilang ke aku. Nanti kita kerjain sama-sama di perpustakaan.”

Cewek itu tertawa lagi, agak merasa bagaimana dengan Jean. Pasalnya setiap ada soal yang tidak bisa ia kerjakan, cowok itu yang selalu mengerjakannya, bukan lagi mereka yang mengerjakan berdua tapi memang Jean kerjakan sendiri.

“Iya, Kak. Tapi 'kan biasanya cuman Kakak yang ngerjain, aku cuman nunggu hasil.” Sambil cengengesan.

Jean tersenyum gemas, mengusap kepala ceweknya lembut, “Gakpapa, aku ‘kan cinta sama kamu.”

Pipi Lisa merah, langsung menoleh kesamping melihat siapa tahu ada yang mendengar.

“Kak udah ih, sana ke kelas aja.” Sambil mendorong punggung cowoknya supaya lekas pergi ke kelasnya.

Bahaya ia dibuat baper terus.

Jean terkekeh, “Iya-iya.”

Luisa tersenyum dan kembali masuk kedalam kelasnya setelah punggung Jean sudah tidak terlihat olehnya karena termakan jarak.

























Hai, Kak Jean. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang