🍂 17 🍂

1.7K 287 24
                                    

Jean duduk di samping Luisa. Keduanya tengah berada di ruang tengah rumah cewek itu.

“Li, kamu mau makan apa?” Tanya Jean.

Dirumah sedang tidak ada orang, hanya ada Jean dan Lisa. Kedua orang tua Luisa sedang keluar menghadiri acara bisnis.

“Makan mie aja, Jean.”

Jean melotot sambil menatap wajah cewek itu.

“Apa tadi, ulang?”

“Mie, Jean.”

“Jean?!”

Luisa menatap cowoknya dengan wajah polos.

“Kenapa, Jean?”

Cowok itu mencebik, membuang muka, menatap kedepan dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada.

“Tahulah. Malas sama, Luisa.”

Cewek itu mengulum senyum.

“Loh kok gitu ... Jean udah gak sayang, makanya malas sama aku?”

“Tuh ‘kan. Jean terus Jean terus.”

Jean semakin kesal.

Luisa malah tertawa pelan.

“Emang kenapa, Jean? Ada yang salah? Nama kamu 'kan emang Jean.”

“Tahu! Kesal sama, Luisa.” Lalu berdiri, bergegas ke dapur untuk membuatkan mie untuk cewek itu.

Luisa mengikuti pacarnya ke dapur. Ia sedang mencontohi trend yang ada di sosmed dan di praktekkan pada Jean. Ingin melihat seperti apa reaksi cowoknya. Dan Luisa pikir, reaksi Jean sangat lucu.

“Jean.” Panggil Luisa, semakin jadi. Ia berdiri di samping cowok itu.

Jean diam tidak menjawab.

“Jean marah, ya?”

Cowok itu menghela nafas, namun tidak menjawab.

Sementara Luisa menahan tawa, ternyata seru juga pikirnya.

“Jean kalau aku ada salah bilang aja. Aku kalau Jean diem terus aku jadi---”

“Manggil Jean lagi aku tambal mulut kamu!”

Luisa langsung mengatupkan mulutnya. Ganas betul pacarnya ini. Namun setelah beberapa detik, ia kembali berbicara.

Bandel.

“Emang mulut bisa di tambal, Jean? Lagipula aku gak salah. Nama kamu ‘kan emang Jean.”

Cup!

Seketika Luisa diam, cowok itu mencium bibirnya.

Jean menghadap cewek itu, menatap wajah pacarnya lekat-lekat.

“Siapa yang ngajarin kamu manggil kaya gitu? Biasanya juga manggil, Kak!”

“Ya emang salah? Nama kamu ‘kan emang, Jean.” Agak nyolot.

Cup!

Lagi.

Kali ini lebih lama menempel, bahkan digigit gemas oleh Jean bibir ceweknya sampai akhirnya ia menarik bibirnya menjauh dari bibir Luisa.

Kemudian berbicara memberitahu dan menekankan sesuatu yang harus pada Luisa.

“Gak boleh panggil Jean Jean lagi. Panggil Kakak aja atau Sayang. Jangan aneh-aneh!”

Luisa mengulum bibir, kemudian terkekeh karena tidak bisa menahannya.

“Iya, Jean.”

“SAYANG!”

Hai, Kak Jean. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang