🍂 11 🍂

2.1K 366 26
                                    

Luisa melepaskan pelukan Jean dan semua orang diam memperhatikan mereka berdua.

"Kakak becanda, ya?" Tebak Luisa berusaha melindungi hatinya.

Jean menggeleng tanda serius, ia tidak bisa menunda perasaannya lagi.

"Aku serius."

Luisa terdiam, jantungnya berdebar-debar bahkan wajahnya mulai bersemu merah. Apa ini nyata??? Kalau hanya mimpi bagaimana. Kalau Luisa terlalu berharap dan berakhir Jean hanya mengatakan becanda, ia akan sakit lagi.

"Kak---"

"Aku cinta sama kamu."

Semua orang menahan histeris tidak sanggup, terkejut namun tetap ikut merasa senang akan Luisa yang mendapatkan ungkapan cinta dari seorang Jean.

"K-kak ..." Lisa salah tingkah. Menatap kesana kemari asal tidak melihat Jean.

"Iya, aku suka dan cinta sama kamu." Imbuh Jean memperjelas perasaannya. Jantungnya tak kalah berdebar luar biasa.

Luisa menunduk menatap sepatunya, ia merasa senang sampai sulit diutarakan, tapi muncul rasa takut dalam dirinya kalau ia hanya di permainkan oleh Jean. Ia takut kalau ternyata ini hanya becandaan belaka cowok itu.

"Kak---"

Jean memotong lebih dulu, "Kamu pacar aku sekarang." Langsung memutuskan.

"Hah?"

Jean tersenyum tipis, "Pacarku!!" Ucapnya pada Luisa.

Cewek itu menahan nafas, kondisi jantungnya semakin tak terkendali. Jean harus segara dihentikan. Becandaannya sudah melewati batas.

"Kak, kalau Kakak hanya niat main-main---"

"Kau mau ku buktikan."

Luisa tidak menjawab karena mendadak menjadi cemas. Entah pembuktian seperti apa yang akan cowok itu lakukan. Jean tidak bisa di tebak dengan mudah.

"Tidak, bukan begitu---"

"Akan ku buktikan."

Luisa lama-lama jadi kesal, cowok itu selalu menyela tanpa mendengarkan perkataannya lebih dulu.

Jean menarik tangan Luisa dibawa ke depan kelas. Semua orang terus memperhatikan.

"Perhatian ... Mulai sekarang Luisa adalah pacarku. Jadi jangan coba-coba untuk mengusiknya." Ujar Jean mengklarifikasi hubungannya dengan Luisa sekaligus memberi peringatan.

Luisa mati kata, hanya bisa terdiam berusaha menganalisis apa yang terjadi. Ini terlalu cepat untuknya. Baru kemaren Jean menyakiti hatinya dengan bercanda soal perasaannya, sekarang malah pria itu mengklaimnya menjadi pacar cowok itu begitu saja.

Jean menoleh, merunduk menatap Luisa, "Udah percaya 'kan?"

"Tapi..."

"Tapi apa?"

"Tapi, Kak. A-aku belum ... B-bilang iya jadi pacar kamu." Ucap Luisa bersuara menekan segala rasa takutnya untuk berbicara.

Jean mengangguk paham, "Aku akan menunggu sampai kamu setuju jadi pacar aku ... Tapi selama itu status hubungan kita udah pacaran."

"Loh?!"

Beberapa anak murid disana mendecak kesal dalam hati mendengar ucapan Jean yang jelas sesuka hati.

"Itu sama aja, Kak." Rengek Luisa merasa tidak masuk akal pada ucapan cowok itu barusan.

Jean terkekeh kecil, membawa Luisa kedalam pelukannya dengan lembut, jadi sangat suka memeluk cewek itu.

Hai, Kak Jean. [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang