bab 1

395 36 11
                                    

Matahari kian menjulang tinggi,second waktu meraung-raung memanggil untuk orang-orang memulai aktivitas rutin,jalanan mulai pun tampak terlihat padat walau turun hujan dengan derasnya tak menggentarkan orang-orang diluar sana untuk menghasilkan pundi-pundi uang.

Seperti halnya seorang lelaki berperawakan gagah layaknya seorang idol itu meneliti dengan teliti lembar demi lembar tumpukan kertas yang berada di meja kebesarannya,sungguh tanpa diduga jika dia bukan hanya pekerja biasa,dia adalah tombak kelangsungan semua orang untuk menghasilkan pundi-pundi uang dalam bangunan megah itu.

CEO Kim sang bum nama yang tertera di papan kecil diatas meja,mendesah berat ketika ada seorang tanpa sopan santun melenggang masuk tanpa permisi.

"Baby....kau mengabaikan aku lagi." berjalan tanpa malu,melingkarkan tangan dari belakang ke leher kimbum.

"Pergilah,aku sedang tidak mood berdebat dengan mu." Ungkap Kim bum dingin.

"Ayolah baby....kau-"

"Hentikan Han so hee! Kau tidak tulikan! Pergi sebelum aku bertindak kasar, satu lagi jangan pernah memanggilku dengan sebutan menjijikan mu itu."

"Aku ingin menemani mu,bagaimana kalau sekarang kita jalan-jalan saja" ungkapnya dengan percaya diri.

Perempuan itu tidak tau saja orang yang di ajak bicara sudah mengeraskan rahang,jika orang lain yang berada di sana mungkin nyali nya sudah sudah kabur duluan sebelum raganya.

"Kau yang pergi atau aku yang pergi."

"Kita yang pergi" ungkapnya dengan nada centil dan itu terdengar menjijikan ditelinga kimbum.

"Baiklah." So hee pun berbinar mendengarnya.

" Jadi-" tanpa menunggu lagi kimbum bangkit dari kursi berjalan membuka Pintu ruangan nya.

"Silahkan keluar nona Han so hee."

"Baby kau tadi bilang kita pergi" rengeknya.

"Kau seharusnya bisa memahami perkataan ku,aku mengatakan kau atau aku pergi? Jadi aku memutuskan untuk kau yang pergi,jadi silahkan keluar dari ruangan saya."

"Ahn Tae Hwan" merasa dirinya dipanggil oleh atasannya,dia pun langsung menghampiri.

"Iya pak."

"Bawa wanita itu pergi dari ruangan saya, selebihnya terserah kau mau apakan."

"Baik pak."

Setelah mendapat perintah mutlak dari atasannya.
Tae Hwan pun maju ke arah so hee menarik paksa pergelangan tangan wanita itu.

"Lepaskan tanganku!"

"Kau tidak bisa seenaknya begitu baby,kenapa kau baby, baby baby dengarkan aku !! Lepaskan tangan ku!!!!!!" protes akan sikap kimbum yang menurutnya tidak adil. So hee pun meronta dari tarikan tangan ahn Tae Hwan.

"Dasar wanita tak tahu diri." Ungkap ahn Tae Hwan setelah berhasil menyeret Han so hee keluar perusahaan.

"Kau bilang apa!!! Dengar pegawai rendahan seperti mu bahkan tak berhak mengatai ku seperti itu!!!!" Dengan berapi-api menunjuk wajah Tae Hwan dengan jari telunjuknya.

"Sekali tak tahu diri ya tetap saja tak tahu diri." Ujar nya santai meninggalkan so hee begitu saja.

"APAAA...... Awas kau ya!" Mengacak-acak rambutnya lagi-lagi dia gagal meluluhkan Kim sang bum.

"Bagaimana." Ucap Kim bum tiba-tiba saat Tae Hwan masuk keruangan nya.

"Sudah ku usir,aku heran sudah kau tolak mentah-mentah masih saja dia datang lagi dan lagi." Ahn Tae Hwan assistent pribadi yang merangkak sebagai sekertaris sekaligus teman dekat kimbum, berjalan dan duduk di sofa single bersebrangan dengan kimbum.

Jika Tae Hwan sudah berbicara santai maka mereka dalam mode pertemanan,artinya yang tidak terlibat langsung dengan pekerjaan karena saat ini sudah menunjukkan waktu istirahat makan siang.

"Entahlah,sungguh aku muak dengan semua tingkah nya yang pura-pura itu."

"Bibi sungguh tidak tau apapun?"

"Ibuku lebih percaya wanita bermuka dua itu terlebih nenek bisa sangat mempercayai bualan nya,aku pun sulit sekali memberikan pengertian kepadanya"

"Bagaimana jika selepas pulang nanti kita mampir kesuatu tempat bum,sedikit menghilangkan penat"

"Kemana?" memicingkan mata curiga dengan gelagat aneh Tae Hwan.

"Ada lah,ikut saja di jamin lelah mu akan hilang." Sambil menaik turunkan alis.

"Terserah kau saja" sambil bangkit dari duduk nya berjalan ke keluar.

"Kau mau tetap disini atau mau ikut makan denganku."

"Ayo, jelas ikutlah,masa ada yang gratis di anggurin,jelas bukan saya itu."

••••

Waktu sudah menunjukan pukul 13.59 ,Seorang gadis dengan muka bantalnya bangun dari tidurnya ,duduk diatas ranjang sambil menggaruk rambutnya yang berantakan khas seperti orang pemalas,dengan langkah gontai berjalan menuju pintu yang selalu tertutup gorden yang selalu membuatnya penasaran beberapa hari ini.

Tanpa menunggu waktu yang lama gadis itu langsung menarik gorden yang ada didepan mata.

Srekk

Begitu sepenuhnya terbuka,mata gadis yang awalnya masih sayu pun tiba-tiba melotot kaget,hingga....

"Huaaaaaaaaa................"

"Kau,kenapa Kim so Eun?" Dengan tergesa-gesa kristal berlari kesetanan begitu mendengar suara lengkingan Kim so Eun dari dalam kamar.

"Waaahh kristal ini sangat indah,lihatlah lihat,begitu aku membuka gorden pintu kaca ini langsung disunguhi pemandangan laut yang indah"

Ungkap nya dengan mata yang berbinar-binar sambil berlari kecil menuju balkon luar kamar,wajar saja karna selama beberapa hari Kim So Eun disina gorden kamar itu tidak pernah terbuka entah karena tak tahu caranya atau karna sifat pemalasnya.

"Kau ini,ku kira ada apa benar-benar mengagetkan."

"Iya,iya maaf. Aku kan hanya kagum saja,sudah 3 hari aku berada disini aku baru tau ada pemandangan ini dan kau juga selama aku disini kau hanya mengajak ku ke supermarket saja kan,kau mau tidak membawaku jalan-jalan."

Dengan bicara ekpresi mata di kedip-kedipkan sambil menunjukkan senyum tanpa dosa nya berharap kristal luluh.

"Kau ini banyak maunya" pasrah kristal

"Jadi bagaimana" menunggu harap-harap cemas.

"Apa yang ingin kau lihat memangnya"

berjalan ke dapur sambil menuntun So Eun untuk duduk di meja makan.

"Hmmm...." Dengan ekpresi berfikir

"Bagaimana jika ke tempat yang kau kunjungi saat malam jika kau sedang bosan" imbuhnya kemudian.

"Uhuk...uhukk"

"Kenapa jadi batuk sih,ini minum dulu dengan benar." Ujarnya reflek berdiri menepuk-nepuk punggung kristal.

"Kau yakin mau kesana" kristal memastikan.

So Eun hanya mengangguk mantap,jika sudah begini apa boleh buat mau tidak mau kristal harus menuruti permintaan sahabat cerewetnya jika tidak mau hari-harinya di recoki berbagai gerutuan.

"Huuh baiklah,aku akan membawa mu kesana." Pasrah kristal, sejujurnya dia ragu membawa so Eun kesana,akan tetapi dia malas jika harus mendengar gerutuan sepanjang hari tidak bukan sepanjang hari akan tetapi bisa jadi berhari-hari.

"Benarkah." Kata so Eun dengan berbinar senang.

"Kau harus menurutiku semua perkataan ku sesampai disanaa,disana itu berbahaya." Kata kristal memperingati.

"Berbahaya? Apa disana banyak penjahat yang membawa senjata." Tanya so eun polos.

"Disana banyak penggoda,jadi harus hati-hati,kau harus menurut kepada ku."

"Baiklah,aku menurut saja,ayo kita siap-siap." Ujar so eun berlari menuju kamar.

Kristal pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat ke antusiasan Kim so Eun.





Finfolk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang