bab 9

168 24 6
                                    

"Aku memberimu kesempatan."

Kalimat itu terngiang-terngiang jelas di kepala soeun dan entah kenapa hatinya merasakan sesak yang amat sangat dalam mendengar Kim bum mengatakan kalimat itu kepada han so hee.

Saat so eun sedang duduk bersama kristal di sebuah restoran,tanpa sengaja mata so eun melihat Kim bum berjalan masuk ke arah restoran yang sama dengan nya. Awalnya so eun senang dan berfikir jika Kim bum sudah memaafkan nya perlihal kejadian siang lalu, dan tujuan awal so  eun masih di restoran itu bersama kristal sebenarnya sedang menunggu kedatangan  Ahn Tae Hwan yang berkata akan mengantarkan kristal pulang.

Mungkin fikir so eun, Tae Hwan memberitahu kimbum jika so Eun juga berada disana dengan kristal dan mungkin apa yang di fikirkan so eun kimbum kesana untuk menjemputnya dan pulang bersama, namun pada kenyataan tidak seperti apa yang Kim so eun harapkan kimbum berjalan melewatinya menuju meja yang berada di pojok dan duduk di depan seorang wanita, entahlah sebenarnya kimbum sadar atau tidak jika so eun juga berada di restoran yang sama dengannya.

Mengenai hubungan Tae Hwan dan kristal, so Eun sudah mengetahuinya 4 hari yang lalu, dengan secara resmi kristal memberi tahu so Eun jika dia berkencang dengan ahn Tae Hwan. Awalnya so eun ragu jika kristal berkencan dengan ahn Tae Hwan akan tetapi kristal hanya menyakinkan so eun jika semuanya akan baik-baik saja.

"So Eun, kau baik-baik saja." Tanya kristal hati-hati dia pun juga mendengar apa yang kimbum katakan kepada han so hee.

"Hmm aku baik, kau tidak perlu khawatir." jawab so Eun menenangkan,akan tetapi siapa yang tau dengan hatinya.

"Kenapa kau tidak jujur saja dengan kimbum, jika perempuan itu mengancam mu." Ujar kristal dengan sengit kristal menatap so hee.

" Dan membahayakan mu, aku tidak bisa melakukan nya." Papar so Eun ikut menatap so hee dan kimbum.

Benar, Han so hee telah mengancam so Eun beberapa waktu sebelum so eun masuk ke dalam perusahaan, saat so eun berjalan masuk dia melihat Han so hee keluar dari dalam lift, mereka berpapasan disana, dan hal itu tidak di sia-siakan Han so hee untuk berbicara empat mata dengan so eun.

Jika so eun tidak bisa membuat kimbum menerimanya. Han so hee mengancam akan menyebarkan ke publik jika so eun adalah seorang duyung melalui isi video yang so hee diam-diam ambil sewaktu so hee berkunjung kerumah kimbum, tanpa sengaja so hee mendengar percakapan so Eun dan kristal tanpa butuh waktu lama so hee mengeluarkan ponsel nya dan merekam so Eun dan kristal sewaktu dari manusia menjadi duyung.

"Ayolah so eun, kau jangan membohongi dirimu sendiri." Jengkel kristal.

"Aku tau kau mencintainya kan." Timpal kristal lagi.

"Siapa yang mencintai siapa?" Ujar Tae Hwan yang mengintruspi tiba-tiba dan duduk di sebelah kristal.

"Dia bilang, kristal mencintai mu." jawab so Eun mengalihkan pembicaraan dan kristal hanya memutar bolanya malas seakan mengerti so Eun mengalihkan pembicaraan.

"Benarkah." Dengan menengok ke arah kristal.

"Jadi kalian akan langsung pulang kan, jika ia maka pulang saja aku akan pulang naik taksi." Isyarat so eun kepada kristal.

"Mau aku hubungi kimbum untuk menjemputmu,kulihat tadi sudah pulang lebih dulu." Saran Tae Hwan kepada soeun.

"Tidak usah aku ak-"

"Hai, aku tidak menyangka kita semua bisa bertemu disini." Ujar Han so hee tiba-tiba mengintrupsi pembicaraan mereka dengan tangan melingkar di lengan kimbum.

"Kalian tidak memberiku selamat." Ujar Han so hee tiba-tiba dengan memandang sinis ke arah so eun.

"Selamat apa." Akhirnya Tae Hwan bersuara setelah membeku melihat kedekatan so hee dengan kawan baiknya itu.

"Aku sekarang berkencan dengan kimbum, dan mungkin sebentar lagi aku akan menjadi nyonya Kim, benar kan baby." Jelas so hee dengan senyum mengejek ke arah so Eun.

"Bum." Kata Tae Hwan ingin memastikan apa yang di dengarnya  tidak salah.

"Hm." Hanya itu jawaban kimbum, dari jawaban itu pun sudah membenarkan semua perkataan so hee. Bahkan dari awal kimbum tidak mengalihkan tatapan untuk Kim so Eun yang juga memandangnya. Jujur awal nya kimbum kaget melihat so Eun disana bersama Tae Hwan dan kristal.

"Bagaimana bisa." Tanya Tae Hwan tak percaya.

"Kami pergi dulu, bye." Ujar so hee dengan melambaikan tangan tapi seolah-olah sedang mengejek sangat jelas ketara sekali.

"So Eun." Panggil kristal pelan.

"Aku tidak apa-apa, kalian pulanglah." Bicara dengan senyum seolah tidak terjadi apa-apa.

"Tapi so-"

"Tae bisa tolong bawa kristal pulang, dia kelihatan lelah setelah berbelanja banyak." Gurau so Eun dengan nada pura-pura bercanda.

"Kau yakin pulang sendiri, aku tidak keberatan jika mengantarmu pulang terlebih dahulu, atau kau mau pulang ke apartemen kristal saja." Tanya Tae Hwan memastikan.

"Tidak apa-apa jangan khawatir, setelah ini aku harus ke supermarket ada beberapa barang yang ingin ku beli." Dusta so Eun.

"Baiklah, jika begitu kami pulang dulu so Eun." Kata Tae Hwan .

"Aku pulang, hubungi aku jika ada apa-apa." Ujar kristal setelah memeluk soeun dan so Eun hanya mengangguk mengiyakan.

Waktu sudah menunjuk kan pukul 8 malam,so Eun sudah menyiapkan makan malam sejak 1 jam lalu,meski begitu Kim so Eun tetap menjalankan tugasnya menjadi pelayan kimbum. Duduk di meja makan dengan semua masakan yang telah dibuatnya dan menunggu sang tuan pulang. Akan tetapi tidak ada tanda-tanda kimbum pulang cepat. Dengan perasaan sedih dan kecewa so eun membereskan semua masakan  yang telah di buatnya.

Dengan langkah pelan so Eun berjalan  menuju tapi halaman belakang,duduk dengan setengah kaki di masuk kan ke dalam air. So Eun berfikir apakah sudah terlambat memberi tau Kim bum tentang semuanya, terutama memberi tau perasaannya jika so Eun mencintai pria itu. Tanpa so eun sadari Kim bum telah memerhatikan so eun lama,mulai dari membereskan makanan hingga berjalanan dan duduk menyendiri disana.

Sebenarnya kimbum ingin menghampiri so eun, akan tetapi mengingat perkataan so eun siang lalu membuat amarahnya mendidih.

"Mungkinkah keputusan ku sudah tepat." Batin kimbum

Mengingat memori-memori yang telah dilakukannya dengan so eun, membuat hatinya perih, mengingat kenyataan apa kimbum rasakan tidak dirasakan oleh hal yang sama oleh so Eun. Setelah berkutat dengan pemikirannya akhirnya kimbum berjalan menghampiri so eun.

"Masuklah kedalam, udara semakin dingin." Ungkap kimbum yang berdiri   di belakang so Eun dengan pandangan lurus menatap lautan dan satu tangan masuk ke dalam celananya.

"Kim bum kau pulang." Ungkap so Eun mendongak dan menemukan kimbum di belakangnya secara reflek so Eun langsung berdiri di hadapan kimbum.

"Kau sudah makan." Timpa so Eun lagi.

"Hm." Hanya itu dengan kimbum.

"Baiklah mungkin kau lelah,aku akan siap kan air dan baju untukmu." Ujar so eun tersenyum dan berjalan meninggalkan kimbum. Belum sampai ada lima langkah suara kimbum mengintrupsi langkah soeun.

"Tidak usah, aku akan menyiapkan nya sendiri." Papar Kim bum dingin masih dengan posisi yang sama seperti awal kedatangannya.

"Tapi kenapa, bukankah itu tugas ku." Jawab so eun, kimbum sebenarnya menangkap nada kesedihan dari suara so Eun.

"Masuk dan tidurlah." Ujar kimbum dingin, berjalan meninggalkan so eun disana sendirian.

So Eun hanya bisa menatap punggung kimbum yang berjalan semakin jauh dan menghilang di balik pintu dengan mata yang berkaca-kaca. Gelagar aneh menghimpit hati so eun dan jantungnya yang terasa sesak akan sikap dingin kimbum yang di layangkan kepadanya. Demi tuhan Kim so Eun tidak bisa kuat menerima perlakukan dingin kimbum yang dia berikan kepada soeun yang bahkan belum ada 24jam.

"Aku tidak suka kau bersikap begini kepada ku kimbum." Lirih so Eun,dengan menatap nanar pintu dimana kimbum menghilang.


Finfolk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang