bab 8

179 26 5
                                    

Waktu berjalan dengan sangat cepat, tak terasa sudah 1 bulan Kim so Eun menjadi pelayan pribadi dan kekasih pura-pura kimbum kala kimbum membutuhkan.

Jika berbicara tentang pelayan mungkin kah so eun bisa disebut sebagai seorang pelayan atau sebagai seorang istri, jika tugas pelayan menyiapkan makanan itu masih bisa terasa wajar akan tetapi jika tugas Kim so Eun  menyiapkan apa pun keperluan kimbum mulai baju kantor dari kepala sampai kaki, kemudian menyiapkan baju yang akan di kenakan di rumah, menyiapkan piyama ketika kimbum akan tidur, menyiapkan air untuk kimbum gunakan mandi, bahkan mengantar Kim bum kedepan pintu hanya untuk mengantar kimbum bekerja, apakah itu wajar untuk seorang pelayan pribadi.

Dan dalam waktu 1 bulan itu pula Han So hee semakin gencar mendekati Kim bum dengan berbagai cara contohnya seperti sekarang han so hee memohon kepada Kim bum untuk memberikan nya kesempatan,walau pun sudah kimbum tolak berulang kali.

"Mau sampai kapan, tolong berhentilah so hee."

Desah frustasi kimbum menghadapi so hee yang sedang menangis di depan nya. Entah tiba-tiba so hee menemuinya di kantor dengan menunjukkan wajah sedih dan mata yang berkaca-kaca entah itu air mata pura-pura atau asli.

"Aku tidak akan berhenti baby, sampai kau menerima ku." Kekeh so hee

"Aku tidak bisa so hee, maaf." Ujar lembut Kim bum.

"Beri aku kesempatan sekali lagi, aku mohon, aku tau kau hanya pura-pura dengan gadis murahan itu."

"Berhenti memanggilnya murahan so hee." Bentak kimbum.

"Kenapa baby! Kenapa kau selalu membela nya. Kenapa kau tidak bisa memandangku sedikit saja, KENAPA!"  Ungkap so hee emosi dengan nafas naik turun.

"Aku bisa melakukan apapun, aku bahkan aku bisa melukai wanita murahan mu dengan mudah." Ungkap so hee menyeringai dengan dengan menghapus air matanya.

"Akan tetapi aku tidak akan melakukan nya jika kau memberiku kesempatan. Aku tidak pernah main-main dengan semua ucapan ku baby, kau boleh fikirkan lagi tetapi aku harap kau tidak terlalu lama berfikir." Setelah mengatakan itu so hee melenggang pergi dari hadapan kimbum.

Dengan mengeraskan rahang dengan kedua tangan mengepal kuat, Kimbum benar-benar marah, akan tetapi kimbum juga memikirkan ancaman so hee. Ketika wanita itu mengatakan akan melukai artinya dia akan benar-benar melukai, jangan sampai kejadian yang terjadi masa lampau terulang lagi, pikir kimbum.

"Kimbum." Panggil soeun, entah sejak kapan gadis itu sudah duduk di kursi di depannya.

"Kau memikirkan apa, sampai tidak sadar dengan kedatangan ku." Protes so Eun.

"Kau ingin tau, aku memikirkan apa." Jawab kimbum dengan mencondongkan wajah nya ke depan so Eun hingga membuat so Eun menahan nafasnya.

"Bisa tidak, kau jangan dekat-dekat begitu." Protes so eun gugup

"Kenapa, kau gugup." Ejek kimbum

"Siapa yang gugup." Elak so Eun dengan memalingkan wajahnya.

"Ini makan siang mu, maaf aku sedikit terlambat. Ngomong-ngomong aku tidak melihat si pria egois di depan bahkan di mejanya dia tidak ada." Papar so Eun dengan berjalan ke arah sofa dan meletak kan bekal diatas meja disana.

"Kenapa kau tiba-tiba menanyakan, kau merindukan nya." Jawab kimbum dengan nada tidak suka bahkan kimbum memberikan tatapan tajam ke arah so Eun.

"Enak saja. Bisa tidak mulut mu itu tidak usah sembarangan bicara." Protes soeun.

"Aku cuma mau menanyakan apa yang sudah dia lakukan kepada kristal, kenapa kristal setelah bertemu dengan bisa mirip seperti orang gangguan jiwa, senyum-senyum tidak jelas aku jadi ngeri melihatnya. Lagi pula jika dia tau aku kesini pria egois itu selalu meminta jatah makanan,makanya aku tanya." Jelas Kim so Eun panjang lebar.

Finfolk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang