bab 10

167 24 5
                                    

Sayup-sayup terdengar suara berisik di dalam kamar, dengan mengerjap-mengerjapkan matanya kimbum mulai bangun dari tidurnya dan duduk diatas ranjang, menolehkan kepala mencari tau apa yang terjadi dan menemukan so eun disana yang ternyata menjadi sumbernya.

Yang so eun lakukan saat ini adalah bolak-balik dari kamar mandi kemudian masuk ke ruang walk in closet, ke kamar mandi lagi dan masuk ke walk in closet lagi, begitu terus hingga beberapa kali. Kimbum memperhatikan so Eun dalam diam, jika keadaan mereka baik-baik saja pasti kimbum sudah melayangkan komentar dan godaan seperti yang dilakukannya setiap pagi, dan agaknya so eun belum menyadari jika kimbum sudah bangun dan sedang memperhatikannya. Hingga pada akhirnya netra keduanya bertemu dan Kim so eun tersenyum menghampiri kimbum.

"Kau sudah bangun, maaf jika tidurmu terganggu karna suara gaduh, aku sedang menyiapkan air untuk mu dan menyiapkan pakaian mu dalam satu waktu hehehe." Ujarnya tersenyum dengan menghampiri kimbum.

"Sekarang mandilah, aku akan merapikan tempat tidurmu." Timpal soeun lagi karna merasa tidak ada jawaban dari kimbum.

Tanpa sepatah kata kimbum masuk ke dalam kamar mandi dan benar saja, bathtub besar yang berbentuk lingkaran seperti kolam itu sudah terisi penuh dengan air hangat. Di lain sisi so eun hanya menghela nafas melihat kim bum bungkam tidak seperti Kim bum setiap pagi yang selalu berkomentar apa pun yang so eun lakukan yang di bumbui dengan godaan.

Setelah membuka gorden kamar dan merapikan tempat tidur kimbum, so eun kembali masuk ke dalam ruang walk in closet untuk mengambil setelan kantor dan perlengkapan lainnya yang telah ia siapkan sebelumnya dan meletakkan di atas ranjang, setelahnya so eun keluar dari kamar Kim bum dan berjalan menuju dapur berencana melanjutkan membuat sarapan untuk mereka berdua yang sempat tertunda.

"Kau sudah datang, duduklah aku membuat mac & cheese dan sosis panggang." Kata so Eun begitu melihat kimbum datang dan menduduk kan dirinya disalah satu kursi yang berada disana.

"Ini, minumlah selagi hangat." Timpal so eun lagi dengan menaruh air madu mint hangat di hadapan kimbum kemudian so eun berjalan memutar dan duduk di kursi yang berhadapan dengan kimbum.

Mereka menikmati sarapan dengan hening tanpa ada suara.

"Kimbum kau, ingin makan siang dengan apa, biar nanti aku antar ke kantormu." Kata so eun, memecah keheningan.

"Tidak usah." Jawab kimbum datar sembari fokus dengan sarapannya.

"Loh, memang kenapa." Tanya so Eun binggung dengan menatap kimbum yang ada di hadapannya.

"Kenapa." Tanya so Eun lagi, karna belum ada jawaban dari kimbum.

"Kim b-"

"Aku makan siang dengan so hee." Jawab kimbum menyela apa ucapan so eun tanpa memerhatikan so eun.

"Ouh, benarkah." Lirih so eun sedih dengan kepala menunduk.

"Aku sampai lupa, kalau kau sekarang sudah berkencan hehehehe." Timpal so Eun dengan nada yang seolah-olah dia terlihat baik-baik saja.

"Kau pasti akan jatuh cinta dengannya su-"

"Bisakah kau diam." Papar kimbum dingin dengan mendongak menatap bola mata so eun.

"Waaahh, kim so eun aroma masakan mu tercium sampai luar." Kata ahn Tae Hwan yang tiba-tiba datang mengintruspi suasana tegang di antara kimbum dan so eun.

"Kau kenapa pagi-pagi kemari." Tanya so Eun malas.

"Tentu saja, aku mau meminta sarapan." Santai Tae Hwan, duduk disamping kimbum dan mengambil makanan tersedia disana.

"Yaakk yaakk, jangan banyak-banyak." Protes So eun melihat Tae Hwan begitu banyak mengambil makanan dan meletakkan nya diatas piringnya.

"Kenapa?" Jawab Tae Hwan dengan tangan yang masih menggantung untuk mengambil makanan kembali.

"Aku membuatnya untuk kimbum tau tidak sih, dan kau mengambilnya begitu banyak, kembalikan ayo kembalikan." Dengan nada jengkel so Eun bicara dengan Tae Hwan.

"Astaga so eun, kau ini pelit sekali, lagipula kimbum tidak mungkin memakan begitu banyak begini, jadi aku membantunya untuk menghabiskannya." Papar Tae Hwan panjang lebar.

"Aish, kenapa juga kristal menerima orang sepertinya,dasar manusia rakus." Gerutu soeun yang masih bisa di dengar oleh kimbum dan Tae Hwan.

"Aku mendengarmu, sepertinya ucapan kristal benar kau itu sangat hobi menggerutu ya, lagi pula teman mu itu tergila-gila denganku." Ujar Tae Hwan dengan menikmati makanan nya. Dan so Eun yang mendengarnya hanya mendengus kesal.

Setelahnya mereka bertiga menikmati makanan dengan hikmat dan hening.

"Bum, kau yakin berkencan dengan so hee." Tanya Tae Hwan setelah mereka berdua didalam mobil menuju perjalanan ke kantor.

"Kau tidak sedang bercandakan." Timpal Tae Hwan lagi.

"Apa aku terlihat seperti bercanda." Jawab kimbum dengan melihat pemandangan luar dari balik kaca.

"CK, bukan kah kau selama ini selalu menghindarinya, kenapa berubah pikiran." Tanya Tae Hwan sambil fokus menyetir.

"Apa aku tidak boleh berubah pikiran." Jawab kimbum

"Bukan begitu, aku merasa aneh saja."

"Tidak ada yang aneh." Ungkap kimbum.

"Bagaimana dengan soeun." Tanya Tae Hwan lagi, kimbum sempat menatap Tae Hwan sebentar kemudian membuang muka kembali.

"Soeun, memang dia kenapa."

"Aku hanya penasaran saja." Jujur Tae Hwan

"Soeun yang menyuruhku berkencan bahkan menikah dengan wanita itu." Ungkap kimbum jujur.

Ciiittt

"Kau bilang apa, So eun? Menyuruhmu?" Ungkap kaget Tae Hwan dengan mengerem mobil mendadak dan kembali menjalankan mobilnya setelah suara klakson mobil terdengar dari arah mobil belakangnya.

"Hmm."

"Tidak mungkin." Cicit Tae Hwan dengan nada tidak percaya dengan menggemudikan laju mobilnya membelah kepadatan kota Seoul.

Waktu sudah menunjukan pukul 9 pagi. Ahn Tae Hwan begitu kaget melihat so Eun yang berada di kantornya selagi ini.

"Kimbum ada di dalam kan." Tanya nya begitu berada tepat di depan mejanya.

"Mm y-ya." Jawab Tae Hwan dengan nada ragu.

"Kenapa ragu menjawabnya sih, baiklah aku akan memastikannya sendiri " jawab soeun dengan berlari kecil membuka pintu dan masuk begitu saja ke dalam ruangan kimbum.

Begitu masuk ke dalam ruangan, Kim so Eun kaget dengan apa yang di lihatnya didepan sana, terlihat Kim bum duduk di kursi kebesarannya yang sedang berciuman dengan so hee, dengan posisi so hee duduk menyamping di pangkuan kimbum. Hal yang sama pun dirasakan oleh kimbum, ia begitu kaget tiba-tiba so Eun datang ke kantornya.

Kim so Eun berjalan pelan ke arah kimbum dengan mata yang sudah berkaca-kaca. So hee pun menyeringai melihat ekspresi so Eun dengan sangat sengaja so hee meletakkan kepalanya bersender pada bahu kimbum.

"Ma-maaf jika aku mengganggu, aku hanya ingin mengantar dasi ini, kau tadi lupa membawanya kimbum." Ujar so Eun meletakkan sebuah paper bag yang berisi dasi itu di atas meja kebesaran yang berada dihadapan kimbum.

"Kalah begitu, aku permisi." Ungkap so Eun dengan suara bergetar, berbalik dengan berlari keluar dari ruangan kimbum.

Kimbum pun membeku dengan situasi ini, niat hati ingin mengejar so eun dan menjelaskan apa yang dilihatnya tidak sepenuhnya salah akan tetapi tubuhnya terasa kaku. Kimbum pun tidak mengerti kenapa dia bisa mencium so hee. Seingatnya tadi yang dia cium itu Kim so eun tapi kenapa tiba-tiba menjadi Han so hee.

"Sial, kenapa aku berhalusinasi jika yang aku cium itu adalah so eun." Batin kimbum marah kepada dirinya sendiri.

"So Eun, maafkan aku."



Finfolk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang