bab 15

160 20 11
                                    

"jadi benar kau menangisi ku kemarin." Goda kimbum memeluk so Eun dari belakang,  saat ini mereka tengah berada di balkon kamar Kim bum.

Kristal telah menceritakan semuanya kepada kimbum dan Tae hwan perihal kejadian kemarin, hal itu pun tak disia-siakan oleh Ahn Tae Hwan untuk menjadikan bahan mengolok-olok so Eun dan yang akhirnya sarapan pagi mereka di penuh canda tawa.

"Kau ini jangan menggoda ku terus." Jawab soeun malu-malu dengan ikut memeluk tangan kimbum yang berada diatas perutnya.

"Kau malu." Dengan mengecup pipi so Eun sekilas.

"Tentu saja." Jawab so Eun.

"Kim bum, kapan pun kau ingin membawaku untuk bertemu dengan orang tuamu, aku sudah siap." lanjut soeun meneruskan setelah terdiam beberapa saat.

Dengan perlahan kimbum memutar badan so Eun untuk berhadapan dengannya, Kim bum yang terdiam sebentar sebelum berkata,

"Kau tidak harus memaksakan diri soeun, aku tidak mau memaksamu, aku akan menunggu sampai kau benar-benar siap." Dengan menggenggam kedua tangan so Eun.

"Sungguh aku tidak terpaksa kimbum, aku hanya memikirkan apa yang si pria egois itu ucapkan ada benarnya juga." Jujur so Eun

"Kau yakin." Tanya kimbum memastikan yang dijawab so Eun dengan anggukan mantap.

"Terima kasih sayang." Kata kimbum dengan memeluk erat soeun, soeun pun membalas pelukan Kim bum tak kalah eratnya.

"Kimbum aku penasaran satu hal." Kata soeun setelah melepas pelukannya.

"Penasaran apa."

"Kau sadar tidak marga yang ada di ankarest sama seperti marga yang ada  di Korea." Tanya soeun.

Dengan tersenyum kimbum menggandeng tangan so eun mereka berjalan dan duduk di tepi ranjang Kim bum.

"Kenapa kau selalu penasaran akan semua hal." Jawab kimbum

"Hmm entah aku hanya penasaran, mungkinkah itu berhubungan." Ungkap so Eun dengan mimik muka berfikir.

"Tentu saja ada hubungannya so Eun, Korea itu berada tepat di atas persis negeri kita yang berada di bawah Palung jauh ratusan mil di bawah sana, mungkin karna itu marga yang kita gunakan sama." Jawab kimbum menjelaskan.

"Benarkah, tapi bagaimana bisa. Sewaktu aku berenang pertama kalinya kesini rasanya begitu sangat jauh dan aku tidak selalu berenang naik." Jawabnya soeun binggung

"Tentu saja sangat lama kalau kau berenang lurus ke atas terus menerus kau mau jidat mu terbentur karang dan bebatuan lempeng." Ujar kimbum memencet hidung so Eun.

"Benar juga ya, he he he." Ujar so Eun terkekeh sendiri dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal.

Cup

"Eh." Kaget so Eun karna bibirnya di kecup kimbum tiba-tiba

"Begitu saja kaget." Usil kimbum

"Tentu saja kaget tiba-tiba kau menciumku begitu." Jawab so Eun dengan pipi merona

"Oh jadi mau diulang saja atau bagaimana biar tidak kaget." Goda kimbum.

"Kau ini jangan macam-macam." Jawabnya dengan salah tingkah.

"Huh kalau mengingatnya aku tiba-tiba jadi kesal." Kata soeun tiba-tiba dengan menatap muka kimbum jengkel.

"Kesal kenapa" binggung kimbum.

Kimbum merasa takjub dengan perubahan mood so Eun yang cepat berubah yang tadinya malu-malu dalam sekejap bisa berubah kesal tanpa alasan.

"Kesal saja." Jengkel so Eun

Finfolk Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang