16; ending

33 3 0
                                    

Kejadian semalam berakhir baik meski dengan Jaehyun, Taeyong dan Jeno yang dilarikan kerumah sakit, namun di antara mereka bertiga Jaehyun lah yang paling terluka parah. Perut Jaehyun harus dijahit akibat luka tusukan yang diduga pisau tersebut juga digunakan untuk membunuh Alley.

Jaehyun termenung dibrankar rumah sakit rupanya dia cukup kuat hingga bisa siuman dengan luka separah itu. Tuhan memberikannya kesempatan untuk menyelamatkan Jeno, entah kenapa begitu menyadari baju Jungwoo yang basah semalam, Jaehyun langsung berpikiran kesana.

Klek

Pintu ruang rawat Jaehyun terbuka, masuklah Taeyong dan Jaemin dimana Jaemin mendorong kursi roda Taeyong.

Jaehyun membenarkan duduknya dan sedikit terkejut melihat Taeyong, "Kau terluka parah, apa yang kau lakukan disini?" oceh Jaehyun, dia melihat tangan Taeyong yang dipasang gips.

"Aku baik-baik saja, justru kau lah yang terluka parah." balas Taeyong tidak kalah prihatin atas kondisi Jaehyun.

Jaehyun menghela napas, "Maafkan aku sudah menyusahkan kalian. Aku terlalu memaksakan."

"Keputusan itu kita ambil bersama, jangan memikirkan kemungkinan buruk yang tidak terjadi, yang penting kita semua selamat dan pembunuh Alley sudah ditangkap." ucap Taeyong disertai senyuman tipis.

"Semalam, Jungwoo hampir membakar bangunan itu pantas bau bensin tercium dimana-mana, persiapannya untuk membunuh dan melarikan diri cukup matang, jika saja yang datang para polisi mungkin dia langsung melarikan diri, Jeno mati dan pembunuh Alley tidak akan pernah ditemukan tapi untunglah polisi berhasil membantu." Jaehyun mengingat kejadian semalam.

Terdengar helaan napas kasar dari Taeyong, "Benar meski mereka terlambat datang, jika tidak mungkin kita semua sudah mati. Namun untunglah kau berhasil melumpuhkan laki-laki jahat itu." kesal Taeyong yang terdengar sangat emosi.

Jaehyun tersenyum mendengarnya, dia seperti pejuang cinta sejati dalam film yang pernah disebutkan Lucas-temannya di sel dulu.

"Aku tidak sabar melihat laki-laki itu dijatuhi hukuman." lanjut Taeyong, baik Jaehyun maupun Jaemin sama-sama menganggukkan kepala.

"Dimana Jeno?" tanya Jaehyun kemudian.

"Diruangannya, Jeno belum siuman. Disana sudah ada Bibi Tiffany." jawab Jaemin.

"Ooh."

"Semalam kau terlihat sangat mencemaskannya." ucapan Taeyong terdengar seperti sindiran, pasalnya yang dia tahu Jaehyun begitu benci dengan Jeno bahkan melihat wajahnya saja sudah kesal.

"Dia memang sering membuatku merasa ingin membunuhnya, tapi ketika dia hampir mati aku benar-benar takut. Wajahnya sedikit mirip dengan Alley, terlebih aku juga mempunyai adik yang seumuran dengannya jadi aku berpikir ada baiknya jika dia tetap hidup." Jaehyun berucap dengan mata yang memandang selimut putih rumah sakit, "Dia adalah adik Alley dan artinya adikku juga." Jaehyun tersenyum tipis diakhir kalimatnya.

"Benar kata Jeno bahwa kau sangat mencintai Kakaknya." sahut Jaemin yang dari tadi memperhatikan mimik wajah Jaehyun.

Jaehyun terkekeh. Entah apa yang membuatnya begitu mencintai Alley, mengapa wanita itu selalu membuatnya tersenyum dan mempunyai tempat istimewa dihati Jaehyun dengan segala kekurangan yang dia miliki.

"Selama menjadi pengacara, aku akan mengingat kejadian ini yang membuatku melupakan profesiku, sungguh!" gurau Taeyong bersemangat.
___________________








Setelah sebelumnya melakukan penyelidikan tambahan, Kun mendapatkan informasi baru; Jungwoo mengidap gangguan psikis ptsd yang membuatnya bertingkah impulsif dan manipulatif, dia merupakan pasien Ten-psikolog yang sudah menangani Jungwoo sejak dua tahun terakhir, dia tidak mengidap panic attack, semua dokumen kesehatan yang dia tunjukkan pada Taeyong palsu dan Taeyong tidak jeli akan hal itu.

NOT ME || Jung Jaehyun ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang