- 18 -

6 5 0
                                    

       "Canna, ikut gue sebentar" Vanno langsung menarik tangan kanan Canna sambil berjalan ke depan tanpa menunggu jawaban Canna.

       "Ih apaan sih! ini udah mau telaat" Canna berusaha melepaskan tangannya dari kepalan Vanno.

      "Bentar aja" Vanno mengajak Canna ke rooftop. "Ehm, Canna, gue mau tanya dan kasih tau lo sesuatu" Vanno berdiri di depan Canna.

     "Apaan sih ngomong mah bisa nanti aja, gue udah telat Alvannooo, bisa susulan gue ulangannya, ah ribet banget sih. Ngomong tinggal ngomong, gausah ajak kesini dulu, panas tau" ucap Canna kesal.

      "Lo bisa sabaran dikit ga sih? Gue kasih lo satu kalimat lo bales separagraf. Dengerin gue dulu Na" ucap Vanno.

     "Yaudah apa cepett" Canna mulai risih. "Dari kemaren kenapa lo diemin gue? Gue kasih minuman kenapa lo kasih ke si pengganggu itu?" Tanya Vanno.

      "Apaan sih! Terserah gue dong mau ngambil minuman dari lo apa ngga. Dan satu lagi, Kevin punya nama, jangan lo asal panggil 'pengganggu', lo ga berhak nyebut dia begitu" ucap Canna.

      "Bukannya gue berhak? Selama ini dia deket deket lo cuma buat gangguin gue, biar gue gabisa deket sama lo, ya kan?" lanjut Vanno.

     "Apaan sih! Gue udah temenan sama dia dari kelas 10, sedangkan gue kenal sama lo juga baru awal masuk kelas 11" balas Canna.

      "Itu yang lo tau, tapi yang gue tau beda" tungkas Vanno. "Dan satu lagi gu-" ucapan Vanno terpotong.

      "Terserah lo mau ngomong apa, gue mau ke kelas" ucap Canna seraya berlari menuju ke kelas.

       "Yah elah, udah mulai lagi" Canna berdecak kesal sambil berdiri di depan pintu kelasnya memikirkan alibi yang akan ia gunakan untuk masuk ke kelas.

      "Ke toilet? Ah alesan biasa. Duh abis darimana ya, DUHHH, ribet sih tu Vanno pake ngajak kesono kesini kesono kesini, udah tau mau ulangan, kalo nilai gue jelek karena kurang waktu dia mau tanggung jaw-" Canna ngedumel dengan suara nyaring lalu terpotong.

      "Tinggal masuk aja susah banget" Tanpa sadar Vanno sudah berada di samping Canna bertekad membuka kenop pintu kelasnya.

     "Lo-" Canna merutuki diri. "Gue ga denger apa-apa" ucap Vanno lalu membuka pintu kelas Canna lebar lebar.

     "Maaf bu, Canna telat karena saya, tadi saya suruh bantuin bawa buku ke ruang guru, maaf ya bu" dorongan kecil dirasakan Canna agar ia dapat maju dan duduk di tempatnya.

     "Oh iya Vanno, silahkan duduk Canna, setelah berdoa langsung ambil kertas ulangannya ya" ucap guru kelas Canna.

    "Na, lo emang abis darimana? Beneran disuruh bantuin ke ruang guru?" bisik Chelsea. "Ah tau ah itu anak makin hari makin gajelas" balas Canna sedikit kencang.

     Setelah beberapa jam pelajaran berlalu, Canna dan Chelsea pun lega karena sudah melewati pelajaran yang tersusah bagi mereka.

    "Eh Chel, baru sadar gue, Kevin kemana?" tanya Canna. "Ga masuk Na, gatau juga karna apa, tadi pas absen gaada yang ngasih tau kenapa" ucap Chelsea.

    "Ohh yaudah paling ketiduran, kantin ga Chel?" ajak Canna. "Ah males gue, kantin sekarang mahal mahal" ucap Chelsea.
   
       Canna pun meng-iya-kan ucapan Chelsea. Mungkin karena sudah ganti pemilik, harganya jadi tidak seperti biasanya.

      Setelah 30 menit istirahat, pelajaran pun berlanjut sampai pada jam terakhir.

       "Chel, gue duluan ya" ucap Canna buru buru merapikan tas nya setelah mendengar bunyi bel.

      "Hah langsung pulang lo? Ga ekskul?" Tanya Chelsea. "Ah bolos aja lah, gue duluan ya, byee" Canna pun beranjak keluar dari kelasnya.

     "Mau pulang? Cepet banget?" Vanno menahan tangan Canna. "Kenapa emang? Gaboleh?" Canna menghentakan tangannya agar terlepas dari genggaman Vanno.

      "Gue anter" Vanno pun kembali menarik tangan Canna. "Apaan sih, ngga! Gue buru buru" ucap Canna hendak berlari keluar dari gerbang sekolah.

     "Ya karna lo buru buru sini gue anterin, nunggu ojek tuh lama. Udah cepet naik" Vanno mulai menyalakan motornya.

     "Lo OSIS kan? Bukannya lo sibuk? Rapat gitu, bantuin apa gitu, malah gangguin gue" Canna mulai kesal.

     "Santai, gue wakil, selama ketua belom sekarat gue bebas" ucap Vanno disertai senyum miringnya.

       "Udah ah cepet naik, kalo ga naik gue tahan lo sampe malem disini" lanjut Vanno. Merasa tidak ada pilihan lain, Canna pun naik ke motor Vanno.

       "Mau kemana sih emang? Buru buru banget?" ucap Vanno seraya mengendarai motornya. "Ke rumah" alibi Canna.

      Memang, semenjak kejadian kemarin lusa, Canna menjadi khawatir tentang keadaan Kevin, dan ia merasa harus cepat cepat pulang.

      "Emang ada masalah apa di rumah?" tanya Vanno lagi. "Bukan urusan lo" ucap Canna.

     Sesampainya di rumah, Canna pun turun dan hendak berjalan menyusuri beberapa rumah untuk pergi ke rumah Kevin.

     "Canna? Rumah lo kan disini?" Vanno bingung melihat Canna yang sudah berjalan beberapa langkah kedepan.

       Canna yang merasa kesal pun hanya diam berjalan tanpa menjawab pertanyaan Vanno.

      Alhasil Vanno pun mematikan mesin motornya lalu menuntun-- tidak, menjalankan motornya dengan kakinya pelan mengikuti arah jalan Canna.

       Sesampainya di rumah Kevin, Canna pun mengetuk pintu rumah sahabatnya itu. "Na? Rumah siapa?" tanya Vanno.
    
      "Lo ngapain sih ngikutin gue, ini gaada urusannya sama lo, mending lo pulang gih" usir Canna.

      "Keevinn, Bukaiinn!!" ucap Canna seraya mengetuk pintu depan rumah Kevin. Tak lama, pintu rumah Kevin terbuka dan menampilkan keadaan Kevin yang urak urakan.

       "Kev? Lo.. gapapa kan? Kenapa ga masuk sekolah?" Tanya Canna hati-hati. Vanno yang melihat Kevin keluar dari rumah tersebut pun merasa cemburu dan memilih pergi dari hadapan mereka.

      "Ih? Tumben tumbenan lo perhatian sama gue, kayak belom pernah aja ngeliat gue ga masuk sekolah" ucap Kevin.

      "Lo mabok ya!? Apa sakit?" Canna memegang dahi Kevin. "Kev lo tuh masih kecil, jangan mabok mabokan ah, lo beli darimana lagi ini minum" Canna pun mulai merapikan gelas yang Kevin gunakan untuk minum.

       "Na, gue aja yang rapiin" Kevin memberhentikan Canna. "Kalo lo ada masalah bukan gini caranya Kev, gabaik minum minuman kayak gini" nasehat Canna.

      "Iya iya, gue ngga lagi. Kemaren kebablasan aja, hehe" senyum Kevin tak bersalah.

      "Nih udah gue catetin tugas" Canna mengeluarkan catatannya. "Astagaaa, Jadi lo kesini cuma buat nambahin beban tugas gue?" tanya Kevin.

      "Yaaa, gitu hehe. Yaudah gue pulang dulu. Jangan minum atau makan yang aneh aneh, awas loh" Canna memelototi Kevin.

     "Iyaiyaa" Kevin pun mengantar Canna ke depan rumahnya.

👇Vomment yukk!

LovannoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang