"Ga kerasa ya Na, baru juga pulang healing, udah balik lagi sama buku pulpen, hadehh" ucap Chelsea.
"Ya mau gimana lagi Chel" Canna sibuk menyalin pr yang belum ia kerjakan.
"NAH, selesaii, makasih Chelsea" Canna mengembalikan buku yang ia pinjam dari Chelsea.
"Yaudah, mumpung masih pagi, ke perpus aja yuk?" Ajak Chelsea.
"Boleh deh, gue mau tidur, kemarin gue ga nyenyak tidurnya" ucap Canna sambil beranjak dari duduknya.
"Hahha, emang paling paling deh lo Na, orang mah baca buku di perpus, lo malah tidur" ucap Chelsea seraya berjalan bersama Canna.
Sesampainya di perpustakaan, Chelsea langsung memilih buku, sedangkan Canna langsung menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangannya.
Chelsea yang sudah memilih buku nya pun segera duduk di sebelah Canna.
"Eh, Cannanya tidur? Gue boleh join?" Tanya seseorang di sebelah Canna sedikit berbisik.
"Oh iya, join aja" Chelsea pun kembali berkutat pada novelnya. Siapa sangka, orang di sebelahnya malah ikut tidur dan lebih parahnya mendengkur.
Merasa terganggu Canna pun bangun dari tidurnya. "Berisik banget sih, Chel, siapa?" Tanya Canna.
"Gatau, ga kenal juga" ucap Chelsea. Canna pun menepuk pundak anak disebelahnya bertujuan untuk membangunkannya.
"Leo? Astaga, lo kalo mau tidur tu di mana kek, kelas, taman belakang, apa dimana gitu, udah tau tidurnya ngorok malah tidur disini" omel Canna.
"Ya yang paling adem kan disini Na. Oh iya, gue denger denger lo makin deket ya sama Vanno? Apalagi pas study tour kemaren" ucap Leo.
"Apaan sih, ngga, emang lo denger darimana?" Ucap Canna. "Yaa dari para pecinta Alvanno lah, ampe budeg tau telinga gue di kelas, mau tidur malah pada gosip" ucap Leo.
"Oh, yaudah gue duluan" ucap Canna beranjak dari tempatnya. Sesampainya di kelas Canna termenung. Memang, lebih baik ia bersikap seperti dulu.
"MANA YANG NAMANYA CANNA LOPE LOPE?" teriak salah satu murid di depan kelas Canna, alhasil dijadikan bahan tertawaan anak kelasnya.
"HEH! GAADA YANG LUCU! MANA ANAKNYA?!" ucap teman disebelahnya. Yaa, seperti yang bisa dilihat, make up menor, baju ketat, rok span pendek, siapa lagi kalau bukan 'geng pencinta Alvanno' alias Alvers.
"Ada apa? Kalo dateng ke kelas orang yang sopanan dikit bisa? BTW nama gue Canna Lovetta, bukan Canna lope lope" cibir Canna berdiri di depan mereka dibalas dengan tamparan salah satu dari mereka.
"Ohh, ini yang namanya Canna lope lope? Gimana guys? Apa yang bagus dari dia? Cih, punya pelet kali ya dia?" Ucap salah satu siswi itu sambil mencubit pelan pipi Canna.
"Yang bagus ya? Rambutnya bagus tuh kayaknya" Seketika terjadi jambak menjambak. sebenarnya... 3 vs 1.
Merasa mendengar suara Pak Ali, 3 siswi itu menjambak rambut Canna agar kepala nya menghadap mereka lalu memperingatinya untuk tidak dekat dekat dengan Vanno.
"HEH! PRIT PRIT PRIIITT, ADA APA SIH PAGI PAGI UDAH JAMBAK JAMBAKAN?! BUBAR BUBAARR" Ucap Pak Ali menghampiri mereka seraya meniup peluit khas nya.
"Kalian ngapain sih? Udah kayak anak SD gatau malu ya, cepet balik" mereka pun pergi setelah mendorong Canna keras.
Sama seperti Canna dengan penampilan yang lumayan dapat dikatakan 'acak-acakan' ia pun masuk ke kelas.
"Na, sakit ya? Duh sabar sabar ya Na sama kelakuan itu orang" Chelsea mengusap usap kepala Canna.
Canna hanya bisa menghela napas. Ia baru tahu, hanya karena kabar kedekatannya dengan Vanno bisa menyebabkan akibat fatal seperti ini.
✨
"Na, udah jangan bete, lupain aja yang tadi" Kevin berusaha menghibur Canna.
"Hahahah tapi lucu juga ya, Canna lope lop-" Kevin yang tidak peka keadaan pun langsung menerima pukulan Chelsea.
"Au ah gaada yang bantu" Canna bertambah kesal. Jelas saja saat ia menerima jambakan dari geng itu, tidak ada yang membantu melerai, hanya menonton dan asik mengabadikan momen tersebut lewat handphone.
Merasa gusar, Canna pun memilih keluar dari kelasnya dan memilih untuk bolos 1, 2, atau 3 jam pelajaran kelasnya.
Canna menatap kosong bangunan di depannya. Baru pertama kali ia mendapat perlakuan seperti ini.
Tak sadar, ada orang yang duduk di sebelahnya, ikut termenung tanpa bersuara. Setelah beberapa saat Canna sadar.
"Ga perlu kesini, gue gapapa" ucap Canna. "Yaudah, kalo gitu gue balik. Bolosnya jangan lama lama" ucap Melvin.
Canna mendapati roti dan susu kotak kesukaannya di sebelah nya. Mungkin karena Melvin tahu, jika Canna sudah marah ia tidak akan makan/minum satu suap pun.
✨
Kring kring kriingg....
Bel berbunyi, Canna langsung turun dan beranjak pulang. Yang awalnya berniat bolos 1-3 jam pelajaran, hari ini ia seperti tidak datang sekolah, hanya duduk di rooftop.
"Na" Vanno muncul di depannya. Merasa kesal Canna hanya berjalan tanpa menatap Vanno sekalipun.
"Na, dengerin gue dulu" Vanno menahan tangan Canna. "Ga perlu, bukan salah lo juga" ucap Canna melepaskan genggaman Vanno.
"Gue minta maaf, gue gatau kalo kelakuan gue bisa nyakitin lo, maaf" Vanno tidak menyerah meminta maaf sampai Canna menerima permintaan maafnya.
Dan sampailah mereka ke taman belakang sekolah yang letaknya tidak jauh dari kelas Canna.
"Udah gue bilang bukan salah lo, gue udah terima maaf lo, cukup kan? Gue mau pulang" Canna yang tak biasa menangis tiba tiba meneteskan air mata di depan Vanno.
Canna bodoh, tadi di rooftop ga nangis, ketemu dia malah nangis
"Sorry Na, gue ga bermaksud" Vanno tiba tiba memeluk Canna. "Lo bilang ga bermaksud tapi dengan lo meluk gue itu namanya bermaksud!" Canna melepaskan pelukan Vanno.
"Maaf Na, emang seharusnya gue ga deketin lo dari awal, cukup liatin lo dari jauh aja, maaf Na" ucap Vanno.
Merasa aneh, Canna memikirkan perkataan Vanno kembali, sepertinya tidak hanya Vanno yang seperti itu, tetapi sejak kelas 10, Canna selalu memperhatikan Vanno dari jauh.
"Gue mau pulang" Canna memilih beranjak pergi.
👇VOMMENTT!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovanno
RomanceCanna Lovetta, siswi yang memulai masa masa SMA nya di SMA Bakti Indah. Biasanya orang orang selalu menyebut bahwa SMA adalah masa masa untuk mengenal dan mendapatkan cinta. Canna mungkin sudah merasakan cinta, tetapi entah kenap...