18

319 35 12
                                    

KELINCI BUKA HATI?

Bel istirahat pertama telah berbunyi beberapa detik yang lalu terlihat Satria, Kemal dan Jovan berlarian di kooridor sekolah berlomba siapa yang paling dulu sampai di kantin, karena siapa dari mereka yang sampai paling akhir harus membayar tagihan...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bel istirahat pertama telah berbunyi beberapa detik yang lalu terlihat Satria, Kemal dan Jovan berlarian di kooridor sekolah berlomba siapa yang paling dulu sampai di kantin, karena siapa dari mereka yang sampai paling akhir harus membayar tagihan makanan nanti di Kantin.

Kemal dengan kaki jenjangnya jelas berlari lebih cepat dari Satria dan Jovan. Namun Satria dengan cepat menyusul Kemal yang berlari di depan, membuat Jovan kelimpungan karna merasa tertinggal.

"Tinggalin Jovan tinggaliiiin" Kemal berseru saat langkah kaki ia dan Satria hampir sejajar.

Satria mengangguk semangat "Jovan letoy yang traktir"

Jovan berusaha menyusul secepat yang ia bisa, ia tak mau mentraktir dua teman bangsatnya yang akan memesan dengan tidak tau diri ini.

Acara lomba lari 3 sekawan itu tak luput dari perhatian para siswa dan siswi, mereka tak heran jika ke 3 pentolan angkatan 96 itu sudah berulah, sudah menjadi makanan sehari-hari melihat tingkah konyol mereka.

Jovan jelas-jelas ketinggalan jauh dengan Satria dan Kemal yang berdiri di depan, ia harus cari ide cemerlang agar tidak kalah berlomba.

"Kemal liat itu Kang Whisnu di lantai dua!" Jovan berseru berniat mengelabui.

"Gak mau liat wleee!" Kemal masih punya akal untuk tidak tertipu.

"SATRIA WOY! Itu liat Kang Daru di belakang!" Jovan beralih mengelabui Satria.

Satria yang memang dasarnya mudah percaya kepada orang, dengan otomatis menghentikan langkahnya dan membalikan badannya ke belakang. Matanya menatap keseluruh penjuru, mencari Si Akang Manis kesayangannya, namun hasilnya nihil.

Ia malah melihat Jovan mendekat ke arahnya, lalu melewatinya untuk menyusul langkah Kemal di depan mereka.

"TAPI BOONG YHAA! DULUAN SAT"

Satria loading sebentar,

Sebelum akhirnya ia menyadari bahwa ia tertipu oleh Jovan sang penipu handal.

"WAH ANJING LO JOVAN! AWAS AJA!"

Satria dengan kecepatan kilat berusaha menyusul Jovan dan Kemal yang berlari jauh didepan. Namun sayang pintu masuk kantin sudah dekat di depan, jadilah Kemal dan Jovan sudah sampai lebih dulu sebelum Satria.

Kemal dan Jovan langsung duduk di meja biasa anak-anak CAU 97 duduk, disana sudah ada Daffa dan Fauzan yang meminum es teh nya dengan tenang.

Sesampainya Satria disana dengan nafas terengah-engah, ia dengan tanpa permisi menegak es teh milik Daffa sampai ludes habis.

"Anjing emang, kebiasaan nyerobot es teh gue mulu" ujar Daffa korban tetap penyerobotan es teh oleh Satria

"Salahin si Jovan noh!" Satria menunjuk wajah Jovan dengan penuh emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ruang Tanpa RencanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang