Segepok Pilu Arsa

1.5K 138 51
                                    

Bagi Arsa clubbing bukan cuma tempat menghindari permasalahan tapi juga surga dunia yang memabukkan, pelarian terakhir yang Arsa tuju setiap kali dirinya merasa kecil. Setidaknya di tempat penuh ingar bingar ini tidak ada gemuruh pekik yang memintanya segera memutuskan hendak menjadi apa, dalam bentuk apa dan mau dia bawa kemana hidupnya.

Ditengah lantai dansa ini tidak ada satupun orang yang menggantung harap setinggi dirgantara dipundaknya . Dia bebas melakukan apapun.

Tidak ada kata kecewa apalagi menyesal. Hanya ada kegembiraan dan aroma wangi alkohol yang sanggup membuat Arsa lupa tentang rantai yang mengikat dirinya. Di kos Arsa nyaris tidak pernah mengeluh. Sebab dia tahu perannya disana hanya sebagai pemanis. Lagipula apa yang bisa Arsa keluhkan toh dia juga pengangguran yang bisa seenak jidat ongkang ongkang sambil nyebat dan menonton drama di Tv.

Beda dengan Ettan yang sedang menempuh kuliah dan dua abangnya yang sudah hapal pahit getir dunia kerja.

Dan satu satunya hal yang bisa Arsa lakukan hanya mengupayakan perannya sebagai pemanis tidak serta merta lekang. Setidaknya saat Naka , Ettan ,dan Bima butuh hiburan Arsa akan ada untuk menciptakan tawa mereka , membasuh lelah mereka setelah seharian memperjuangkan banyak hal.

Disaat yang lain beranjak ke tengah lantai dansa. Hanya Arsa yang terdiam seraya menghembuskan asap beraroma manis dari tembakau yang dia nikmati. Musik semakin menghentak, menyamarkan wajah wajah kelam yang berpartisipasi menari mengikuti irama yang dilantunkan.

Arsa menghembuskan asap tembakaunya secara perlahan, menikmati bagaimana aroma manis tembakau itu mengisi rongga dadanya. Kalau ditanya apakah dia merindukan rumahnya yang menjadi saksi dia dibesarkan tanpa kasih sayang, jujur Arsa akan menjawab tidak.

Karna dibangunan itu tidak ada tempat untuk Arsa melakukan apa yang dia mau. Itu hanya bangunan mewah tempat dimana Arsa diajari tidak membangkang, menerima tanpa komentar apa yang sudah diberikan, tempat rasa haus akan kasih sayang dan kebebasan tumbuh dalam diri Arsa.Entah bagaimana kabar penghuni rumah yang Arsa panggil Mama dan Ayah setelah nyaris dua tahun Arsa tidak lagi menginjakkan kakinya disana. Apapun yang terjadi ia tidak akan peduli.

Tidak mau peduli.

"Minta rokok dong, Sa." Arsa menoleh. Naka tiba tiba saja duduk di sebelahnya. Setahu Arsa, sesepuh kosan itu jarang sekali mau keluar rumah malam malam begini, apalagi pergi ke clubbing sungguh bukan Naka sekali.

"Mas, ngapain kesini?"

Jangan jangan Naka kesurupan? Arsa udah jedag jedug rasanya pas liat sesepuh kosan itu duduk di sampingnya dengan wajah lempeng.

Naka tersenyum mendengar kalimat tanya Arsa. Cowok itu menarik korek dari saku jaketnya. Kemudian membakar rokok yang terlebih dahulu dia selipkan antara bibir Kini Naka maupun Arsa terdiam menikmati lagu shape of you milik Ed sheeran yang sayup terdengar.

Naka ingat sekali, Arsa yang merupakan saudara jauh ibu kos tiba tiba datang ke kamarnya dan mendudukan diri pada kasur meski bajunya basah kuyup. Saat itu hujan, dan Naka belum mengenal Arsa. Ketika Naka bertanya siapa Arsa dan kenapa dia moro moro masuk ke kamarnya tanpa permisi Arsa menjawab dengan nada ceria yang berbanding terbalik dengan pendar matanya yang redup. "Mulai sekarang gue temen sekamar lo, nama gue Arsa." bahkan sampai sekarang pun ekspresi tengik Arsa dapat Naka ingat begitu jelas.

"Buka mata jangan tutup mata apalagi sembunyi kalau lo terus terusan lari, yang lo dapet diakhir nggak lebih dari penyesalan. Lo nggak mau kan cuma jadi manusia yang buang buang oksigen? Sedangkan di kuburan sana banyak mayat yang pengen hirup oksigen lagi!"

Arsa tergelak sempurna. Bagaimanapun ia sudah mengenal Naka dua tahun belakangan dan mereka memang menjadi yang paling dekat, sebanyak apapun topeng yang Arsa gunakan maka sebanyak itu juga Naka berhasil mengungkapnya. Gampangnya sih, Arsa itu apes sama Naka.

Young And Free (NCT DREAM 00 LINE) Revisi Ver Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang