Arsa ingin memaafkan dirinya dan mereka, serta menerima bahwa apa yang sudah terjadi memang sudah menjadi kehendak yang Maha Kuasa. Ucapan Mas Naka kemarin malam masih membekas jelas dikepalanya. Mengenai saatnya pulang dan berdamai. Arsa ingin menuntaskan segalanya dan membuka lembar baru untuk perjalanannya ke depan. Tapi dengan satu syarat; Arsa tetap menjadi dirinya yang bebas tanpa merasa direndahkan ataupun diremehkan.
Arsa tidak akan membiarkan kebahagiaan yang dia peroleh kembali hancur hanya karna sebuah pertemuan tidak terduga .Maka pagi ini sebelum matahari mencapai puncak, pertama kalinya Arsa memaksakan diri mandi pagi dan melewatkan serial India favoritnya dan melenggang dengan motor milik Naka. Setelah sempat bernegosiasi. Finalnya Arsa harus mengisi bensin dan mengganti oli.
"Mau gue temenin nggak?" Naka bertanya sesaat setelah menyeruput kopi paginya. Arsa tahu kalau Naka ada dibalik peristiwa semalam, Arsa tidak kecewa karna Naka membeberkan lokasinya hingga ayah bisa muncul di hadapannya. Tidak apa apa, justru Arsa berterimakasih karna Naka lah sekarang dia punya keberanian bicara bukan terus menerus menghindar.
"Nggak usah." jawab Arsa sekenanya kemudian menggeber motornya, "Gue berangkat dulu, ya!"
"Jangan kemana mana inget hari ini jadwal lo belanja bulanan! Jangan lupa bensin sama ganti oli. " Naka bertitah bersamaan dia mengangkat satu kaki kemudian menggaruk kepala.
"Ya ,ya nggak usah diingetin gue udah ingat kok."
Kemudian Arsa menggeber motornya dan melajukannya dengan kecepatan tinggi. Membuat Naka di belakang geleng geleng kepala. Ingin sekali dia melemparkan sendal jepitnya pada Arsa.
Arsa berkendara dengan leluasa, kemampuan membawa motornya memang sudah tidak perlu diragukan.Mudah saja meliuk liuk melewati jalanan padat nan sesak akan asap knalpot. Dia sesekali bersenandung ria kontras sekali dengan keadaan hatinya yang semrawut.
Arsa tidak tahu harus menghibur dirinya dengan cara apa. Maka selagi roda roda yang berputar itu membawanya pulang, hatinya bersenandung membawakan lagu melankolis lawas.
"Kemesraan ini
Janganlah cepat berlalu
Kemesraan ini
Ingin ku kenang selaluHati ku damai
Jiwa ku terbang
Bersama muHati ku damai
Jiwa ku tentram
Disamping mu"*Jangan lupa vote*
Rumah itu sama indahnya seperti terakhir kali Arsa tinggalkan. Tanaman hias milik Mama masih tergantung didepan rumah menyambut ramah siapa saja yang singgah. Dua pot berisi tanaman aglonema juga masih ditempatnya. Rerumputan membentang dari depan sampai samping rumah pun tidak berubah.
Arsa terdiam diatas motor, dia memandang rumah mentereng itu dari sebrang jalan, dari jarak sejauh ini saja Arsa merasakan kekosongan besar menguar dari dalamnya, kendati pintu tertutup rapat. Cowok itu mengenggam erat setir motornya hingga panas yang dia rasakan ditelapak tangan menjalar ke kedua matanya. Kali ini dia berjanji akan membabat abis rindu yang tumbuh menjulang dalam hatinya.
Perlahan pintu gerbang terbuka, Arsa buru buru menunduk, saat mobil putih itu keluar dari gerbang rumah Arsa mendongak dan mendapati pintu gerbang perlahan ditutup kembali, ia melajukan motornya ke dekat gerbang membuat penjaga gerbang itu otomatis memandangnya dengan sorot bingung.
Bahkan satpam yang menjaganya masih Pak Sobari dengan kumisnya yang tidak lekang.
"Cari siapa mas?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Young And Free (NCT DREAM 00 LINE) Revisi Ver
RandomWarning keselek!! Buat kamu, penikmat luka yang diam diam merasa lelah dan ingin rasanya berhenti. Sini dulu, mangkal sejenak mari kita saling bertukar cerita haru biru bersama kopi pait buatan Mas Naka, gorengan bakwan hasil eksperimen Ettan, hila...