A/n : iyeeee covernya baru hehehe
***
Terhitung tiga hari sejak Ettan datang seraya membawa banyak sekali bahan bahan yang diperlukan untuk membuat kue tart tapi selama itu juga cowok Bandung itu hanya menyimpan bertepak tepak tepung dan kawan kawannya diatas kulkas.
Ketiga abangnya jelas dibuat heran dengan tingkah Ettan yang mereka anggap sebagai sebuah tindakan tidak berguna. Toh, dari keempatnya tidak ada yang akan berulang tahun dalam waktu dekat, jadi buat apa? Kira kira itulah isi kepala Naka, Arsa, dan Bima ketika mendapati bungkusan plastik merah besar itu nangkring diatas kulkas. Mana makin hari makin nambah aja sama cetakan cetakan beraneka ukuran.
Tidak berhenti sampai disana. Beberapa hari belakangan Ettan kelihatan berubah dari segi ekspresi dan perilaku. Indikasi yang diberikan si bungsu kostan itu jelas menyulut tanya yang lainnya. Ketika ditanya kenapa, yang bersangkutan cuma memberikan satu jawaban untuk berbagai kalimat tanya abangnya. Yaitu ; Gue nggak papa, kok. Diiringi senyum gamang.
Naka, Arsa, dan Bima jelas keliyengan tapi mereka pun tidak mampu berbuat banyak. Sesuai saran Naka mereka membiarkan Ettan melakukan apapun yang anak itu sukai tanpa banyak komentar. Meski tetap aja mereka ketar ketir.
Seperti malam ini, ketika ketiga abangnya duduk melingkar sambil bermain catur, dimana Arsa menjadi pengamat persaingan Naka dan Bima dibuat heran dengan Ettan yang menenteng beberapa wadah stainless steel berbagai ukuran, mesin mixer yang juga kedapatan baru saja diantar oleh jasa pengiriman tadi sore serta bahan bahan kue yang sudah disiapkan. Tidak cukup sampai disana Ettan pun mengenakan apron warna pink cerah dan memutar video tutorial membuat kue tart pada laptopnya.
"Lo ngapain?"
Arsa yang pertama buka suara, saat Bima dan Naka justru terbengong bengong menatap kesibukan Ettan.
"Belajar buat kue." Ettan menjawab sekenanya kemudian menuang tepung terigu ke atas timbangan dengan penuh kehati-hatian. Biar pas takarannya.
"Buat apa?" ini ganti Bima yang bertanya.
Ettan mendongak dengan senyum ambigu, "Entar gue cerita, gue mau selesain ini dulu."
"Butuh bantuan?" tawar ketiga abangnya yang praktis dihadiahi anggukan penuh antusias dari Ettan. Lumayan juga dibantuin.
Selama proses pembuatan Ettan tidak henti hentinya tersenyum dan bersenandung kecil. Seolah dengan melakukan itu dia mencoba mendeskripsikan secara tidak langsung pada para abangnya, tapi karna ketiga homosapiens itu bukan tipe perasa yang peka jadilah mereka bertiga malah tebak tebakan. Dan yang salah menebak mesti dicolek pake tepung mukanya. Biar apa? Biar asik aja sih sama lucu juga kalo diliat liat muka mereka cemong begitu.
Diawali dengan Arsa yang bilang Ettan baru saja dapat hadiah dari acara uang kaget, dilanjut Naka yang menebak jika cowok Bandung itu habis mendapatkan nilai kuis tinggi yang mana langsung diberi respon gelengan keras dan hujatan dari Bima karna menurut Bima nggak mungkin sekali Ettan dapat nilai bagus di matkul Fisdas, sialnya perkiraan Bima tidak meleset karna Ettan dengan canggung mengatakan, dugaan Bima benar adanya dan, berakhir kembali dia yang jadi bulan bulanan karna gagal maning, gagal maning.
"Seriusan lo bikin ini buat apa?" Arsa yang paling gemas dan kepo tidak henti hentinya melayangkang kalimat yang sama sedari tadi. Betewe si Arsa ini mukanya yang paling cemong, gara gara jawab mulu tapi juga zonk mulu alhasil dibedakinlah sama Sama dan Bima.
Tapi, masih saja! Ettan hanya tersenyum tipis. Membuat Arsa yang gemas melampiaskan kedongkolannya dengan memakani satu persatu buah yang rencananya bakal dijadikan topping kue tart mereka nanti. Manis ternyata euyy. Ketagihan Arsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young And Free (NCT DREAM 00 LINE) Revisi Ver
RandomWarning keselek!! Buat kamu, penikmat luka yang diam diam merasa lelah dan ingin rasanya berhenti. Sini dulu, mangkal sejenak mari kita saling bertukar cerita haru biru bersama kopi pait buatan Mas Naka, gorengan bakwan hasil eksperimen Ettan, hila...