Angel Tiger 15

32 8 0
                                    

Di tengah malam, seorang gadis memanjat pagar dengan lihainya, dia masuk ke dalam rumah dengan membobol jendela dapur. Dia memutar-mutar pisau mengkilat di tangannya, bersenandung kecil tak takut akan ketahuan.

"Ah, ini kamar anaknya"  ucap gadis itu dan kembali menutup pintu.

Gadis itu kembali mencari, saat berhasil dia membuka pintu yang tak terkunci, tersenyum manis saat melihat dua pasutri yang sedang tidur dengan saling berpelukan. Dengan pelan ia mengunci pintu.

"Harus nya kalian ga melindungi mereka, aku benci mereka" ucap gadis itu kesal.

Jleb

Tak berlama-lama dia langsung menusuk perut sang suami dan mencabutnya, mang Jaja yang merasakan nyilu di perutnya langsung terbangun dan melihat ke arah gadis sang pelaku.

"K-ka-kamu" ucap nya terbata.

Merasakan ada aliran air yang kental dan bau anyir, sang istri yaitu bi Sumi teriak histeris kala suaminya sudah berlumuran darah. Saat melihat gadis yang memegang pisau dengan lumuran darah, bi Sumi ingin teriak sangat kencang.

Namun tidak bisa saat gadis itu dengan sadisnya langsung menusuk mata bi Sumi, hingga bi Sumi tidak bisa teriak karena tenggorokannya seperti tercekat.

"Menyusahkan, tapi aku suka" ucapnya dan menarik kaki mang Jaja hingga jatuh ke bawah.

Dengan perlahan gadis itu merobek pakain mang Jaja dengan pisaunya, menyayat perut buncit mang Jaja dengan menulis namanya.

"Ko masih hidup" kesal gadis itu.

Gadis itu berjongkok menatap mang Jaja yang sedang menahan sakit, dia tersenyum senang saat ide muncul di otaknya. Gadis itu mengambil steker listrik dan memotongnya. Lalu memasukkan steker dan air ke dalam perut berlubang mang Jaja.

"AAAAA" teriakan mang Jaja saat listrik menyengat ke seluruh tubuhnya.

Gadis itu tertawa akan hasilnya, lalu beralih menatap bi Sumi yang ternyata sudah merangkak ke luar. Gadis itu menghela nafas sembari geleng-geleng kepala. Dengan mudahnya gadis itu menjambak rambut bi Sumi.

"Terlalu lama, jadi langsung saja oke" ucap gadis itu menepuk pipi bi Sumi hingga darah kembali keluar.

Dia mengikat leher bi Sumi menggunakan kabel, lalu ujung kabel ia ikatkan pada kayu untuk menggantung pakaian. Hingga kaki bi Sumi tidak menapak lantai, dengan darah yang masih keluar, bi Sumi menendang udara hingga secara perlahan berhenti.

"Selesai, sekarang mari kita pulang"

..........

Ketika semua orang masih terbaluti selimut saat tengah malam, menghangati tubuh agar tidak kedinginan. Berbeda dengan Nata, Tagasa dan Andhira yang malah duduk asik dengan mengobrol untuk membeli bakso.

"Di sini mah emang kayak gini neng, jang. Mau pagi, siang atau malam pun bebas aja jualan. Tapi emang sedikit aja yang suka keliling, sebagian besar mah ngelapak di lapangan" ucap penjual bakso.

"Yang beli banyak mang?" Tanya Andhira.

"Banyak, bahkan dari kampung atau desa lain juga kadang suka ke sini" jawab penjual bakso.

"Emang nya ga lelah mang? Dua puluh empat jam jualan terus?" Tanya Nata melepas jaket nya untuk di berikan kepada Andhira, kesian di kerubuni nyamuk.

"Kan gantian, jadi di sini tuh, kalau punya anak udah di ajarin dagang dari kecil. Jadi kalau udah dewasa bisa dagang sendiri, ya contohnya saya. Gantian sama istri atau anak saya" jawab penjual bakso.

ANGEL TIGER [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang