Andhira pov
Lorong ini sangat gelap, hanya ada penerangan kecil dari flash hp. Jika saja ada ketiga sahabatku, mungkin aku akan merasa aman, karena sungguh aku takut gelap, aku trauma akan gelap. Haruskah aku memberitahu pada empat laki-laki disampingku, bahwa aku gemetar karena takut.
"Are you okey?" Tanya Andra disampingku, namun aku hanya menggelengkan kepala, entah Andra melihatnya atau tidak itu bodoamat. Aku masih kesal dengannya saat dia melempar vas bunga padaku.
"Ga ada saklar apa?" Kesal Nata bersedekap dada, hingga flash hp nya mengarah padaku.
"Lo kenapa Ra, ko gemeter?" Panik Tagasa saat melihat jelas karena flash Nata.
Bang Gibran dan Nata yang berada di depan membalikkan badan mengarah padaku, flash mereka menyorot padaku semua. Karena sudah tak tahan aku berjongkok menutup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Dapat kurasa ada empat tangan yang memegang bahu, rambut dan lututku.
"Lo gapapa? Jangan buat kita khawatir Ra" ucap bang Gibran.
Jujur aku malu mengatakan pada mereka bahwa aku takut gelap, namun jika tak ku beritahu mereka tetap akan memaksa untuk aku memberitahu.
"Gw takut gelap" cicitku sekenanya.
"Hah?" Entah suaraku tak terdengar atau mereka tak percaya.
"Serius lo takut gelap?" Tanya Nata yang dapat ku tebak dia menahan tawanya.
"Gw juga manusia biasa anjir" ucapku sembari menurunkan tangan, menatap mereka bergantian yang sedang menutup mulutnya.
"Ketawa gw doain jomblo seumur hidup" ketus ku.
Mereka menghela nafas mungkin dengan bibir berkedut karena menahan tawa. Bang Gibran menarik lenganku untuk bangkit, disusul Nata, Tagasa dan Andra.
"Kita ga mungkin putar balik, gw juga ga mungkin nyuruh lo balik sendirian, tar yang ada malah pingsan dijalan. Kalau berdua, gw takut kenapa-napa" ujar bang Gibran.
"Kalau gitu lo pegangan aja noh sama si Andra, dipeluk juga gapapa" ucap Nata sembari menyenggol bahu Andra.
Aku hanya memutar bola mata malas, bukannya tidak mau, namun jual mahal dikit tidak apa-apa bukan.
"Gapapa, lo diantara badan bongsor, ayo lanjut" ucap bang Gibran.
Tak salah sih, aku memang diantara Tagasa dan Andra. Aku kembali memasukkan hp ke dalam saku celana, Tagasa yang nyuruh. Lalu kedua tanganku digenggam Andra dan Tagasa, tanggan mereka besar untukku yang sepertinya kecil.
"Tangan lo mungil" kekeh Tagasa.
🦋🦋🦋
Brakk
Brakk"Pintunya keras banget, ke ada yang ganjel di dalam" ucap Naraya.
Mereka yang di tugaskan di lantai atas dan bawah kini berkumpul di ruang tamu. Mencoba mendobrak kamar yang belum mereka periksa, entah ada apa di dalamnya mereka tidak tahu.
"Coba sekali lagi, barengan" usul Tanisha.
Naraya, pak Rt dan tiga satpam mundur kebelakang. Dengan jari yang terangkat tiga, Naraya mulai munurunkan satu-persatu jarinya.
"Tiga"
Brakk
Mereka menghela nafas lega kala pintu berhasil terbuka, ternyata memang ada meja kecil yang mengganjal pintu. Naraya melompati meja itu dan membantu satu-persatu para gadis, meja nya memang kecil, namun jika salah pijak akan berakibat fatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGEL TIGER [END✅]
Teen Fiction"Lo adalah manusia licik dan kotor, dan dengan sangat bodohnya gw malah cinta sama lo" Andhira Berness Claire. ~ "Ga ada yang akan bisa misahin kita, siapa pun itu. Satu tumbang, yang lain jangan. Balas dendam dengan cara yang sama" Angel Tiger. ~~~...