Angel Tiger 20

22 5 0
                                    

Tanah yang mereka pijak memang tanah, pohon-pohon menjulang tinggi memang asli, namun hutan yang mereka tinggali bukan hutan. Nyatanya itu sebuah labirin yang membentuk hutan, sehari semalam mereka habiskan untuk berlarian menghindari Lia di tempat yang sama.

"Kemarin kita ke pisah di sini, terus ketemu lagi di sini" ucap Tagasa.

"Kalau Bang Gibran sama Andhira ke kanan dan kita ke kiri, berarti sekarang kita lurus aja dong?" Tanya Nidya.

"Ya lo pikir mau ke belakang? Bunuh diri lo?" Tanya Nata.

"Emosi mulu lu sama pacar gw" ucap Naraya sembari menggeplak mulut Nata.

"Sakit ege" kesal Nata.

"Udah-udah, kalian masih kuat ga? Kalau masih kita lanjut" lerai Nita.

"Sanggup, mau berapa jam?" Tanya Nata sembari menaik turunkan alisnya.

Mereka menatap julid Nata yang sekarang membuka kancing kemeja atasnya, dengan teganya Tanisha langsung menendang bokong Nata dan pergi berlalu dengan menarik Nita, Nidya dan Andhira.

"Jangan sampai adek-adek gw ketularan mesum ke lu" ucap Tanisha pelan saat melewati Nata.

Tagasa dan Naraya pun ikut menggeplak bokong Nata, sehingga ringisan kecil keluar dari mulutnya.

"Padahal gw cuman nanya jalan berapa jam, biar inget waktu!" Kesal Nata sembari berteriak agar Angel Tiger mendengarnya, dan memang langsung empat gadis itu tertawa terbahak.

"Otak lu pada mesum" lanjut Nata kesal.

🦋🦋🦋

"Ya gw gira aja Nat, lo bilang ke gitu terus buka kancing kemeja. Lagian bukan gw aja yang berpikiran ke gitu" ucap Tanisha lelah mendengar Nata marah-marah untuk kejadian lima belas menit yang lalu.

"Sakit tau ga? Otak lu semua kotor-kotor emang" kesal Nata.

Terdengar helaan nafas bersamaan "Ya udah deh sorry" ucap mereka kompak.

"Mau gw maafin atau engga pun tetep aja udah kejadian ini" ucap Nata sembari menyandarkan kepalanya di paha Andhira, mengikuti yang lain.

Seperti: Gibran, Andra, Tagasa, Nata dan Naraya tiduran di paha sampai kaki Andhira, lalu Nita bersandar pada Gibran, Nidya pada Naraya dan Tanisha pada Andra.

"Berasa jadi ibu beranak banyak anjir" ucap Andhira sembari tertawa.

"Nah ini yang ke satu, ke dua, ke tiga, empat,  lima-"

"Ga mau jadi anak jadi suami aja" potong Andra cepat membuat mereka tertawa terbahak.

"Boleh-boleh tar bang Gibran jadi kakeknya" ucap Andhira.

Seakan lupa dengan kecemasan dan lelah mereka, bersantai di dekat danau dengan semilir angin. Melupakan bahwa mereka sedang dalam kondisi genting, bahkan tak menyadari beberapa orang yang melihat ke arah mereka dengan seringaian.

Dor

"Aw punggung gw" pekik Andhira saat benda keras menembus pohon dan menghantam punggungnya.

"Ra lo gapapa?" Panik Andra.

Andhira tak menjawab, hanya ringisan kesakitan yang mereka tangkap. Dengan beberapa orang yang mulai mendekat dengan seorang gadis yang tersenyum manis dengan senjata api di tangannya.

"Ra lo masih bisa lari?" Tanya Tagasa.

"Bisa"

"Ayo nyebrang" ucap Gibran.

Mereka bersembilan pun mulai berlari menuju sebrang dengan menginjak satu persatu batu, berlari tak tentu arah dengan Lia dan orang suruhannya yang mengejar dibelakang.

ANGEL TIGER [END✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang