"Serupa bukan berarti sama, hati dan pikiran manusia tidak bisa disamaratakan."
.
.
.
🌚🌚🌚🌚*Maaf banyak typo-nya.
Tapi sebelumnya aku mau bilang sesuatu dulu ya.
Mungkin banyak dari kalian yang kesel sama aku yang sering unpublish cerita ini. Dan sering publish mendadak.
Kali ini aku mau lanjutin cerita ini. Tapi ada banyak banget yang berubah, termasuk tokoh dan alurnya.
Maaf banget kalo ada yang kecewa. Tapi semoga kalian suka.
Terima kasih🥺🌚🌚🌚🌚
Dalam kehidupan keluarga kecil mereka selalu ada kesempurnaan dan bahagia, tak melulu soal menderita. Sepasang anak kembara lahir dalam kebahagiaan keluarga sebagai anak bungsu yang selalu di manja. Akan selalu ada kisah baru dihidupnya. Kala senja menyapa dan senyum itu hadir bersama raga yang datang dengan senyum bahagia setelah seharian bergelut dengan tugasnya.
Keluarga kecil Arsentio selalu melaksanakan makan malam bersama setiap hari dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, setelah semua anak mereka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Anak pertama dari pasangan Arsentio Paramadiwa dengan Anisa Shinta baru saja menyelesaikan pendidikan S1 dan akan wisuda satu minggu lagi. Arjuna Nasarendra mengambil jurusan aristek dan memiliki cita-cita menjadi arsitektur terkenal. Anak pertama adalah contoh bagi sang adik, itulah nasehat sang ayah sedari dia kecil dan meskipun berat, sebisa mungkin Arjuna memberi contoh baik, bahkan dia hampir tidak pernah menunjukan sisi buruknya di depan sang adik.
Anak kedua di keluarga kecil Arsentio memiliki paras yang bisa dikatakan sempurna. Seperti tak ada cacat fisik dan Juandra Amerta atau biasa dipanggil Juan itu sangat pintar di bidang hitung-menghitung. Sedari kecil ia memiliki bakat dalam matematika hingga sampai kini dia dua banyak meraih juara. Juan saat ini tengah menempuh pendidikan S1 Teknik Sipil, dan sekarang masih menginjak semester 3.
Saat Juandra berumur 3 tahun dan Arjuna berumur 5 tahun, Anisa melahirkan putra kembarnya yang diberi nama Alvan dan Alvin. Memiliki putra kembar adalah suatu kebahagiaan dan kebanggaan tersendiri bagi mereka. Si kembar tumbuh dengan baik serta penuh kasih sayang mama, papa, dan kakak. Saat masih kecil keduannya begitu mirip bahkan sulit untuk dibedakan, tapi seiring berjalannya waktu si kembar mulai menunjukan perbedaan. Seperti sifat dan bentuk wajah pun tak semirip saat masih kecil.
Tubuh Alvin lebih tinggi daripada Alvan, padahal Alvan adalah kakaknya. Dan dari segi kemampuan belajar, Alvin juga lebih unggul. Anak itu menjuarai lomba Fisika tingkat nasional saat SMP dan mendapatkan beasiswa di sekolah. Sehingga Arsentio tak perlu mengeluarkan banyak biaya untuk pendidikan Alvin. Lalu Alvan hanya bisa tersenyum setiap melihat Alvin membawa pulang piala dan mendengar sambutan hangat dari kedua orang tuanya.
🌚🌚🌚🌚
Pagi hari memiliki rutinitas yang sama bahkan sejak beberapa tahun terakhir, sang mama akan memasak dan membangunkan putranya untuk segera mempersiapkan diri. Namun sudah seminggu terakhir rutinitas Itu sedikit berbeda. Semua orang tak sesibuk biasanya karena memang sudah memasuki libur sekolah. Untuk Arjuna dan Juandra sudah hampir satu bulan mereka berada di rumah. Karena memang libur kuliah lebih cepat dan lebih lama waktunya.
Karena Arjuna sudah lulus, dia mulai bekerja di salah satu perusahaan yang bekerja di bidang arsitektur. Baru beberapa hari Juna bekerja dan selalu pulang malam. Bahkan sampai di rumah pun Juna terlihat kelelahan, tapi Juna tetaplah kakak yang sempurna untuk adik-adiknya. Selalu melakukan sesuatu yang membuat sang adik senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
AuRevoir √
FanfictionFollow dan vote ya! "Serupa bukan berarti sama, hati dan pikiran manusia tidak bisa disamaratakan. Mereka kembar, tapi tak selamanya harus sama." kembar, dari kata itu mungkin kalian mengira jika mereka sama. saling berbagi cerita suka maupun lara...