Sudah empat hari lamanya anak itu tak pergi ke sekolah, dan baru hari ini Alvan mulai menjalani rutinitasnya sebagai siswa kelas sepuluh dengan normal.
Untuk hari ini alvan sudah menyiapkan semua tugas yang di minta guru. Berkat bantuan Hema yang selalu memberi tahu tugas dan materi pelajaran.
Kali ini untuk pelajaran seni budaya, mereka diminta untuk melukis sesuatu yang memiliki makna. Alvan memang tak terlalu pandai melukis, tapi Hema sangat pandai akan hal itu. Jadi untuk untuk hema membantu Alvan membuat lukisan.
(Lukisan milik Alvan)
(Lukisan milik Hema)
Dibawah lukisan tersebut diselipkan sedikit makna dari lukisan tersebut, namun semua itu tidaklah mudah bagi mereka yang tak memiliki keberanian di sekolahnya sendiri. Belum sampai mereka benar-benar menikmati waktu untuk bernafas, mereka sudah berulah.
Hema dan Alvan yang bisa melihat dari jauh bagaimana segerombolan siswa merusak karyanya. Mereka ingin melawan tapi tidak bisa, karena ada Ibra disana. Ia bisa dengan mudah membuat Alvan dan Hema di depak langsung dari sekolah ini dengan tidak hormat. Apalagi Alvan, yang kemarin saja urusan dengan orang tuanya belum selesai dan ia tak mau menambahi beban papa mamnya.
"Kayaknya hari ini seneng banget, udah nggak sabar ya main sama kita." Ucap Damian dengan wajah liciknya.
Dengan kata-kata mengajak bermain membuat bulu kuduk Alvan merinding. Entah apa yang akan mereka lakukan padanya lagi.
"Udah, tolong. Apa nggak cukup kalian buat gue di skors kemarin?" Mohon alvan yang sudah ada di bawah Damian.
"Enggak!" Jawab Damian dengan lantang. anak itu malah terkekeh melihat raut putus asa Alvan.
Tanpa mereka sadari, permainan balas dendam sudah di mulai.
🌚🌚🌚🌚
KAMU SEDANG MEMBACA
AuRevoir √
FanfictionFollow dan vote ya! "Serupa bukan berarti sama, hati dan pikiran manusia tidak bisa disamaratakan. Mereka kembar, tapi tak selamanya harus sama." kembar, dari kata itu mungkin kalian mengira jika mereka sama. saling berbagi cerita suka maupun lara...