Jeno masuk kedalam rumahnya dengan wajah kecut, bibirnya hanya menghembuskan nafas berat sementara tangannya membuka kancing lengan kemeja dan menarik dasinya.
Seungmin turun dan menyambutnya dengan senyum, dia langsung menerima jas milik suaminya dan seperti biasa, Jeno akan melengos pergi tanpa mengatakan apapun. Seungmin hanya mengelum senyum kecut melihat punggung suaminya.
Matanya kemudian menatap jas berwarna hitam itu dan menyadari aroma lain menguar dari jas itu, alisnya bertaut lantas mengendus jas kerja sang suami.
Setelah mendapati kissmark di leher Jeno, kini dia menghirup aroma lain dari parfume suaminya, lebih lembut seperti wangi submissive. Irisnya menatap pintu kamar mereka yang tertutup.
Dia sudah tak bisa melakukan apa-apa. Hanya bisa menerima perlakuan Jeno yang tak pernah berubah selama lima tahun menikah. Pria itu lantas naik untuk menghampiri Jeno.
Setelah meletakkan jas kerja suaminya pada keranjang pakaian kotor, dia duduk ditepi ranjang dan tak lama Jeno keluar mengenakan piyama tidur.
“Kau tidak pulang semalam, dan sekarang ada aroma parfume orang lain di pakaianmu” Tutur Seungmin.
“Lalu?” Tanya Jeno.
“Aku suami cantikmu, aku dengan suka rela akan memberikan tubuhku tapi kenapa kau menikmati tubuh orang lain?” Tanya Seungmin menekan, pria itu lantas berdiri dan menatap suaminya sengit.
“Sedikitpun, aku tidak memiliki ketertarikan denganmu” Dengus Jeno. Pria itu tak lagi mengatakan apa-apa lalu naik keatas ranjang.
Seungmin hanya bisa menghela nafas jengah lalu berjalan keluar dari kamar. Melihat sikap Jeno hanya membuat emosinya naik.
Jeno menarik kepalanya dari balik selimut tebal setelah memastikan Seungmin keluar, bibirnya lantas mengulum senyum lalu membawa tubuhnya beranjak dan meraih ponselnya dimeja nakas lalu mulai berbalas pesan dengan Jaemin.
“Sedang apa Baobei?” Tanya Jeno
“Merindukanmu” Balas Jaemin.
“Kapan kau akan tinggal disini?” Tanya Jaemin lagi dalam pesannya.
“Aku hanya bermalam disini, hari-hariku, ku habiskan bersamamu. Jangan khawatir, aku akan datang besok pagi dan sarapan bersama”
“Benarkah?”
“Uhm, istirahatlah. Sudah malam, aku juga”
“Jangan melakukan dengannya”
“Tidak, aku hanya akan melakukannya denganmu” Balas Jeno dengan seulas senyum.
“Baiklah, kau juga” Balas Jaemin.
Pria itu tersenyum setelah membaca balasan terakhir Jeno, dia meletakkan ponselnya pada ruang kosong disebelah kasurnya lalu menarik selimut agar menggelung tubuhnya dan mulai terlelap.
×÷×÷×÷×÷×
Jeno turun dari lantai atas kamarnya sudah rapi dengan pakaian kerja seperti biasanya. Seungmin masih dikamar dan membereskan tempat tidur. Irisnya menangkap Mark dan Haechan yang asik bermain dengan Chenle.“Pagi Jeno” Sapa Mark tersenyum.
Jeno hanya membalas sekenanya, dia mendudukkan tubuhnya didepan Mark dan Chenle tersenyum melihat pria itu, dia lantas datang menghampiri Jeno dan memberikan sebungkus permen.
Haechan tersenyum melihat Chenle begitu pula Jeno. Senyumnya memang tipis, tapi Mark menangkap keinginan Jeno yang kuat untuk memiliki anak.
Tangan besar Jeno terulur untuk mengacak surai hitam Chenle lalu mengusap pipi tembamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE 🔞 [NOMIN]✓
Fanfiction(COMPLETED) WARN : BXB, M-PREG, MATURE CONTENTS. 🐶 "Aku akan mengubah rambutku berwarna hitam jika kita putus dan tidak akan pernah menggantinya sebelum aku move on" 🐰 "Aku tidak akan memotong rambutku jika kita putus, sampai aku melupakanmu" Upd...