Keduanya masuk ke dalam mobil Jeno, sang dominan menoleh kearah Jaemin. Dia lihat raut wajah tenang Jaemin berubah. Dia tahu, sulit bagi Jaemin mengontrol kondisinya.
“Sayang...” lirih Jeno.
Jaemin langsung menoleh dan dengan manja memeluk suaminya. Jeno tersenyum lalu merengkuh Jaemin, mengusap punggung sempit suami cantiknya dengan sayang.
“Maafkan Daddyku” Ucap Jeno.
“Aku tak apa jika Daddymu tak akan bisa menerimaku. Tapi sakit sekali Daddymu menolak cucunya sendiri. Anak kita tidak bersalah Jeno” Lirih Jaemin, Jeno tersenyum kecut lalu mengecup pucuk kepala Jaemin.
“Daddyku memang selalu keras kepala. Setidaknya, keluargaku sudah tahu hubungan kita. Terlepas mereka akan menerima kita atau tidak, biarkan saja berlalu” Ucap Jeno
“Yang penting adalah kau dan aku sekarang” Tambahnya, Jaemin mengangguk manja dalam dekapan suaminya.
Setelahnya dia menarik dirinya dan meraih tisu didashboard. Membersihkan air matanya yang sempat turun ke pipinya. Jeno tersenyum lalu mengusap pucuk kepala suami cantiknya. Setelahnya mobil milik Jeno melaju meninggalkan pelataran rumahnya.
Kini menyisakan keluarga Jung dengan segala ketegangan.
Mark sudah masuk ke kamarnya bersama Haechan. Mereka duduk berdua disofa kamar dengan sama-sama diam.
“Hyung...” Panggil Haechan, sang dominan lantas menoleh.
“Kau tidak akan menceraikan ku kan?” Tanya Haechan.
“Tentu tidak. Mana mungkin Haechan, aku akan mempertahan rumah tangga kita. Lagi pula, kau sudah berubah. Daddy aneh jika masih memaksa aku meninggalkanmu” Ucap Mark
“Hyung, aku takut”
“Sekarang, kau tahu rasanya jadi Jaemin kan?” Tanya Mark
“Kenapa kau membahas dia?” Haechan balas bertanya dengan sebal.
“Setelah ketegangan tadi, harusnya kau bisa menyimpulkan sendiri Haechan. Kau lihat bagaimana dia berjuang bersama Jeno, dan itu bukanlah sesuatu yang mudah. Dia bahkan mendapat tamparan dari Daddy” Dengus Mark di akhir kalimatnya.
Haechan berdecak seraya melipat kedua tangannya di dada. Ekor matanya bergerak gelisah seraya memikirkan setiap detik kejadian tadi dan juga nasib rumah tangganya.
Lalu Jaehyun dan Taeyong kini berada diruang kerja suaminya. Taeyong hanya diam melihat suaminya berjalan hilir mudik penuh kecemasan.
“Jaehyun...” Panggil Taeyong.
“Diam Taeyong, jangan berusaha membujukku” Sergah Jaehyun membuat suaminya menghela nafas berat.
“Coba renungkan dirimu sendiri, kau terlalu keras pada kedua putramu. Sekarang keluarga kita jadi seperti ini. Kau tahu bahwa tidak ada manusia yang suci, mereka berdua sudah berubah” Jelas Taeyong
“Dan yang kau anggap suci, mencoreng nama keluarga kita” Tambah Taeyong, ia ingat lagi tentang Seungmin yang ia sayang sepenuh hati justru berselingkuh dengan pegawai mereka.
“Tae...”
“Lupakan tentang image keluarga. Kebahagiaan lebih penting diatas segalanya. Mereka putramu, kita sudah melakukan segalanya dan mereka juga berusaha menjadi yang kita mau...”
“Ingat, kita yang ingin mereka lahir, lalu tanggung jawab kita adalah menjamin bahwa mereka hidup dengan baik. Mereka tidak minta dilahirkan untuk hidup tak bahagia. Bahkan kau sendiripun, akan kesal jika keinginanmu tidak dituruti”
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE 🔞 [NOMIN]✓
Fanfiction(COMPLETED) WARN : BXB, M-PREG, MATURE CONTENTS. 🐶 "Aku akan mengubah rambutku berwarna hitam jika kita putus dan tidak akan pernah menggantinya sebelum aku move on" 🐰 "Aku tidak akan memotong rambutku jika kita putus, sampai aku melupakanmu" Upd...