Jeno masuk kedalam rumahnya dengan wajah malas seraya menarik kopernya, dia lihat Seungmin tengah asik melihat majalah diruang tamu ditemani secangkir teh, kepalanya mendongak saat mendengar suara berisik.
Dia sontak beranjak menghampiri Jeno dan meraih koper yang ditarik suaminya.
“Bagaimana perjalananmu?” tanya Seungmin.
“Melelahkan” Balas Jeno
“Dimana Daddy?” tanya Jeno kemudian, matanya mengedar melihat rumah besar mereka yang nampak sepi, hanya maid yang berlalu lalang.
“Ditaman bersama Bubu dan Chenle” Jawab Seungmin.
“Mark Hyung belum pulang?” Tanya Jeno seraya berjalan untuk naik ke kamarnya, Seungmin hanya menggeleng lalu mengekori suaminya.
“Ah aku lupa memberitahumu, Mark Hyung akan tinggal disini mulai sekarang” Tutur Seungmin.
“Kenapa mendadak?”
“Haechan kesepian, jadi mungkin mereka akan tinggal disini. Aku bisa menemani Haechan Hyung” Jawabnya, Jeno hanya mengangguk lalu berlalu masuk ke dalam kamar.
Seungmin selalu menyadari tentang Jeno yang tak pernah menyuruhnya. Sesuatu yang biasa diminta seorang suami, hanya Seungmin yang akan suka rela melakukannya untuk Jeno sebagai bentuk baktinya pada sang suami.
Kadang selelah apapun Jeno, jika dia ingin kopi, dia akan membuatnya sendiri.
Karena dia tak ingin Seungmin menuntut apapun dalam rumah tangga mereka, sesuatu yang tak ingin Jeno inginkan untuk terjadi. Jadi Jeno tak merasa berhutang apapun pada Seungmin atas baktinya.“Sudah sampai?” Tanya Haechan tersenyum saat dia melihat Jeno tengah asik menikmati kopinya dimeja makan seraya memainkan ponselnya.
Tentu saja asik berbalas pesan dengan suami cantiknya yang sudah ia rindukan.
Jeno hanya menoleh sekilas dengan kedua alis naik sebagai jawaban, dia lihat kakak iparnya itu menarik kursi didepannya lalu mendudukkan tubuhnya disana.
“Kudengar dari Renjun, kau menanam saham di Restoran keluarga Jaemin?” Tanya Haechan.
Ah, Jeno lupa. Ada Renjun dan Haechan yang masih menjaga hubungan baik satu sama lain. Bagaimana jika Haechan menceritakan ini pada keluarganya?
Tapi ia rasa, Haechan bukan orang seperti itu kan?
“Hmm” Jawab Jeno sekenanya, irisnya bergerak gelisah lalu menyeruput kopinya.
“Kau masih tidak bisa melupakan dia hmm?” Tanya Haechan menggoda, Jeno mendengus dengan seulas seringai sebagai respon.
“Ku dengar, dia bertunangan dengan seorang pengusaha” Tuturnya lagi membuat Jeno lagi-lagi mengulum seringai.
“Ah, kenapa dia memutus kontak denganku dan Renjun? Aku merindukan dia” Rengek Haechan.
“Mungkin, dia sudah bahagia sekarang” Jawab Jeno asal dengan seulas senyum cerah.
“Kedua orang tuanya juga tidak mau memberi nomor ponselnya. Ah aku ingin bertemu dengannya, sekarang dia secantik apa uhm?” Monolog Haechan.
“Sangat cantik” Batin Jeno seraya mengingat lagi wajah suami cantiknya ditambah saat wajahnya begitu polos tanpa sapuan makeup setiap bangun pagi. Benar-benar cantik.
Ah Jeno sudah rindu suami cantiknya.
“Kau sudah pulang?” Tanya Taeyong saat dia masuk sambil menggendong Chenle, melihat putra dan menantunya duduk berdua tampak asik berbincang.
KAMU SEDANG MEMBACA
IF WE 🔞 [NOMIN]✓
Fanfiction(COMPLETED) WARN : BXB, M-PREG, MATURE CONTENTS. 🐶 "Aku akan mengubah rambutku berwarna hitam jika kita putus dan tidak akan pernah menggantinya sebelum aku move on" 🐰 "Aku tidak akan memotong rambutku jika kita putus, sampai aku melupakanmu" Upd...