12. Big Secret

11.3K 1K 110
                                    

“Jaemin, ini sungguh...?”

Jaemin tersenyum kikuk melihat Haechan berdiri didepannya. Untuk saat ini, dia tak bisa berfikir jernih. Pertemuannya dengan Haechan yang dia rasa harusnya mengharukan, jadi menakutkan mengingat pria didepannya saat ini adalah kakak iparnya.

Takut jika pertemuan mereka berangsur panjang hingga berakhir hubungannya dengan Jeno terbongkar.

“Haechan” Pekik Jaemin

“Astaga, aku merindukanmu” Rengek pria itu seraya berhambur memeluk Jaemin. Keduanya tertawa seraya melompat-lompat untuk meluapkan rasa rindu mereka. Setelahnya mereka melepaskan pelukan hangat itu.

“Ini benar kau. Lihatlah, kau semakin cantik” Puji Haechan mencubit dia pipi Jaemin membuat sahabatnya itu terkekeh.

“Terima kasih, kau juga. Bagaimana kabarmu?” Tanya Jaemin dengan seulas senyum.

“Baik tentu saja” Balas Haechan.

“Mana anakmu?” Tanya Jaemin lagi.

“Aku meninggalkannya di rumah bersama Baby sitter” Jawab Haechan yang direspon anggukan oleh Jaemin.

“Aku dan Renjun sangat merindukanmu, kau tahu?” Rajuk Haechan membuat Jaemin terkekeh.

Drrtt...
Ditengah asiknya berbincang setelah pertemuan yang mengharukan, dering ponsel Jaemin menginterupsi perbincangan keduanya. Jaemin merogoh benda pipih di saku celananya dan melihat panggilan masuk dari sang suami. Irisnya bergerak panik dengan senyum kecut. Dengan ragu dia menerima panggilan dari Jeno.

“Halo Sayang” Sapa Jaemin.

“Aku dirumah, kau belum kembali?” Tanya Jeno.

“Ah iya, aku dalam perjalanan. Tunggulah sebentar” Sahut Jaemin dan setelahnya panggilan telepon mereka terputus.

“Haechan, maaf aku harus segera kembali”

“Tunggu, berikan aku nomor ponselmu. Aku bertanya pada teman-teman kita di basecamp dulu dan tidak ada siapapun yang memilikinya”

Jaemin menghela nafas lalu menerima ponsel pria bertubuh sintal itu untuk memberikan nomor ponselnya.

“Terima kasih” Ucap Haechan dengan senyum.

“Uhm, sampai bertemu lain waktu ya. Titip salam untuk keluargamu” Pamit Jaemin seraya berlalu meninggalkan Haechan. Pria bertubuh sintal itu berbalik melihat Jaemin yang sangat terburu-buru.

“Untuk Jeno tidak?” Goda Haechan yang sontak membuat langkah kaki Jaemin terhenti, dia lantas berbalik dengan senyum penuh tanya kearah sahabatnya.

“Aku bercanda. Mana mungkin aku berani menyampaikannya. Nanti suaminya marah” Kekeh Haechan kemudian yang membuat Jaemin mengulum senyum kecut.

Jaemin mengabaikan itu lantas berjalan keluar untuk pulang karena sang suami sudah menunggu dirumah.

Jeno menoleh saat mendengar suara pintu apartemennya terbuka, dia lihat suami cantiknya berjalan masuk menjinjing paperbag. Senyum submissive itu sangat cerah saat menyambut suaminya yang sudah duduk disofa ruang tamu rumah mereka. Dominan itu beranjak dan menghampiri Jaemin didapur.

“Kau dari mana? Tidak biasanya suamimu pulang kau tidak di rumah” Rajuk Jeno membuat Jaemin terkekeh, dia usap poni sang suami yang sedikit berantakan.

“Aku membeli beberapa buah karena sudah mulai habis” Sahut Jaemin.

“Tidak usah siapkan makan, aku baru saja makan dengan client tadi. Aku ingin kopi saja” Sahut Jeno saat melihat suami cantiknya hendak menghidangkan makan siang.

IF WE 🔞 [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang