⚠️ WARNING ⚠️
Typo bertebaran
.
.
.Mereka semua berkumpul di ruang bawah tanah, di samping ruang rapat anggota inti VELLERICK.
Penuh rasa kesal, cemas, menjadi satu.Mereka cemas akan kondisi Ryan dan lebih cemas lagi dengan kondisi Riko, di karenakan tembakan itu tepat di dada Riko.
Nuel, Dika, Jessy, dan Albert yang membawa Riko dan Ryan, sebenernya mereka semua ingin ikut, namun di larang oleh Rafa, rumah sakit tentu tidak akan mengizinkan mereka beramai ramai kesana, mereka akan bergantian menjenguk nanti.
Sekarang mereka sedang berkumpul di markas, menunggu kabar dari Albert, selagi menunggu mereka ingin mengajukan banyak pertanyaan kepada salah satu pria yang mereka tangkap tadi.
Rasa nya ingin sekali memukul wajah nya hingga ia mati, namun mereka sudah memberi tau arsell dkk, jadi arsell meminta agar ia yang menangani.
"Udah lama nih ruang eksekusi ga pernah di pake". Ujar salah satu anggota VELLERICK.
Ruang eksekusi?. Batin pria itu sambil meneguk ludah nya sendiri.
"Yaah gimana sih, biasa nya cuman di patahin aja tangan nya, tapi ini parah banget sih, jadi kemungkinan disini bakal ada yang di mutilasi". Sahut seseorang.
Pria itu mulai ketakutan, keringat dingin mengucur.
"Yah tremoorr". Pekik mereka hampir bersamaan.
"Udah udah". Lerai Rafa.
"Mending kalian yang luka luka ke atas, obatin dulu, kotak p3k nya ada di Deket meja biliar". Titah Rafa.
"Lo gpp disini sendirian? Tapi kan Luka Lo juga harus diobatin raf". Axel menepuk pundak Rafa.
Axel sangat dekat dengan Albert. Bisa di bilang sahabat kecil."Luka gue ga parah, yang penting kalian dulu, gue yang jaga dia disini sampe arsell dateng". Finall Rafa.
"Oke klo gitu". Axel menepuk pundak Rafa. "Yok guys kita keatas dulu, bentar lagi juga anak anak lain dateng". Sambung Axel.
.....
"KURANG AJAR MEREKA". pria yang memegang pisau lipat itu membuka topeng nya, ia duduk di bawah pohon dengan nafas yang terengah-engah.
"EMANG SIALAN". Begitu pula dengan pria yang memegang balok kayu, ia melepas topeng nya dan berbaring diatas rerumputan.
Pria yang memegang besi pun ikut membuka topeng nya dan mengusap kasar wajah nya. "SIALAN".
sedangkan tidak dengan pria yang memegang pistol itu, ia tak bergeming, ia tak membuka topeng nya.
"KITA HARUS GIMANA BOS?, MAU KITA SERBU AJA SEMUA NYA? KITA BAWA ANAK ANAK LAIN?". pekik pria dengan besi di tangan nya.
"Jangan gegabah, gue tau dia tertangkap, tapi gue rasa dia ga akan ngasi tau banyak informasi". Pria dengan pistol itu menyandarkan tubuh nya di pohon dekat motor nya.
"Tapi gimna kalo dia bocorin lokasi kita?!, Dia bocorin identitas bos?!". Sahut pria dengan balok kayu di ujung.
"Kita mulai rencana C". Di balik topeng, pria itu itu tersenyum smrik.
"Se-serius bos?!".
....
Rafa membuka topeng pria itu dengan kuat.
Shit. Batin pria itu.
Rafa mencengkram erat wajah pria itu. " Jujur sama gue, Lo sama temen lo siapa?!, Berani berani nya kalian bikin rusuh di markas".
Pria itu hanya menatap Rafa tanpa sepatah kata pun, membuat Rafa geram, tanpa sadar Rafa memberikan satu Bogeman mentah tepat di pipi pria itu.
Pria itu mendesis, mulut nya mengeluarkan darah segar. "Cih"
" Sekarang bisa aja Lo kek gini, tpi tunggu sampe Arsell Dateng". Rafa tersenyum smrik.
Saat Rafa ingin keluar, diatas terdengar suara ribut, Rafa berlari meninggalkan ruang bawah tanah itu dan bergegas keatas.
Sesampainya diatas ia melihat pemandangan yang membuat emosi nya memuncak, semua anak anak VELLERICK terkapar dengan luka dimana mana, banyak sekali orang orang yang mengenakan jaket hitam bertuliskan VIELD di dekat anggota VELLERICK yg terkapar.
Saat ia ingin menghampiri mereka, ia di hadang oleh 4 pria yang tadi yg belum lama membuat rusuh di markas.
"APA MAU KALIAN HAA!". Pekik Rafa dengan emosi yg memuncak dan tangan yg mengepal Sempurna.
"Apa mau kami? Menurut Lo?". Pria yg memegang pistol itu mengangkat sebelah alisnya.
"Shiitt". Rafa yg mulai kehilangan kesabaran nya pun langsung menghantam wajah pria itu dengan satu pukulan kuat.
Pria itu terjatuh, pria itu langsung membalas nya, ia menembak kaki Rafa, membuat Rafa terjatuh.
Rafa diangkat oleh dua pria lain nya, kedua tangannya di cekal kuat, perut Rafa mendapatkan banyak sekali pukulan, tendangan, membuat Rafa hampir kehilangan kesadaran nya.
Maaf sel, gue ga bisa jaga markas. Batin Rafa lalu kehilangan kesadaran nya.
"Stop, jangan bunuh dia, bukan dia ancaman kita, ini hanya gertakan untuk arsell, ga ada yg mati kan orang orang ini?". Ucap pria yg memegang pistol.
"Gada bos, aman". Sahut pria berjaket hitam lain nya yang bertuliskan VIELD, di ujung sana.
"Oke, kalian bebasin dia di bawah, baru kita pergi, kita Serang arsell nanti". Finall pria itu
Beberapa orang turun ke ruang bawah untuk menyelamatkan teman mereka, itu bukan karena mereka kasihan, tapi karena mereka tak ingin ia membocorkan semua rahasia.
....
Perasaan arsell sungguh tak enak, hati nya berdegup kencang, ia menyuruh anak anak VELLERICK yg ikut dengan nya untuk segera kembali ke markas.
Bukan hanya arsell, moreo, kenzio, serta anak anak lain, bahkan Michelle dan tasya pun ikut merasakan hal yang sama.
Mereka bergegas menuju markas. Membutuhkan waktu yang cukup lama untuk kembali.
Kurang lebih 20 menit mereka sampai di depan markas, arsell merasa sedikit tenang karena di depan motor mereka masih terparkir dengan rapih dan pintu markas tertutup rapat.
Namun rasa tenang itu tak bertahan lama, sirna dalam sekejap, pemandangan yang kali ini arsell dan yang lain nya liat membuat mereka terkejut.
Mata michelle dan Tasya membulat sempurna, diantara anak anak lain yang tergeletak tak sadar kan diri, mata mereka tertuju pada Rafa yang terkapar dengan banyak darah di ujung sana dan tangan yg di ikat.
"RAFAAA!!".
HY SEMUAA, Q&A BUAT TOKOH TOKOH DI ARSELLIO INI MASI DI BUKA YAA..
Seneng banget akhir akhir ini bnyk yg dukung author dengan vote sama komen nya, sukaa bngtt, makasiiiಥ‿ಥ
.
.
Ikutin terus keseruan nya
Cari tau spoiler dan update nya di Instagram
@mxmychuulo
.....Vote for support me!
KAMU SEDANG MEMBACA
ARSELLIO [ Hiatus ]
Fiksi RemajaAlan Arsellio Anggara, ya itu dia leader VELLERICK yang paling di segani, sering di juluki kulkas 1000 pintu. Dirumah arsell sangat berbeda, manja dengan bunda nya adalah sifat yang tak bisa ia pungkiri, tidak ada yang tau tentang itu, sampai suatu...