<<Endless tears (Love is a beautiful pain)>>
...Saat ini, kamu berdiam diri di apartemen baru mu untuk kamu tinggal entah berapa lama
Tapi kita Rindou, dia sudah membayar dengan lunas
Kamu duduk di balkon sembari menikmati, malam dingin itu sembari mengelus elus perut mu pelan
"Memang dia tidak akan pernah bisa merubah kebiasaan nya, aku saja yang memiliki ekspektasi lebih" gumam mu, kamu kembali menghela nafas pelan
Lalu menatap langit gelap itu dengan sedu.
"Malaikat kecil ibu, harus tumbuh dengan kebahagiaan, apapun itu cara nya jika pun tanpa ayah ibu tidak akan peduli dengan diri ibu sendiri jika itu demi kamu.." ucap mu, kamu tersenyum senang namun sedih
Kembali nya meneteskan setetes air mata, kamu mungkin rapuh tapi kamu ini tidak ingin anak mu yang masih di kandungan memiliki ibu menyedihkan seperti mu yang doyan menangis seperti anak kecil.
Kamu masuk lagi kedalam, menutup pintu balkon serta hordeng nya
Membiarkan ruangan luas itu, gelap tak bercahaya dengan suasana dingin yang menyelimuti
Kamu ketakutan, kamu marah, kamu sedih semua nya bercampur seperti makanan basi yang di satukan
Tak terasa pahit nya.
Karna saking pahit nya, membuat kamu mati rasa saat itu juga.
Mata mu terpejam, tangan mu mengelus elus perut mu
Mencoba untuk tertidur, tapi tidak bisa sama sekali
Selalu ingin menangis, melampiaskan itu semua entah ke siapa
Kamu benar benar tidak bisa tanpa ran, karna hari mu hampa jika tidak ada diri nya
Jika kamu bisa bilang dengan ran, kamu ingin dia ada di sisi mu sekarang
Tapi itu sama saja dengan menyakiti diri sendiri.
Kamu terbangun lagi dan menduduki diri di samping ranjang, untuk menenangkan pusing di kepala mu
Balum beberapa menit lama nya, notif dari ponsel mu menghentikan keheningan di ruangan itu
Kamu dengan cepat mengangkat nya, tanpa melihat kontak siapa itu "halo?"
"(Name)..."
Kamu tertegun, mematung. Suara pria yang sangat amat kamu kenal ya jika tidak lain itu ran suami mu.
Kamu baru ingin mematikan telfon, tapi ran berucap "tolong jangan di matikan, izinkan aku berbicara pada mu sebentar.." ujar nya
Air mata mu seakan tidak bisa tertahan, dan pecah saat itu juga tapi kamu menahan isakan tangis nya menggunakan tangan mu "aku, minta maaf (name).. kamu boleh mendengarkan ku sembari menangis" ucap ran
Kamu mengusap air mata mu kasar, mendengar suara pria itu saja membuat kamu teringat kejadian sebelum ini
Sakit, jelas memang nya siapa yang tidak sakit hati jika suami nya melakukan hal senonoh seperti itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Self control × Haitani Ran
Actionliat Prolog\ Intro Haitani ran × Readers berbau 🔞 yang masih di bawah umur, tolong kebijakan dalam membaca ya gue saranin untuk tidak membaca kalo masih maksa membaca, dosa di tanggung sendiri