Dengan Abang Pejantan Gue I

1K 10 1
                                    

Sedari SMP, gue sadar ada yang berbeda dari diri gue. Gue lebih tertarik terhadap badan pria daripada perempuan. Gue menyadari jika gue mulai menyukai pria karena gue sering melihat badan berotot kedua abang gue yang selalu topless saat berada di rumah. Belum lagi, tonjolan kontolnya dibalik celana pendek yang mereka pakai selalu nampak jelas. Dan gue serasa terhipnotis oleh keindahan kontol yang terjiplak sangat jelas itu. Apalagi badan berotot mereka yang nampak menggiurkan saat badan mereka sedang basah oleh keringat. Sejak saat itu, gue telah bertekad untuk membentuk badan gue agar menjadi sedikit berotot, mirip dengan badan kedua abang gue.

Nama gue Ito, gue berumur 16 tahun yang sedang bersekolah kelas 2 SMA dan sedang dalam kelas online akibat pandemi ini. Gue memiliki 2 orang abang, yang 1 telah bekerja, namanya Eza, berumur 24 tahun dan Okta, berumur 22 tahun yang masih kuliah semester akhir.

Sedikit deskripsi tentang abang-abang gue. Abang gue ini mewarisi bakat olahraga dari mama dan mereka merupakan mantan atlet di sekolah sama kampus. Bang Eza atlet voli sedang bang Okta merupakan pemain sepakbola atau futsal yang handal. Oleh karenanya, badan mereka semua terbentuk sempurna oleh pahatan otot kekar dan bidang. Ditambah dengan warna kulit yang sawo matang, menambah kejantanan dan kegagahan kedua abang gue ini. Sedangkan gue mewarisi kepintaran papa yang seorang dokter. Meski begitu, badan gue juga tak nampak buruk, hanya jika dibandingkan oleh kedua badan abang gue saat mereka seumuran gue, badan gue nampak jauh tak terawat. Ideal, namun tak terbentuk saja.

Singkat cerita, sudah 3 bulan semasa pandemi ini gue mulai olahraga sendiri di rumah mengikuti saran dari aplikasi olahraga di handphone. Tak sia-sia, badan gue kini mulai terbentuk walau tak begitu nampak otot-otot nya.

Hubungan antara gue dan kedua abang gue lumayan dekat, terlebih saat gue beranjak SMA. Bang Eza sering mengajak gue dan bang Okta ke diskotik atau sekedar minum di bar, tentu ia yang membayar. Namun sejak pandemi ini, kami sudah jarang meluangkan waktu bersama karena memang hampir setiap jam, kami bertemu di dalam rumah yang membuat kami menghabiskan waktu sendiri, terlebih saat malam.

Sekarang ini, papa dan mama sedang pergi menginap di rumah kakek karena ternyata beliau dinyatakan positif terhadap omimron. Hal ini membuat kami harus tinggal di rumah bertiga sedangkan mereka pergi ke luar kota untuk merawat kakek yang kebetulan tinggal berdua dengan nenek.

Sore itu kami bertiga mengadakan sesi olahraga bersama karena kedua abang gue ini tahu bahwa gue sudah rajin berolah tubuh. Dengan telanjang dada dan hanya mengenakan celana saja, kami mulai olahraga mulai dari push up, sit up, dan angkat barbel saja. Sedari tadi saat berolahraga memang gue telah memandang kedua badan abang gue yang saat menggiurkan ini. Apalagi keringat yang jatuh menetes di badannya itu. Ingin sekali rasanya gue menjilati setiap tetes keringat mereka. Hingga tak sadar, kontol gue pun mulai beranjak tegang dibalik boxer yang gue pakai dan saat itulah bang Eza sadar dengan ngacengnya kontol gue.

****

Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/deansius


Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan II" juga cerita-cerita lain milik Author seperti

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

Para Pejantan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang