Pejantan dalam Pengaruh Ilmu

558 9 0
                                    

Lahir dari keluarga yang memiliki ilmu turun temurun, gue sendiri bernama Bimasakti, biasa dipanggil Sakti oleh keluarga dan teman-teman gue di kampung. Gue sekarang berumur 18 tahun, setelah lulus SMA, gue meminta kepada orang tua gue agar gue diizinkan mereka ke luar kampung, pergi ke kota untuk menempuh pendidikan sarjana. Walau keluarga gue ini masih memegang erat kemampuan ilmunya, namun mereka juga menginginkan jika gue, sebagai anak semata wayangnya bisa mendapatkan pendidikan formal yang tinggi.

Ilmu yang gue maksud disini adalah bisa dibilang semacam ilmu hitam. Ilmu yang diturunkan dari kakek moyang gue, hingga kini sampailah pada generasi gue. Memang di kampung sendiri, keluarga gue sudah sangat terkenal dengan pengobatan alternatifnya, juga dengan ilmu-ilmu lain yang mungkin agak tidak bisa dicerna oleh nalar. Misalkan, keluarga gue sering kali mendapatkan tamu dari kota yang meminta untuk menjadi sukses dalam usahanya, proses pemilihan karir, dan lain-lain. Ada juga mereka yang datang karena ingin mendapatkan jodoh, atau sengaja meminta agar orang yang mereka sukai menjadi jatuh hati pada mereka.

Seperti yang sudah gue jelaskan tadi, gue sendiri memiliki bakat dalam hal ini. Sejak kecil memang keluarga gue telah mengajarkan gue tentang bagaimana gue bisa mengatur kemampuan gue ini. Gue pun sadar betul dengan apa yang gue miliki sekarang ini. Dan dari ilmu ini lah yang membuat gue dapat menjadikan hidup gue jauh lebih nyaman di kota perantauan gue sekarang ini.

– – – –

Gue sadar sejak kecil jika gue memiliki ketertarikan yang berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Bisa dibilang bahwa gue ini adalah seorang gay. Ya, sejak kecil gue memang sangat tertarik dengan seorang pria, apalagi mereka yang memiliki fisik yang bagus dan menawan. Lagaknya seorang pejantan ulung, tak jarang pula sejak kecil gue sudah menggunakan kemampuan gue ini untuk mendapatkan apa yang gue mau. Yaitu, menghasut atau bisa dibilang menghipnotis pria-pria jantan di kampung gue ini untuk gue nikmatin kontolnya atau lobang pantatnya.

Sekarang ini, gue sedang bersiap diri hendak menuju sebuah mall, mencari pria yang bisa gue taklukan, yang bisa gue jadikan mangsa gue dalam segala hal. Selain gue menggunakan ilmu gue ini untuk dapat menikmati badan pria, gue juga menggunakan kemampuan gue ini untuk mendapatkan uang jajan tambahan. Lumayan bagi gue yang seorang anak rantau ini. Selain itu, gue selalu menjaga padan dan penampilan gue agar terlihat rapi supaya tidak memberikan kecurigaan pada korban gue nantinya. Sekilas dengan diri gue, gue memiliki wajah rupawan dengan kulit sawo matang, kumis dan jambang yang tercukur rapi, dengan badan yang berotot pas untuk ukuran gue.

Sesampainya di mall, segera gue mencoba berputar-putar sebentar. Melihat sekeliling, mencari siapa pria yang akan menjadi target gue kali ini. Tak lama setelah gue berputar-putar, gue menemukan seorang pria, mungkin gue taksir sekitar umur 40 an. Pria itu memiliki wajah yang gagah dan nampak jantan, juga badan yang proposional, untuk ukuran pria seumurannya, mungkin bisa dibilang masih terbentuk dengan apik. Selain itu, gue pun juga melihat dari apa yang ia kenakan sekarang ini. Model jam tangannya, handphone yang ia pakai, juga dari kisaran sepatu dan tas yang ia bawa.

'Sempurna.' Pikir gue dalam hati.

Perlahan gue mulai mengikuti langkah kaki pria itu yang sedang bersama dengan rombongan yang mungkin adalah istri dan anak-anaknya. Sampai beberapa saat, sang pria ini mulai berpisah sebentar dan langsung gue ikuti terus hingga ternyata ia menuju ke sebuah toilet. Pria itu melangkah masuk dengan santai yang gue ikuti di belakangnya. Melihat situasi toilet yang sangat sepi dan hanya ada kami berdua, ini merupakan kesempatan emas gue untuk menjalankan aksi gue sekarang. Saat ini, pria itu sedang berdiri di urinoir, mulai menuntaskan hajatnya. Sedangkan gue mencoba mencari perhatiaannya sekarang ini.

"Aah." Teriak gue cukup keras sehingga membuat pria ini menoleh.

"Anjir ada kecoa lewat." Lanjut gue sambil tersenyum kecut ke arah pria itu yang juga dibalasnya dengan senyuman pelan.

"Kok bisa sih ada kecoa di mall bagus kaya gini? Wah parah banget." Lanjut gue berusaha mencari perhatiannya sebagai salah satu langkah gue dalam menaklukan pria ini.

"Nanti lapor aja mas ke OB nya untuk lebih dibersihkan kembali." Ujar sang pria masih terus menoleh ke arah gue.

'Kena lo!' Kata gue dalam hati.

*****

Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/deansius


Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan II" juga cerita-cerita lain milik Author seperti

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

Para Pejantan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang