Papa Papa Pejantan

1.1K 7 0
                                    

(Lanjutan dari cerita Hadiah dari Sang Pejantan)

Beberapa saat setelah gue menerima hadiah ulang tahun dari Alif ini, gue benar-benar menjadi ketagihan dengan yang namanya kontol. Gue tak lagi mempertanyakan kenapa gue bisa menyukai pria-pria dengan badan berotot dan wajahnya yang sangar. Yang gue pikirkan sekarang adalah bagaimana caranya gue bisa menikmati kontol. Meskipun hampir setiap hari Alif mampir ke rumah untuk memberikan kenikmatan kontol beruratnya itu, namun gue tetap saja merasa masih belum puas dengan hal itu. Walaupun harus gue akui, setelah malam itu, kegiatan sex gue dan Alif menjadi semakin liar dan brutal. Kami bisa saja bermain dimanapun dan kapanpun. Pernah suatu waktu, gue dan Alif sedang berada di gubuk tempat pos ronda saat malam hari. Suasana yang kebetulan sangat sepi ini kami gunakan sebagai kesempatan untuk bisa menikmati kontol Alif secara outdoor. Walau malam itu sangat dingin, namun keringat kami tetap bercucuran sangat deras saat Alif dengan jantannya merojok lobang gue tanpa ampun.

Tak terasa tinggal 2 minggu lagi gue berada di kota asal gue, tinggal di rumah ini sebelum akhirnya gue beranjak pergi ke luar kota untuk menempuh pendidikan kuliah. Gue begitu menantikan saat-saat itu dimana gue bisa mengeksplorasi kepuasan baru gue ini, orientasi gue yang sudah berubah akibat rojokan kontol Alif. Walau begitu, gue tetap merasa ada yang harus gue lakukan sebelum gue benar-benar pergi dari lingkungan gue ini. Gue harus bisa mendapatkan kontol dari beberapa pria kompleks gue yang menurut gue adalah seorang pejantan sejati.

Kalau boleh jujur sekarang, gue sedikit agak canggung ketika berhadapan dengan papa gue sendiri. Bagaimana tidak, gue mengakui bahwa diri gue bukanlah pria yang jelek. Wajah gue manis, dengan hidung mancung, dan tinggi badan yang diatas rata-rata. Gen itu menurun dari papa gue sendiri, beliau memiliki fisik yang sangat indah di umurnya sekarang yang telah menginjak 49 tahun. Badan tinggi tegap, dada bidang dengan perut kotak-kotaknya. Meski gue tak tahu ukuran kontol papa gue, namun bisa gue tebak pasti lebih besar dari punya gue yang saat ngaceng berukuran 16 cm. Tapi tetap, akal sehat gue sangat melarang gue untuk menggoda papa gue sendiri karena hal itu sangatlah aneh.

Target gue yang lain adalah om Imron. Om Imron adalah papa dari Alif. Gue beberapa kali bertemu dengan om Imron ini di rumah gue atau di rumahnya sendiri saat gue sedang main ke rumahnya (Alif). Kebetulan juga hubungan antara  om Imron dan papa gue cukup dekat karena mereka pernah saling membantu satu sama lain sebelumnya.

Om Imron sendiri memiliki perawakan yang mirip sekali dengan Alif, hanya saja ia nampak lebih tua. Badannya yang tegap besar, otot-otot keras yang menonjol di balik pakaiannya, dan yang paling penting adalah kontol besar yang ia turunkan pada anaknya itu. Gue yakin kontol om Imron ini pasti setara dengan milik Alif atau bisa jadi lebih besar.

****

Untuk kalian yang ingin membaca kisah lengkapnya, kalian dapat membacanya di
https://karyakarsa.com/deansius


Semua isi kisah lengkap untuk cerita "Para Pejantan II" juga cerita-cerita lain milik Author seperti

Begitu pula dengan kisah lain milik Author seperti "Keluarga Berbeda" ; "Para Pejantan" ; "Ero-Mantica" ; "Para Pejantan II" ; "Terapi 'Kejantanan'" ; "Laki-Laki Perkasa" ; "Pemijat Sensasional" ; "Top Series #1 - InterSext" ; "Bot Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Vers Series #1 - Petualangan Anak Kembar" ; "Bot Series #2 - Desahan penuh Desahan" ; "Perjalanan Birahi" ; "Menduduki Raga Pria" ; "Keluarga Berbeda II" ; "Gairah Kosan Lelaki" ; "B Chi Hyper" ; "Para Pejantan III" ; "Scandal Dua Sahabat Chinese" dapat kalian akses di situs karyakarsa milik Author.

Untuk cerita lengkap dan update terbaru dalam kisah ini dapat anda baca dan nikmati di sana.

Terimakasih dan selamat membaca!

Regards,

RG Deansius

Para Pejantan IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang