Chapter 13 🍀

230 28 0
                                    

Sudah dua minggu Kaizo tinggal bersama Maksmana dan Tina. Sama sekali tidak terjadi hal-hal yang aneh dan mengganjal selama Kaizo tinggal di sana.

Karena itu kepercayaan Kaizo ke Maksamana dan Tina meningkat. Bukannya tidak percaya, Kaizo cuman tidak yakin dengan mereka.

Selama Kaizo tinggal di tempat Maksmana dan Tina, Kaizo diajarkan cara bela diri oleh mereka. Mereka juga mengajari Kaizo untuk bisa menggunakan pedang.

Kaizo sangat cepat belajar. Baru dua minggu saja Kaizo sudah bisa memainkan pedangnya tanpa kesusahan sama sekali.

Trang

Trang

Prang

"Bagus bagus Kaizo" puji Maksmana. Sejak tadi Maksmana dan Kaizo berlatih pedang. Niatnya cuman buat habisin waktu aja sambil nunggu Tina yang sedang menyiapkan makan siang.

"Sini-sini duduk" ajak Maksmana. Dia menyerahkan botol berisi air ke Kaizo. Kaizo dengan senang hati menerimanya dan meminumnya.

"Baru 2 minggu latihan dah jago aja nih Kaizo. Cepet tanggap ya kamu" puji Maksmana lagi.

"Ehehe. Makasih" ucap Kaizo sambil meraih lehernya. Dia merasa sangat canggung. Sudah dua minggu Kaizo tinggal bersama Maksmana dan Tina, tapi Kaizo masih kaku dan juga belum bisa bergaul dengan mereka.

"Nggak usah canggung gitu dong" ucap Maksmana sambil menepuk punggung Kaizo. Kaizo hanya bisa cengengesan. Dia sama sekali nggak pintar bergaul.

"AYO MAKAN!! JANGAN LATIHAN TERUS!!" teriak Tina dari dapur.

"Iya. Ayo Kaizo"

Maksmana dan Kaizo menuju ke meja makan yang ada di dapur. Disana sudah ada beberapa makanan yang tersedia. Seperti ayam goreng, sop, dan juga tempe goreng, tak lupa juga sebakul nasi.

Maksmana, Tina, dan juga Kaizo mengambil porsi makanan untuk diri mereka sendiri dan memakannya. Tak ada pembicaraan dalam sesi makan itu. Ya karena nggak ada yang mau dibicarakan.

2 jam kemudian

Maksmana dan Tina sedang pergi belanja. Jadi sekarang hanya Kaizo seorang yang berada di rumah.

Sekarang Kaizo hanya menonton TV sambil menunggu Maksmana dan Tina pulang.

"Nggak ada acara yang bagus ya?" gumam Kaizo. Dari tadi dia menggonta-ganti saluran TV tapu nggal ada satu pun yang menampilkan acara yang menarik. Sampai ada saluran TV yang menampilkan berita yang menarik perhatian Kaizo.

'Sungguh mengenaskan. Museum Gibalan roboh dan memakan banyak sekali korban. Kami laporkan ada 326 orang tewas, 23 orang luka-luka, dan 18 orang dinyatakan hilang' kata salah satu wartawan

'Sampai sekarang masih belum diketahui apa penyebab gedung museum ini roboh. Tapi para polisi menduga kalau ini bukan kecelakaan semata tapi kejadian yang disengaja' lanjut wartawan itu

Kaizo melihat acara berita itu dengan fokus. Museum yang dibicarakan di berita adalah museum yang didatangi Kaizo dan keluarganya.

Kaizo berharap dengan melihat berita itu, dia bisa mendapatkan petunjuk tentang kondisi adiknya, Fang.

~Sudut Pandang Pihak Acara Berita~

'Menurut anda, apa penyebab gedung museum ini roboh?' tanya wartawan yang ada di tempat kejadian ke seorang polisi.

'Menurut saya ini bukan kecelakaan biasa, ini adalah kejadian yang disengaja. Kami sudah menyelidiki semuanya. Dari struktur bangunannya, gedung ini sangat kokoh dan tidak bermasalah. Dan sekitar daerah sini tidak tercatat riwayat terjadinya gempa. Jadi tidak mungkin gedung ini roboh dengan sendirinya. Untuk penyebabnya masih belum diketahui. Karena-'

'ITU SEMUA KARENA 'DIA'!!' potong seorang pria tua. Dia berpakaian seperti orang jaman dulu dan membawa tongkat ditangannya.

'Mmm. Maksud Bapak gimana ya?' wartawan itu mengalihkan mic yang dibawanya ke pria tua itu.

'YANG MEROBOHKAN GEDUNG INI ADALAH 'DIA'. ORANG YANG MEMBUAT PARA DEWA MARAH BESAR!!' kata pria tua itu

'Maaf menyela, sepertinya Bapak tau siapa pelaku dibalik gedung roboh ini. Mohon ikut kami ke kantor polisi' ucap polisi yang ditanyai oleh wartawan tadi

'TIDAK. KALIAN TIDAK AKAN BISA MENANGKAPNYA KARENA 'DIA' ITU--'

Bzzzz

"HAH!?" ucap Kaizo panik. TV yang dari tadi ditontonnya tiba-tiba mati. Dia mencoba menghidupkan TV nya lagi dengan pakai remote dan memukul-mukul TV nya. Tapi tidak berhasil menyala.

"AKH!!" teriak Kaizo. Padahal sedikit lagi dia tahu siapa dalang dari kejadian robohnya gedung yang membuat Ayah dan Ibunya tiada serta membuat dia dan Fang terpisah.

Kaizo coba menenangkan dirinya. Dan menyakinkan dirinya kalau dia akan menemukan Fang.

Haah huftt

Kaizo menarik dan membuang napasnya berulang kali agar membuat dirinya tenang. Yup dan cara itu berhasil. Cara yang diajarkan Maksmana untuk tetap tenang disaat panik.

Tok Tok Tok

"Yee sampai rumah"

"Kami berdua pulang, Kaizo"

Yup, Maksmana dan Tina sudah selesai belanja. Dari kantong plastik yang dibawa mereka sepertinya belanjaannya banyak. Mungkin cukup buat persediaan sebulan.

Kaizo menyambut mereka. Hitung-hitung buat menghargai mereka yang menyelamatkannya dan menampungnya.

~Di luar rumah Maksmana dan Tina~

"Oi oi oi, sampai kapan kita harus mengawasi mereka. Aku bosan loh" kata seorang anak remaja berambut merah.

"Siapa yang peduli kalau kamu bosan. Nggak ada. Kalau bosan pulang aja sana. Nggak ada yang ngajak kamu juga" jawab seorang pria berambut biru.

"Ih jahat" ucap anak remaja berambut merah itu

"Udah-udah jangan berisik. Kita lagi menjalankan misi. Jangan sampai gagal. Nanti si bos marah kalau gagal" seru seorang pria berambut hijau.

"Emang sepenting apa sih mereka sampai harus diawasi" tanya anak remaja itu. Pertanyaan anak remaja itu disetujui oleh pria berambut biru yang ada disampingnya.

"Aku nggak tau. Tapi kata bos ada seorang anak tinggal disana. Dan katanya dia istimewa"

✰《 ꧁༺♢🅃🄱🄲♢༻꧂》✰

Yeee akhirnya bisa up.
Sory ya kalau kelamaan karena nggak punya kuota buat up hehe

Oh ya
Minal Aidin Wal Faizin
Mohon maaf lahir dan batin ya
Kalau ada kesalahan tolong dimaafkan ya

Bagi yang muslim
Selamat merayakan kebebasan
🎉🎉🎉🎉

Bye bye
Jumpa lagi di chapter selanjutnya

My Adventure Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang