14. Pacar saya

2.1K 133 1
                                    

Shakila berjalan melangkah kan kaki nya tidak sabar untuk bertemu sang nenek di rumah sakit, hari ini memang jadwal nya Shakila libur kerja. Sudah dua hari dirinya tidak bertemu nenek. Mata nya melihat ke arah Kevin cowok itu sedang duduk di atas motor tepat di depan gerbang.

Tidak mau menghiraukan Shakila terus berjalan, mematikan rokok nya lalu mengejar Shakila. Menarik tangan nya membuat pergerakan Shakila berhenti.

" Mau kemana? " tanya nya.

" Mau ke rumah sakit, udah dua hari aku belum ketemu nenek. Emang nya kenapa? gak boleh ya? " tanya sedikit takut. Takut Kevin melarang nya, kalau misalnya Kevin melarangkan berarti Shakila tidak bisa bertemu dengan nenek nya. Tidak mungkin Shakila merepotkan bi Rara terus untuk menjaga nenek di rumah sakit.

" Gue anterin " ucapan itu seperti pernyataan yang tidak bisa Shakila tolak.

Daripada Kevin melarangnya mendingan Shakila mengangguk mengikuti kemauan cowok itu, tapi Shakila takut banyak yang berpikir macam-macam tentang dirinya dan juga Kevin. Apalagi hari ini banyak sindiran yang sangat menyaktikan.

" Tapi nanti kalau - "

" Gosip? gue yang tanggung jawab, mau cepet ketemu nenek kan? ya udah ayo " balas nya cepat. Dengan pasrah Shakila mengangguk lalu naik ke atas motor.

Kevin mulai menjalankan motornya membelah kota Jakarta yang hari ini sangat terik, dan sedikit macet. Mungkin ini adalah jam pulang kerja apalagi biasanya kalau sepulang sekolah akan macet.

" Eh Non sudah pulang? " tanya bi Rara berdiri menghampiri Shakila lalu tatapan nya menatap Kevin dengan bingung.

" Udah bi, nenek gimana keadaannya? maaf ya bi Kila baru bisa ke rumah sakit " balas Shakila sesikit tidak enak menatap bi Rara.

" Gapapa atuh non, lagian bibi kan udah dapet izin tuan. keadaan Nenek baik non tapi tadi sedikit drop mungkin kangen sama cucu kesayangan nya " kekeh bi Rara menatap Shakila.

" Kalau gitu bibi pulang ya, mau nyiapin makan malam " ujar nya.

Kepergian bibi membuat keadaan menjadi hening Shakila memegang tangan nenek nya sesekali di tempelkan ke pipi perempuan itu, sedangkan Kevin cowok itu duduk di sofa sambil bermain ponsel. Shakila tersenyum saat melihat nenek nya membuka mata secara perlahan. Rasanya ada kelegaan saat tau nenek nya membaik.

" Ayna " panggil nenek dengan suara parau nya.

" iya nek, Ayna disini. nenek mau apa? " tanya nya.

Kevin langsung mematikan ponsel nya menghampiri wanita paruh nya itu dengan sopan, perempuan cantik yang walaupun sudah memasuki kepala lima masih saja terlihat cantik. Mata nya menatap Kevin dengan wajah bingung.

" Siapa ini? pacar kamu Ayna? " tanya nya pelan, Shakila menjadi kikuk mendengar ucapan nenek nya lalu mata nya sedikit melirik ke arah Kevin yang sama juga menatap nya.

" Iya nek, saya pacar nya " balas Kevin dengan senyum tipis nya. Shakila langsung menoleh dengan cepat tatapan nya terlihat kaget dengan perkataan cowok di depan nya itu. Kevin tidak peduli dengan tatapan Shakila, cowok itu seolah-olah berbicara dengan wajah yang tidak ada dosa, menyebalkan.

" Pacar cucu nenek ganteng banget, kamu satu sekolah dengan Ayna? "

" Iya nek, dia Kevin namanya. Satu sekolah sama Ay " jawab Shakila mengelus punggung tangan sang Nenek dengan lembut.

" Nenek boleh minta tolong sama Nak Kevin? "

" Sebisa mungkin saya akan menolong nenek, emang nya Nenek mau minta tolong apa? " tanya Kevin, Shakila tanpa sadar sedikit terpesona mendengar semua ucapan Kevin. Cowok itu terlihat sangat sopan dan lembut saat berbicara dengan Nenek nya. seperti tidak ada sosok yang dingin, marah-marah, semua nya hilang saat berbicara dengan Nenek Shakila.

AynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang