33. Hujan

1.8K 119 21
                                    

Favian menghela nafas melihat kedua orang tua mya selalu berantem hanya masalah kecemburuan mamah nya, kepergian Shakila yang merasa rumah seperti neraga bagi Favian. Masa kecil nya harus dirasakan tidak mengenakan untuk Favian.

" YA KAMU JANGAN CEMBURUAN DONG RAT, DIA ITU SEKERTARIS AKU! " kesal Danu terlanjur emosi melihat sikap Ratu yang terus seperti ini.

" GIMANA AKU GAK CEMBURU! KAMU SERING MAKAN SIANG SAMA DIA " balas Ratu tak kalah tinggi nya, Aurel? anak itu sekarang lebih sering keluar rumah tidak tau kemana. Mambuat Favian lah yang harus menyaksikan semua ini.

" YA KAMU JANGAN MIKIR MACEM-MACEM! AKU GAK ADA HUBUNGAN APAPUN SAMA SEKRETARIS ITU! " ujar Danu langsung pergi dari hadapan Ratu terasa muak, pulang-pulang bukan nya di sambut dengan baik malah dituduh enggak jelas oleh istri nya.

" MAS! " teriak Ratu tapi Danu tidak memperdulikan teriakan Ratu, laki-laki langsung pergi menggunakan mobil nya.

Langkah Ratu terhenti melihat Favian yabg berdiri di tangga menyaksikan perdebatan antara kedua orang tua nya, Ratu menghampiri bocah laki-laki itu sambil tersenyum.

" Sampai kapan mah, sampai kapan kayak gini ? aku harus liat kalian berantem setiap hari ? " tanya Favian dingin. merasakan amarah yang terpendam di hati anak laki-laki itu.

Ratu menghela nafas, memeluk anak nya dengan sayang " maafin mamah ya sayang "

" Aku mau kak Kila kembali ke rumah ini mah, aku kamgen sama dia "

Mata Ratu terpejam " mamah gak peduli! mau dia pergi dari rumah ini mamah sama sekali enggak peduli sama dia. "

" Mah! tapi kak Kila juga anak mamah, kenapa mamah benci sama kak Kila? padahal dia selalu baik ke kita. Dia kakak aku mah! wajar kalau aku kangen atau khawatir sama kakak aku sendiri " balas Favian mengungkapkan semua isi hati nya selama ini di depan Ratu.

" Kamu mau ikutin Kila di luaran sana? mungkin dia udah jadi gembel sekarang. Kalau kamu emang mau ikut dia silahkan pergi dari rumah ini! mamah gak butuh anak pembangkang sepertin kalian berdua "

" Oke! Vian akan pergi lebih baik Vian hidup di dalam kesusahan dari pada Vian harus nyaksiin kalian berantem setiap hari, masa kecil Vian dari dulu gak pernah bahagia. Mamah selalu jadiin Vian robot di perusahaan kalian berdua, Vian cape ! " balas Vian dingin.

" Terserah! mamah gak peduli " ego Ratu pun terlihat sangat besar seakan buta dengan semua nya, apakah Ratu masih pantas disebut ibu yang baik? seperti nya tidak.

Keputusan yang tepat Favian ambil , tidak peduli kehidupan nya akan seperti apa kedepan nya. Yang sekarang harus Favian cari adalah kakak nya, dimana kakak nya itu tinggal. Rasa takut dan khawatir itu berkumpul menjadi satu di pikirannya.

***

Sekolah tentu saja di gemparkan dengan perilaku Kevin yang terlihat tidak seperti biasanya terkesan lebjh hangat, tidak seperti dulu yang selalu terlihat arogan oleh banyak orang. Apalagi sekarang Shakila sekalu di samping cowok itu membuat banyak tanya tanya besar di kepala para murid.

" Pacaran lo berdua? " kekeh Gilang menatap jahil kearah Kevin yang sedang mengerjakan tugas di bantu Shakila.

" Gue lagi berubah, bukan pacaran " balas Kevin malas.

" Oh berubah, berubah demi cinta " timpal Ervin tertawa diikuti Gilang.

Tangan Satya pun memegang dahi Kevin " gak panas, lo gak kesambet kan Vin? " tanya Satya dengan muka seriusnya.

AynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang