1.

129K 6.1K 90
                                    

Duda Kesayangan Rengganis

Rengganis : 25 tahun

Bara : 38 tahun

Buntut Bara

    Airlangga : 16 tahun

    Nakula : 10 tahun

    Sadewa : 10 tahun

    Brawijaya : 3 tahun

DUDA SERIES

o0o

Rengganis melipat mukena yang dikenakannya, ia merapikan pashmina hitam yang tersampir di kepalanya. Wanita itu berjalan keluar dari masjid bersama eyang utinya setelah selesai salat Maghrib.

"Dibenerin itu pashminanya, mbok ya kalo pakai jilbab yang bener. Itu cuma disampirin, auratnya engga tertutup."

"Iya Eyang."

Jarak rumah dengan masjid kira-kira hanya 10 menit jika berjalan kaki, bagi eyang berjalan sejauh itu tidak lah masalah namun berbeda dengan Rengganis yang tidak terbiasa berjalan kaki.

"Eyang Uyut!!!"

Sepasang bocah kembar berlari menghampiri Eyangnya. Mereka mencium tangan keriput wanita tua itu dengan sopan.

"Wah cicit-cicit Eyang, Mas Angga sama Dek Jay mana?"

"Itu di belakang Eyang, ini kakak cantik siapa Eyang?"

Rengganis takjub melihat bocah kembar yang lucu nan tampan itu menatap dirinya dengan polosnya.

"Ini cucu Eyang, namanya tante Rengganis." Eyang menepuk pundak cucunya lembut, sedangkan Rengganis mendengus mendengar Eyangnya memperkenalkan dirinya sebagai tante.

"Ihh kok tante sih Eyang! Kenalin ini kakak Rengganis." Wanita itu menyodorkan tangannya sembari memberikan senyum manisnya.

"Aku Dewa ini kembaran aku Kula." Dewa menjabat tangan wanita itu, dilanjutkan dengan kembarannya.

"Wawa! Ulaa! Huaaaaa!"

Mereka semua menengok ke belakang ketika mendengar suara tangisan nyaring. Di belakang sana terlihat remaja dengan wajah cool sedang menggendong balita yang menangis.

"Lain kali jangan lari-lari, nanti kalo jatuh gimana?" Remaja cool itu memberi tatapan tajam pada Dewa dan Kula.

"Maaf Mas Angga, besok engga lagi dehh." Jawab Dewa dengan cengirannya, "ohh iya kak, ini Mas Angga sama Dek Jay kesayangan kami semua."

"Shuttt Dek Jay jangan nangis, masak cowok nangis sih." Kula mengejek adik bungsunya.

"Makannya adeknya jangan ditinggal, jadi nangis kan." Angga menimang-nimang adik bungsunya agar berhenti menangis.

Eyang tersenyum menatap mereka yang sudah ia anggap sebagai cicitnya. Rumah mereka saling berhadapan, biasanya si kembar akan bermain ke rumahnya. Ia merasa senang karena rumahnya menjadi ramai.

Selama ini Eyang memnag tinggal sebatang kara, suaminya sudah lama meninggal. Sedangkan anak bungsunya yang sebelumnya tinggal bersamanya meninggal tahun lalu. Semua anak-anaknya mengajak Eyang untuk tinggal bersama mereka, namun wanita tua itu menolak. Ia ingin tinggal sendiri di rumah penuh kenangan mendiang suami dan anaknya itu.

"Ayah mana?" tanya Eyang.

"Masih di masjid Eyang, lagi ngobrol sama Pak Kades."

"Ya udah yuk pulang bareng aja, Kula sama Dewa jangan lari yaa. Nanti Eyang ditinggal lagi."

DUDA KESAYANGAN RENGGANIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang