30

39.7K 3.2K 129
                                    

 Bara dan Mayang terkejut karena pintu yang terbuka dengan keras. Dari balik pintu itu muncul Rengganis yang berjalan tegak memasuki ruangan, ia meminjam kaca mata hitam milik Kelana untuk menutupi mata sembabnya.

Tentu wanita itu tidak ingin terlihat lemah di depan mantan istri suaminya itu. Rengganis melebarkan senyumnya, meskipun senyuman itu tidak sampai di matanya. Tapi siapa yang peduli,

"Boleh aku ikut duduk? Ternyata capek juga jalan dari parkiran."

Saat ini mereka bertiga duduk melingkari meja bulat, Rengganis duduk dengan anggun di antara Mayang dan Bara. Wajah wanita itu memang tidak di poles oleh foundation atau pun bedak, alis tebalnya pun tidak sempat ia rapikan, sebelum turun dari mobil Rengganis menyempatkan diri memoles lipstick merah darah untuk menyembunyikan bibir pucatnya.

"Silahkan, terusin aja pembicaraan kalian. Aku engga akan ganggu," Rengganis mengulas senyum, tapi Bara melihat itu sebagai senyum yang mengerikan.

"Bara, kamu ajak dia? Aku udah bilang engga usah ajak istrimu, aku cuma pengen ngomong berdua sama kamu!" Mayang memprotes.

Bara terdiam, pria itu masih terguncang dengan kedatangan istrinya yang tiba-tiba. Kemarin Rengganis belum sepenuhnya memaafkannya, tapi sekarang masalah mereka bertambah runyam.

"Itu loh Mas ditanyain sama Mbak Mayang, dijawab dong."

"Kamu jangan ikut campur yaa! Ini urusan aku sama Bara!" Mayang menunjuk-nunjuk Rengganis, wanita itu naik pitam karena rencananya berantakan. Ia padahal membayangkan dapat memiliki Bara kembali.

Mayang pikir dengan Bara mendatanginya, ia dapat kembali pada pria itu. Ia bisa mengerahkan segala cara agar pria itu kembali ke pelukannya.

"Urusan apa sih! Udah aku bilang kita selesai tepat saat sidang perceraian kita. Aku udah engga mau berurusan sama kamu lagi!"

Rengganis memilih diam, memperhatikan wajah Bara yang sudah memerah. Pria itu terlihat menahan emosi.

"Tapi kamu nyusul aku ke sini Bar!"

"Aku ke sini karena mau ngingetin, kalo ini penginapan aku. Jangan seenaknya aja kamu ke sini, kamu udah bukan siapa-siapa aku lagi. Ingat itu!"

"Tapi kamu bangun penginapan ini atas permintaan aku Bar! Banyak kenangan kita di sini!"

Rengganis mual mendengar perkataan Mayang, wanita itu menutup mulutnya. Sedangkan Mayang merasa tersinggung, wanita itu memelototi Rengganis karena bertingkah seperti akan muntah.

Padahal Rengganis benar-benar merasa mual karena mengingat rekaman video yang ditontonnya beberapa hari yang lalu. Wanita itu membayangkan Bara dan Mayang memadu kasih di penginapan ini. Seketika Rengganis ingin segera meninggalkan penginapan itu.

"Mayang, jangan pernah ganggu aku lagi. Engga ada sedikit pun niat buat balikan sama kamu, aku udah punya istri yang tulus menyayangi aku dan anak-anak. Rengganis lebih dari cukup untuk ngurus dan menyayangi anak-anak, kalau kamu bertingkah lagi aku engga segan-segan buat ngelarang kamu ketemu anak-anak!"

Bara memberi ultimatum pada mantan istrinya itu, sedangkan Mayang melotot tidak terima. Bagaimana bisa ia akan dijauhkan dari anak-anak kandungnya.

"Kamu engga bisa gitu dong Bar!"

"Tentu aja aku bisa. Kamu engga pernah becus urus anak-anak, selalu egois dan abai sama mereka."

"Sekarang kamu pergi dari sini, aku engga mau liat kamu di sini lagi."

"Semua ini pasti gara-gara wanita sundal ini kan!"

Mayang berdiri, melayangkan tangannya ke arah Rengganis. Namun sebelum mengenai wajahnya, wanita itu sudah menangkap tangan itu dan meremasnya kuat.

DUDA KESAYANGAN RENGGANIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang