7

58.2K 4.5K 47
                                    

Jangan lupa vote, comment, dan follow Lembayunsenj ya sayaaang.

Dari segala hal yang menjengkelkan di muka bumi ini, wanita di depan Bara merupakan salah satunya. Mira dengan riasan tebal dan lipstick merah batanya menenteng paper bag yang Bara duga berisi makanan, seperti biasanya.

“Pak Lurah, kebetulan saya tadi nganterin saudara yang mau ngurus nikah. Jadi mampir dulu ke sini, ini makan siang buat Bapak..”

Mira, wanita 32 tahun itu meletakkan paper bag di meja kerja Bara. Memang saat ini sudah waktunya istirahat makan siang, wanita itu duduk di seberangnya sembari mengeluarkan satu persatu isi yang ada di dalam paper bag.

“Sebelumnya terima kasih Mbak, sudah membawakan ini. Tapi mungkin lain kali tidak usah repot-repot begini.”

“Saya engga repot kok, malah seneng bisa masakin Bapak.” Mira menjawab dengan malu-malu.

Karena sudah lelah menolak setiap wanita itu membawakan makan siang, Bara pasrah menerima kotak makan yang sudah lengkap dengan sayur dan lauknya.

“Tapi memang saudara Mbak Mira engga nungguin ini?”

Bukannya tidak tahu terima kasih, tapi Bara harap Mira segera pulang jadi mereka tidak perlu makan bersama.

“Saudara saya sudah pulang duluan Pak, jadi kita bisa makan siang bareng.” Pupus sudah harapan Bara untuk mengusir wanita ini.

Saat ini Bara sudah sampai tahap ingin membenturkan kepalanya ke meja kerjanya yang digunakan untuk mereka makan. Mira sedari tadi tidak berhenti bicara sambil mengunyah makanannya.

Wanita matang itu bercerita banyak hal, tapi tidak ada yang masuk ke kepala Bara. Pria itu masih berusaha untuk menghormatinya, meskipun jika boleh jujur ia ingin sekali mengusir Mira dari ruangannya.

Banyak gosip yang menyebar jika mereka memiliki hubungan. Padahal Bara tidak berminat untuk menjalin hubungan dengan Mira, meskipun wanita itu cantik dan berpendidikan. Namun Bara tidak menyukai wanita yang terlalu agresif, wanita itu malah membuat Bara tidak nyaman.

Sedangkan Mira memang sudah lama menaruh hati pada Lurah di tempatnya tinggal itu. Meskipun duda tapi pria itu tampak gagah dan menawan, Mira tidak keberatan jika harus menjadi istri sekaligus ibu dari empat orang anak.

Ia pikir tidak masalah memiliki anak banyak, ia bisa mempekerjakan banyak pengasuh. Apalagi dirinya tidak akan hisup kekurangan karena perkebunan Bara ada dimana-mana. Pria itu menjadi juragan sayuran, yang menstock sayuran dan buah yang ada di mall ataupun supermarket-supermarket besar.

o0o


“Kok mukamu kusut begitu?”

Rengganis terperanjat dari lamunannya. Leon menatap wanita itu dengan mata birunya. Leon yang bersedia membantunya untuk membuka usaha rumah makan. Pria itu rela terbang dari Bali ke Solo, hanya untuk membantunya.

Wanita itu memutuskan untuk membuka rumah mkan dari pada caffee karena minat masyarakat sekitar untuk nongkrong tidak terlalu tinggi. Tidak kampus maupun sekolah yang dekat dengan lokasinya membuka usaha.

Oleh karena itu Rengganis membuka rumah makan “Tentang Rasa”. Dengan pemandangan hamparan kebun teh yang meanjakan mata, wanita itu berharap rumah makannya akan ramai dikunjungi masyarakat sekitar ataupun para wisatawan Kemuning.

Wisatawan yang lelah setelah berkunjung ke Candi Cetho, Candi Sukuh, air terjun bisa mampir untuk mengisi perutnya di “Tentang Rasa”.

“Aku bingung mau nyari chefnya.”

DUDA KESAYANGAN RENGGANIS (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang