Selamat tinggal🍂

708 137 79
                                    


Brakhh....

Brukhh....

Brakhh....

Brukhh....

Berbagai cara dilakukan atau mungkin agar bisa keluar dari sana. Berulang kali ia mendorong atau bahkan mendobrak pintu dengan bahunya. Tetap saja pintunya tidak mau terbuka.

Seperti pintu baja yang tidak akan hancur diamuk masa :v

"Percuma tsum, sampe badan lu remuk ga bakal bisa pintunya di dobrak" ujar osamu yang duduk bersender didekat peti mayat.

"Ga, gw bakal berusaha buat kita keluar dari sini. Sial!" atau mungkin dengan pd nya bertingkah seperti pahlawan yang akan menyelamatkan mereka, padahal dia sendiri kesulitan membuka pintunya.

"Gausah sok kalo otaknya bego" umpat tsukishima.

"Muncungmu, lu ga tau apa apa Udhlah diem aja" balas atau mungkin yang masih sibuk menendang pintu kayu yang ga berdosa itu:v

"Si garem ada benernya, tsum" ujar suna.

"Hah?"

"Bukannya dimana mana jika kita di dalam ruangan, membuka pintu itu ditarik ya? Bukan didorong?" kata tsukishima dengan senyum kecutnya.

Atsumu terdiam.

Ia mencoba mencerna apa yang dikatakan tsukishima. Ia memegang gagang pintu dan menariknya. Pintu dengan mudahnya terbuka.

"Yang benar saja" batinnya.

"Makanya jangan sok kalo ga tau" tambah tsukishima lagi.

"Udah diem, mau keluar aku"

Diluar ruangan terlihat pemandangan seperti sedang berada di mall yang sudah tidak terpakai. Meski lampu di beberapa tempat menyala, suasananya tetap horor dan agak gelap.

Atsumu, orang pertama yang meberanikan dirinya untuk keluar terlebih dahulu.

"Tsumu, lo mau kemana?" tanya osamu yang melihat atsumu keluar sendirian.

"Keluar dari sini lah, kalian mah menetap disini?" kata atsumu yang hanya menampakan kepalanya dibalik daun pintu.

Karena itu memang tujuannya, ketiganya pun mengikuti atsumu keluar dari ruangan itu.

Tanpa mereka sadari, dibalik lemari yang sisinya gelap, seseorang memperhatikan mereka berempat dengan kapal ditangannya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Dong..... Dong....

Suara jam berdentang menunjukan sudah pukul dua belas malam. Waktu berjalan sangat cepat, tapi merekalah yang tidak menyadari nya.

Ruangan yang mirip seperti ruang operasi, disitu terlihat seorang lelaki terbaring di brankas dengan kondisi kaki dan tangan diikat. Bahkan perut dan lehernya juga dililit rantai besi.

Terlihat ada sedikit robekan diatas kepalanya dan darah kering yang menempel di telinganya.

Perlahan matanya terbuka, mencerna apa yang dilihatnya saat kesadarannya kembali. Lalu operasi yang menyala diatasnya, monitor yang memperlihatkan detak jantungnya. Dan juga beberapa alat operasi yang tersusun rapi diatas nampan dimeja.

Lelaki itu tak lain akashi. Ia menyadari tubuhnya tidak bisa digerakkan mencoba memberontak. Namun percuma, rantainya terlalu kuat mengikatnya.

   Seketika pandangannya tertuju pada CCTV dipojok atas dekat pintu. Ia pun melambaikan tangannya meski dengan kondisi terikat. Ia pun mencoba berteriak.

"Hei..... Tolong. Seseorang tolong aku"

Akashi berdecih, itu sia sia. Dia bahkan tidak tau apa yang akan ia lakukan untuk melepaskan dirinya dari belenggu itu.

Tap tap tap

Suara langkah kaki yang berjalan mendekati ruangan itu. Seketika tangannya bergetar hebat. Akashi menjadi panik sendiri.

Meski begitu ia tetap tenang dan berpikir mungkin itu seseorang yang akan menolongnya.

Namun pikirannya kali ini salah.

Saat pintu mulai dibuka, memperlihatkan pria besar bertopeng kelinci membawa koper hitam yang Akashi sendiri tidak tau apa isinya.

Pria bertopeng itu meletakkan kopernya diatas meja operasi dan membukanya. Akashi bisa melihat hanya ada dua barang di dalam koper. Yang satu mirip suntikan dan satu lagi seperti tabung kecil berisi cairan.

"Hei, kau manusia kan? Lepaskan aku. Aku tidak tau maksudnya ini apa. Aku hanya ingin menemukan teman temanku" ucap Akashi memohon.

Namun, ia tidak digubris sama sekali. Bahkan pria bertopeng itu sibuk dengan benda yang dibawanya.

"Hei, kau dengar aku kan. Jawab aku!!" sekali lagi pria bertopeng itu hanya diam sambil sibuk dengan bendanya.

Akashi kini bercucuran keringat. Ia merasa akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Ia mencoba melepaskan tangannya, namun tetap saja tidak akan berhasil.

Matanya terbelalak saat melihat pria bertopeng itu menoleh dan berjalan kearahnya sambil membawa suntikan yang sudah diisi dengan cairan berwarna biru.

"Sial"

Saat jarum suntik akan menusuk lengannya, dengan cepat ia menepis lengan pria itu hingga jarum suntik yang dipegangnya terlepas.

Pria itu tampak marah. Ia berbalik mengambil pisau bedah dan menusukkan nya ke telapak tangan Akashi hingga tembus brankar.

"Akrhhhhh.... "

Akashi meringis menahan sakit. Air matanya tanpa disuruh mengalir keluar.

Ia tau pasti ada yang tidak beres disini sebelum mereka masuk dan bermain. Namun ia takkan bisa mencegah keinginan teman temannya hingga akhirnya mereka sama sama jatuh dalam kegelapan.

Pria bertopeng itu dengan kasar menusukkan jarum suntik yang ia ambil tadi ke leher Akashi.

Akashi berteriak sekuat kuatnya menahan sakit ditenggorokan nya. Nafasnya terus memburu hingga ia merasa sesak nafas. Tubuhnya terus bergeliat tanpa henti.

Ia merasakan cairan itu masuk ke tubuhnya dan sedetik kemudian, ia merasakan panas didalam tubuhnya.

Shhhh.....

Sunggu ia tidak kuat merasakan panas yang luar biasa didalam tubuhnya yang kini sudah menjalar sampai otaknya.

Mulutnya terus mengeluarkan bisa dan matanya tanpa henti mengeluarkan air mata.

Hingga beberapa saat ia merasa tubuhnya seperti membengkak dan kulitnya seperti ditarik dan ditusuk seribu jarum.

Lama kelamaan tubuhnya makin mengembang menjadi bulat. Hingga banyak robekan di beberapa bagian tubuhnya.

"Bo....ku...to......saaann" lirihnya. Dan....

Boommm

Seketika ruangan itu dipenuhi cipratan darah dan daging segar. Hingga mengenai pria bertopeng yang sedaritadi menunggu mangsanya mati.

Lalu pria besar itu beranjak pergi karena merasa pekerjaannya sudah selesai.

꒷︶꒷꒥꒷‧₊˚૮꒰˵•ᵜ•˵꒱ა‧₊˚꒷︶꒷꒥꒷


Gmana? Kurang serem ya? Tenang masih ada orang yang udh jadi targetnya.

Mereka masih ngantri kog buat siapa yang jadi mayat selanjutnya. :)

Jangan lupa vote ya, biar aku makin semangat up nya☺

See you good bye.....
Eh enggak, canda. Belum selesai kog

CARNIVAL |• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang