Dua sekaligus🍂

503 101 18
                                    

.
.
.

Kuro berlari sembari membuka hpnya. Enam panggilan tak terjawab menyapa dilayar nya. Tertera disitu dengan nama kenma yang memanggilnya.

"Kenma? Ada apa dengannya?"

Ia mencoba menghubungi kembali, namun tidak ada jawaban. Hpnya seperti mati atau tidak aktif.

Kuro bergegas mencari kearah tadi mereka pergi. Sembari jarinya menekan nomor suna dan menelpon nya.

'Perasaanku kog ga enak ya' batinnya.

Brukhhh....

Sesuatu jatuh diatas plafon, itu membuat Kuro menghentikan langkahnya.

"Apa itu?"

Terdengar juga seperti nada dering telpon seseorang. Kuro menatap plafon lalu berpaling ke hpnya.

Ia segera berlari menaiki tangga didekat situ, "jangan bilang..... "

Matanya terbelalak tidak percaya, sedetik kemudian ia segera berusaha melepas tapi yang ada di leher suna.

"Seperti baru saja, gila kau sun. Ngapain kau lakuin ginian woy". Ucapnya dalam hati sambil berusaha melepaskan jeratan tali yang mengikat kuat di leher si lambe turah.

Dibawahnya, HP suna masih menyala karena kameranyaasih berjalan dan merekam semua  dari awal tadi. Disini Kuro masih belum menyadarinya.

Flashback on

"Sam, kita mau kemana?"

"Ga tau sih, ikuti aja nih jalan".

Suna dan osamu mengikuti lorong panjang yang gelap tanpa lampu. Untung mereka masih menyimpan senter tadi.

"Sun, liat itu"

Osamu seperti melihat seperti cahaya didepannya, seperti jalan keluar.

"Itu pintu keluar, sam" antusias suna mengikuti Osamu yang berlari duluan.

Osamu berhasil keluar duluan namun pintu tiba-tiba menutup tidak memberi kesempatan bagi suna untuk keluar.

"Sam, buka pintunya. Gw juga mau keluar" teriaknya.

Dari celah bawah pintu lampu tiba-tiba menyala sebentar lalu mati lagi.

"Sam, gw mau keluar juga. Bukain woy" entah sudah berapa lama suna merekam perjalanannya dengan hpnya.

Awalnya sunyi tidak ada suara apa apa. Hingga akhirnya terdengar suara deru motor disana.

"Sam, lu ngapain?" suna masih penasaran dengan apa yang terjadi diluar sana.

Brakkkkhh....

Suna terkejut, karena pintu didobrak balik dari sebrang. Terdengar juga seperti suara orang minta tolong sambil menyebut namanya walau tidak terlalu jelas.

"Sam, lu ga apa apa?" ia berkali-kali mendobrak pintu dengan bahunya, namun sia-sia. Pintu tidak terbuka, suara deru mesin motor semakin banyak terdengar. Semakin berisik dan rame.

Hingga pada akhirnya suara itu tidak terdengar lagi dan pintu berhasil di dobrak nya.

Suasana disitu gelap meski tadinya sempat terang. Bahkan lebih gelap dari lorong yang dilewati tadi. Suna menyalakan flash HP dan senternya.

"Sam, lu dimana?"

Ia mengedarkan pandangannya keseluruh arah hingga matanya menangkap osamu yang terbaring tak bergerak didekat tiang.

"Samuuuu...!!!"

Suna memeriksa tubuh samu yang berdebu. Banyak luka goresan, lembam dan bahkan beberapa bagian seperti luka bakar. Dan Suna lebih menegang saat ia memeriksa detak jantung osamu. Tidak ada detakan disana, dan bahkan nadi ditangan dan lehernya juga tidak berdenyut.

CARNIVAL |• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang