Berusaha 🍂

538 116 22
                                    

.
.
.
.
.

Suara ledakan itu terdengar hingga ketempat mereka yang baru saja keluar dari perangkap.

"Suara apa itu?" tanya atsumu yang menyorot senter nya kedepan.

"Kayak ada yang meledak. Tapi bukan suara ledakan dari bom atau gas. Suaranya berbeda". Ujar suna yang merekam aktivitas mereka.

"Aku ingin segera mencari yamaguchi" gumamnya dalam hati.

Brak.... Brakk...

Suara itu seperti berasal dari pintu dibawah tangga lantai 3 yang mereka pijak. ( itu maksudnya lantai 3 bawah tanah ya?

Atsumu mengarahkan senter nya ke pintu kayu itu. Ia mengisyaratkan apakah harus dibuka atau tidak pada teman temannya. Yang lain hanya mengangguk kecuali tsukishima yang merasa aneh dengan gedoran itu.

Dengan keberanian nya, atsumu perlahan mendekati pintu yang masih bergerak karena gedoran dari dalam. Surai kuning jamet itu berhenti sesaat setelah ia mendengar seperti orang yang mendehem meminta pertolongan.

"Woy, ada orang didalem" seru atsumu.

Ketinganya ikut mendekat ke pintu karena penasaran dan mencoba mendengarkan nya juga.

"Coba buka pintunya" saran suna yang masih merekam.

Atsumu mencoba membuka kuncinya, namun tidak bisa karena terhalang gembok.

"Ga bisa, digembok pintunya" pinta atsumu.

"Sini biar gw yang buka" osamu mengambil baru yang agak besar didekat tangga. Lalu memukulkan baru itu ke gembok hingga gemboknya rusak dan terlepas dari kuncinya.

Pintu akhirnya bisa dibuka meski sedikit macet. Didalam sudah disambut bokuto yang terbaring lemah dengan kaki dan tangan diikat dan mulut yang disumbat kain.

"Bokuto? Itu kau?"

Bokuto yang lemah menyadari ada seseorang yang datang langsung menunjukan tangannya minta dilepas. Osamu yang mengerti melepaskan kain di mulut dan ditangannya.

"Bokuto, apa yang-"

"Akashi, dimana akashi?" bokuto bertanya. Bibirnya beegetar, matanya mulai berair menahan tangis. Kepala dan tangannya bercucuran keringat.

"Ka... Kami tidak tau"

"Kami bahkan baru saja keluar dari ruangan sempit yang berdebu itu" ucap suna.

"Kalian bohong, bohong.... " bokuto langsung keluar dan berlari tidak tentu arah.

Atsumu, osamu dan suna berusaha mengejarnya. Namun bokuto sudah tidak terlihat bagai ditelan kegelapan.

Deg

Wajah mereka berubah setelah melihat susana diluar ruangan bokuto tadi. Bagaimana tidak, tadinya yang mereka lihat adalah mall terbengkalai. Sekarang berubah menjadi rumah sakit terbengkalai. Bahkan atsumu bergidik ngeri melihat nya.

Namun tidak dengan tsukishima. Menurutnya tidak ada yang berubah dari ruangan itu. Masih terlihat seperti mall yang tidak terpakai berpuluh puluh tahun.

ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‘⸊ˎ

Kenma sibuk menyimpan sesuatu dalam tas pinggangnya. Entah apa yang ia sembunyikan sampai raut wajahnya terlihat serius.

"Kenma, apa yang kau lakukan?" tanya yaku yang duduk menyender diatas kursi kayu.

"Tidak ada" jawab kenma singkat.

"Lalu itu? Apa yang kau sembunyikan?" tanya kuro yang menyoroti kenma dengan cahaya senter.

"Sudah kubilang tidak ada. Hanya beberapa benda, dan itu bukan urusanmu!" kali ini kenma menjawab dengan tekannan diakhir kalimatnya.

Kuro agak tertegun mendengarnya.

Ceklek....

Kaki depan lemari patah, mungkin karena rapuh. Kenma yang ada didepannya tidak menyadari itu. Dan akhirnya lemari itu kehilangan keseimbangan dan jatuh mengarah ke kenma.

Wushhh....

Dengan cepat kuro menarik kenma ke belakang. Hingga kenma jatuh ke pangkuan kuro.

Brakk....

Untungnya kenma sudah tidak ada di tempat itu. Lemarinya mengeluarkan semua isi nya, menghantam lantai dengan keras.

"Itu.... Tengkorak??"

Yaku yang melihat apa yang keluar dari lemari, mendadak mual karena mencium bau busuk dari benda itu.

Kuro dan kenma yang tadinya saling tatap tatapan karena terlalu dekat, teralihkan oleh benda yang berserak didepan mereka dan juga baunya.

"Gila, apaan ini?" kenma bangkit dan merapat kan dirinya ke dinding sembari menutup hidung dan mulutnya.

"Kenma, yaku lihat itu" seru kuro.

Serempak mereka berdua melihat kearah yang diarahkan kuro. Ternyata dibalik lemari masih ada pintu yang sengaja disembunyikan. Kuro perlahan mendekati pintu itu dan mencoba membukanya.

Krieeett.....

Gelap tapi sedetik kemudian lampu otomatis menyala yang membuat kuro sedikit terkejut.

"Kita coba keluar dari sini?" tanya kenma.

"Jadi? Toh cuma ini jalan keluarnya" jawab kuro.

"Kan bisa dari atap. Lagian kalo ada apa apa gmana?"

"Ga ada apa apa, udh bersyukur dikasih pintu buat jalan keluar".

"Ya kan ga tau juga, mungkin aja ini jebakan biar kita keluar abis tu ada orang yang berusaha membunuh kita"

"Gaush mikir yang aneh aneh, ken. Yaku aja setuju kan buat keluar dari sini?".

"Ehh??"

Yaku tidak ada di kursinya. Kenma dan kuro menoleh kearah pintu yang sudah terbuka.

"Payah"

CARNIVAL |• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang