16. Gk jadi di marah

102 28 20
                                    


"Kamu!" Raut wajah Sanha begitu menakutkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu!" Raut wajah Sanha begitu menakutkan. nadanya penuh dengan penekanan. Nat bahkan sampai tersentak tak berani menatap Sanha. 

Tubuhnya reflek diam membeku. Dia tak pernah berhadapan dengan Sanha yang seperti ini. Sanha yang selalu jahil, Sanha yang selalu berkepribadian ceria, dan Sanha yang selalu membuatnya tersenyum berbanding terbalik dengan Sanha yang ada di hadapannya. Matanya yang tajam seakan ingin membidik mangsanya hingga tewas. Rahangnya tegas dan dingin seperti belati. Auranya terlihat seperti ingin membunuh orang kapan saja. 

Sanha terlihat seperti monster.

Tapi seketika aura menakutkan itu menghilang tergantikan dengan Sanha yang dia kenal.

Dengan matanya yang mellow Sanha tiba-tiba langsung memeluk adiknya dengan manja. "kamu tuh dari mana sih dekkk?!" katanya di sela-sela pelukannya sambil mengusap-usapkan kepala Nat menggunakan kepalanya.

Mode anjingnya pun kembali.

Apa kalian tau betapa berantakannya Sanha tadi? Dia begitu khawatir ketika adik perempuanya tidak kunjung pulang kerumah. Tadi dia sempat meminta Nat untuk membelikannya beberapa snack tapi sudah hampir setengah jam dan langit pun mulai menggelap adik perempuannya belum juga kembali. 

Sanha terus saja berjalan bolak-balik di depan pintu untuk menunggu adiknya pulang. Tidak peduli sudah berapa kali kakinya melangkah berputar hatinya tetap tidak tenang. Dia juga sempat mencari Nat keluar bahkan saat hujan turun dengan deras dia tetap berusaha keras untuk mencari adiknya, sejenak dia merasa menjadi kakak yang sangat bodoh. 

Apa yang harus dia katakan pada ke 5 kakaknya yang lain? Sanha sudah mencoba menghubungi Nat tapi percuma kalau hpnya saja tidak dibawa. Sanha benar-benar gila. Dia harus mencarinya kemana lagi?

Akhirnya pun dia pulang dengan jiwanya yang kosong. Dia kembali kekamarnya dan mebersihkan badan. Saat hujan pun reda Sanha hendak beranjak keluar lagi tetapi ketika dia mendengar suara motor dari luar dengan cepat dia mengintip dari balik jendelanya ternyata benar, itu adalah orang yang dia cari. Adik perempuannya, Nat.

Tak terhitung seberapa cepat dia berlari menuruni tangga Sanha pun segera menghampiri adiknya yang baru pulang disana. Sampai dia tidak sadar emosinya begitu memuncak saat ketika berhadapan dengan adiknya. Waktu itu dia terlihat menyeramkan karena terus menyalahkan dirinya dan begitu khawatir hingga tak sadar ternyata dia malah membuat adiknya ketakutan. Sungguh sebenarnya dia tidak ada maksud begitu hanya saja hatinya benar-benar sangat berantakan. 

Lalu ketika dia memeluk tubuh munggil itu hatinya pun lega. Dia bisa mengela napas tanpa ada rasa sesak di dada. Dia sangat bersyukur karena adik kecilnya sudah pulang.

Sanha pun melepaskan pelukannya. "kamu gak papakan? gak ada yang luka kan?" Dengan hebohnya dia mengecek keadaaan Nat dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan sangat teliti tanpa ada yang terlewat 1 pun.

My Brother AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang