19. Flower garden

60 23 4
                                    

◆ Votmen dulu sebelum mulai!







: : : : : :



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari pun telah berganti pagi. Nat kini sedang menikmati matahari terbit sambil meminum secangkir kopinya dibalkon. Selain itu dia juga memposting cerita di akun sosial medianya.

Matanya masih setia terkagum dengan bola api raksasa itu. Dan karena akibat panasnya cangkir kopi yang bersentuhan dengan udara dingin di udara membuat tak sedikit asap yang keluar dari minuman itu. Tak sesekali juga dia meniup-niup ulang kopinya untuk menghindari lidah yang akan terbakar jika bersentuhan dengan cairan panas buatannya.

Lalu tiba-tiba Eunwoo datang dan membungkus Nat dengan selimut bulu yang lebat. Sang kakak khawatir jika Sang adik terkena flu jika terus berlama-lama berada luar, jadi dia memberikan selimut itu setidaknya bisa membuat gadis itu tetap hangat.

"Tumben bangun pagi?" Tanya Sang kakak lalu ikut duduk bersama.

Nat menyeruput kopinya perlahan-lahan. "Kebangun." Tuturnya

Suasana masih begitu sepi, yang lain masih terlelap dalam mimpi. Ya, tentu saja, karena ini masih jam 5.30 pagi. Saat itu hanya suara angin dan beberapa burung hutan yang berkicau.

Gadis yang berpalut selimut itu menatap pantulan dirinya pada cairan pekat yang menjadi minumannya. Dia seketika menjadi terdiam lalu kembali membuka percakapaan.

"Tadi aku ketemu papi sama mami di mimpi."

Eunwoo menoleh kepalanya pada Sang adik tanpa bertanya ataupun berbicara sama sekali, dia membiarkan gadis itu untuk melanjutkan ceritanya.

"Mereka bilang aku udah besar dan tumbuh menjadi gadis yang pintar, mereka sayang banget sama aku, mereka peluk aku... tapi saat itu rasanya kayak aku benar-benar meluk mereka, sampai-sampai aku gak mau lepasin mereka tapi walaupun udah aku paksa mereka tetap pergi, dan mereka juga sempat bilang kalau mereka juga bangga banget sama kalian semua, sama kita."

Eunwoo tersenyum lalu mengusap-usap kepala Nat dengan lembut. "Jujur aku kangen sama mereka, dan akhirnya mimpi itu menjadi penghubung antara aku sama mereka." Tutur Nat mengeratkan pegangan pada gelasnya dengan kuat sampai kuku-kukunya jadi memutih.

Eunwoo paham tentang situasi saat ini, dia tau tidak akan baik jika terus dilanjutkan jadi dia sebaiknya mengganti topik. "Kamu masih ingat gak tentang taman yang abang bilang waktu itu?"

"Iya kenapa?"

"Nanti kita kesana ya, mau?"

Nat mengangguk kebetulan juga dia belum sempat melihat itu. Dan dia jadi penasaran sekarang.

My Brother AstroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang