( new story )
Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV
Aku dibawa mengelilingi area Academy Six oleh teman sekamarku. Namanya adalah Orion De Lacia, dia menyuruhku memanggilnya Orion. Orion sendiri berasal dari keluarga De Lacia yang memegang pemerintahan di Kota Teristy, salah satu bagian enam Kota terbesar di Kerajaan Drauka. Letaknya berada di bagian barat Kota Chelovik.
Academy Six memiliki 6 gedung yang berdiri. Satu untuk gedung utama yang berisikan kelas beserta ruang-ruang seperti Laboraturium, Perpustakan, tempat praktek, dan lain sebagainya. Letaknya berada di tengah-tengah dikelilingi lima gedung lainnya.
Gedung yang kedua adalah gedung yang berisi Aula beserta ruangan Guru dan Staf lainnya. Berikutnya ada gedung yang ukurannya lebih kecil, di dalamnya berisi ruangan untuk ekstra dan tempat rapat untuk organisasi-organisasi sekolah.
Lalu ada gedung berbentuk lingkaram oval yang biasa dipakai untuk pertarungan atau untuk berlatih para murid. Gedung ini selalu dibuka untuk seluruh warga sekolah meskipun sedang libur. Dua sisa gedung lainnya tentu saja adalah asrama putra dan asrama putri.
Malam harinya aku mulai membereskan barang-barang yang aku bawa. Tadi sore selepas Orion mengajakku berkeliling, Orion membawaku ke ruang tata usaha untuk mengambil berbagai seragam sekolah. Aku memandangi seragam sekolah baruku dengan penuh minat. Bahannya tentu terbuat dari sutra berkualitas tinggi jadi nyaman dipakai dan terasa halus. Seragamnya terdiri dari kemeja putih dan vest bewarna biru tua dengan rajutan rumit khas Academy Six. Celana panjangnya bewarna senada dengan vest.
Saat ini Orion sudah terlelap di kasurnya, tepat di seberang tempat tidurku. Aku melangkah menuju kamar mandi yang kebetulan berada di samping tempat tidurku. Di kamar ini hanya dilengkapi fasilitas satu kamat mandi, dua lemari besar, dua meja dan kursi untuk belajar, dan tentunya dua tempat tidur. Akan tetapi kamar yang didominasi warna biru dan putih ini cukup luas. Di ujung kamar terdapat balkon yang mengarah ke danau belakang Academy.
Selepas Aku membersihkan diri aku segera menaiki kasur dan menuju ke alam mimpi.
...
Aku melihat pantulan diriku dari kumpulan air di bawah seolah aku sedang berdiri di tengah lautan. Aku tak tahu dimana tempat yang menjadi latar tempat mimpiku saat ini. Tapi dari bayanganku di air aku melihat diriku sebagai Alinovera. Kulitku masih putih seperti biasanya dibalut dress panjang bewarna putih. Namun rambutku yang dulunya hanya sebahu sudah tergerai sampai ke pinggang.
"Apa kamu merindukan dirimu?" Sebuah suara merdu menenangkan mengalihkan fokusku. Aku mendongak melihat seorang remaja laki-laki yang sudah berdiri di depanku memakai pakaian yang warnanya senada denganku. Rambutnya bewarna perak dengan iris mata bewarna emas membuat siapa saja akan terpesona melihatnya untuk pertama kali.
"Siapa kau?" Tanyaku.
Tangan remaja laki-laki itu terangkat setengah, dari telapak tangannya muncul sebuah cahya bewarna emas yang sangat terang. Aku sampai menutupi mataku dengan kedua tangan untuk menghindari silauan cahayanya.
"Kamu tak perlu mengtahui siapa diriku. Aku sudah berada di sini selama jutaan tahun. Kalau kamu merasa kesepian datanglah kemari. Aku akan mendengar segala keluh kesahmu dan kemudian datang dan hiburlah aku." Ucapnya terdengar aneh di telingaku.
"Aku hanya ingin kembali." Ucapku.
"Jalanmu masih panjang! Jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan."
"Sepanjang apapun jalanku aku harus tetap kembali."
"Apa kau benar-benar ingin kembali?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny a Ordinary People ( END )
Fantasy[Two Souls]Everything Is Not a Coincidence. Untuk 15 tahun ke atas. Mohon kerjasamanya!!! Terbangun menjadi bayi laki-laki setelah kematian? Aneh tidak? Aneh lahhh! Aku kan wanita lajang yang belum menikah ... Ketika ia membuka matanya kembali, dia...