Mereka Bertemu Kembali

12 2 0
                                    

( pengkhianat yang bersembunyi )

Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV

Aku melihat Madam Cia menghampiri sang kekasih yang terbaring lemah. Surai peraknya tergerai panjang. Rahang kokoh dengan sorot mata hijau yang menyorot tajam ke arah kami. Maha karya indah yang diciptakan Tuhan, dialah Malorez. Anak Dewa pertama yang turun di Drauka.

Kami bersitatap untuk beberapa detik sebelum Madam Cia sampai pada bankarnya. Malorez hanya terdiam tidak berniat menyambut kedatangan kami.

"Kondisinya stabil, dia hanya dehidrasi dan kekurangan vitamin. Jika beristirahat dengan baik dan makan dengan teratur dua hari lagi Tuan Malorez akan sembuh seperti sedia kala." Jelas Ayumi berdiri di samping bankar Malorez.

Walau beradan dekat dengan sang kekasih, Madam Cia menutup mulutnya rapat-rapat. Entah ada apa dengan dua orang itu karena jelas mereka tidak terlihat sebagai sepasang kekasih.

"Pantau terus keadaannya, Ayumi. Tuan Malorez akan sangat membantu dalam perang." Titah Pak Antony meninggalkan UKS

Hanya tersisa Aku, Cassia, Orion, dan Aris. Yang lainnya ditugaskan memantau keadaan sekitar Academy dan persenjataan. Sementara Kalla diperintahkan mengelola obat-obatan di Academy.

"Aku tidak tahu sekarang kau yang mengambil alih UKS." Ucapku memecah keheningan.

"Seperti yang kau lihat! Aku cukup sibuk. Ayo ikut aku!" Ayumi mengajak kami menuju ruangan gadis itu selama membantu di sini. Ruangan bernuansa putih bersih yang tidak begitu luas. Hanya ada satu sofa yang diletakkan di ujung ruangan serta meja dan kursi kerja milik Ayumi.

Kami dipersihlahkan duduk. Aku, Orion, dan Aris duduk berdempetan di sofa sementara Ayumi dan Cassia memyiapkan cemilan.

"Aku tidak paham dengan apa yang terjadi semenjak kalian meninggalkan Academy. Yang jelas sekarang keadaannya kacau. Kau tidak berniat menghubungi Ibumu?" Tanya Ayumi datang dengan minuman serta snack buatannya sendiri. Di belakangnya ada Cassia yang turut membantu.

Orion mencomotnya tanpa malu disusul Aris. Mereka sepertinya merasa nyaman di ruangan Ayumi.

"Aku sudah mengiriminya surat. Tinggal menunggu balasan." Jawabku

Ayumi menghela napasnya panjang. Beban pikiran yang selama ini ia tanggung tengah terlihat jelas.

"Apa kita akan ikut berperang?" Tanya Ayumi kecil. Seakan dia tidak sanggup mengatakannya.

"Pak Antony menyatakan perang terhadap pemberontakan. Artinya perang ini adalah perang antara Academy dengan Kerajaan. Sangat sulit untuk melibatkan Kota-Kota di Drauka. Tapi kau yakin mereka juga tidak akan tinggal diam." Jawab Aris.

"Melihat jenius sepertimu sampai berpikir keras membuatku merasa bersalah. Perang bukanlah masalah besar, toh De Lacia akan gugur jika kita terus menekannya." Perkataan Orion sukses membuat suasana menghening seketika.

Kami menatapnya penuh tanya. Mengapa Orion mengatakan demikian?

"Jika aku berpikir ke belakang. Aku rasa De Lacia adalah Batu pijakan Cynoz untuk mewujudkan apa yang mereka tunggu-tunggu. Mereka, De Lacia dan Cynoz terlibat dalam sebuah kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak. De Lacia akan mendapatkan tahta yang selama ini ia idam-idamankan sementara Cynoz mencapai kejayaannya." Jelas Orion.

The Destiny a Ordinary People ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang