( weak humans )
Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV
Sekelilingku penuh dengan orang-orang sakit sehabis pertarungan. Luka-luka mereka masih menganga dengan darah mengalir dari sana.
Aku menuju ke ujung ruangan dimana Cassia masih tidak sadarkan diri. Di sampingnya adalah ranjang Orion dengan Ayumi duduk di sebelah ranjang. Mata Ayumi menatap Orion datar namun itu sebuah kebohongan.
Aku kembali teringat dengan perkataan Ayumi beberapa waktu lalu. Ketika orang-orang di belakang De Lacia mencoba membantu Orion. Orion jelas akan menentang perbuatan tersebut, sama saja dirinya direndahkan dengan menerima kecurangan untuk meraih kemenangan.
Aku duduk di kursi dekat ranjang Cassia. Luka-luka gadis itu sudah ditutup perban, hanya tersisa goresan-goresan.
"Dia akan baik-baik saja." Ayumi melihatku namun matanya terlihat palsu. Tatapannya kosong kontras dengan binar mata Ayumi yang selalu Ia tampilkan.
"Bagaimana kau tahu?"
"Aku yang merawatnya." Ucap Ayumi mengembalikan kesadarannya setelah melamun.
Aku mengangguk-angguk. Dari arah depan, Kalla datang dengan berbagai alat kesehatan yang ada pada zaman itu. Gadis bersurai biru langit itu meletakkannya di atas nakas lalu menatap kami bergantian.
"Kau tidak diberi ijin untuk bertindak lebih jauh lagi Ayumi. Ketahuilah posisimu!" Kalla memberikan putusan sebagai Ketua Dewan Kesehatan.
Ayumi membalas tatapan intimindasi dari Kalla. Beberapa waktu belakangan gadis berkacamata itu mendapat keberanian lebih seakan ada kuasa di belakang punggungnya.
"Maaf saya tidak bisa mendiamkan orang yang membutuhkan penanganan cepat. Terlebih jika mereka adalah murid dari Academy."
"Banyak Dewan Kesehatan yang bekerja pada saat-saat seperti ini jadi kau tak perlu khawatir. Setahuku kau tak pernah ikut campur urusan Dewan Kesehatan serta memasuki ruang Uks. Kembalilah ke masa-masa itu!" Titah Kalla.
Ayumi tak bergeming di tempatnya. Memang benar sepertinya yang dikatakan Kalla. Uks memang bukan wilayah Ayumi sebelumnya. Ayumi dibungkam kenyataan masa lalu.
"Kalau begitu aku tak perlu berada di sini." Aku berdiri memotong berdebatan mereka.
"Ya, aku hanya berbicara dengan Ayumi dan kau pengecualian." Tekan Kalla padaku, matanya terus menatapku tajam.
Aku diam tidak berniat membalas. Tiba-tiba tangan Cassia bergerak-gerak , Ayumi segera menghampiri ranjangnya sementara itu Kalla tetap berdiri tanpa niatan membantu.
Cassia perlahan membuka matanya berkat bantuan sihir penyembuhan milik Ayumi. Matanya melihat ke sekeliling. Aku kembali duduk di kursi yang sebelumnya kududuki.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanyaku tanpa mengalihkan mataku padanya. Cassia menataku sebentar akan tetapi dia tidak menjawab pertanyaanku.
"Beberapa tulangmu patah karena jatuh dari ketinggian. Kau butuh penanganan para ahli untuknya, aku sudah tidak dapat membantu." Ucap Ayumi.
"Apa menurutmu aku membutuhkan bantuanmu?" Ayumi segera menatap Cassia aneh.
"Apa maksudmu?" Tanyaku pada akhirnya.
"Aku tidak bisa mempercayai orang yang tidak mengenalku." Tutup Cassia menutup matanya. Aku tahu dia hanya pura-pura tertidur.
"Dia kan memang aneh." Kalla meninggalkan ruangan setelah mengatakan kalimat pedasnya.
Aku menatap kepergian Kalla, gadis itu sudah membuka pintu untuk meninggalkan kami.
"Jaga ucapanmu Nona Muda, aku bisa saja menghancurkan keluargamu bahkan keturunanmu sekarang."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Destiny a Ordinary People ( END )
Fantasy[Two Souls]Everything Is Not a Coincidence. Untuk 15 tahun ke atas. Mohon kerjasamanya!!! Terbangun menjadi bayi laki-laki setelah kematian? Aneh tidak? Aneh lahhh! Aku kan wanita lajang yang belum menikah ... Ketika ia membuka matanya kembali, dia...