Ingatan Yang Muncul

16 3 0
                                    

( batu keempat )

Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV

Sepanjang perjalanan Cassia selalu memandangku tajam bak elang. Sedangkan sepertinya Kalla tidak mengetahui apa yang terjadi denganku dan kedua orang tuanya.

Arion ikut kena imbasnya karena wajahku dan wajah Arion babak belur karena ulah Cassia. Gadis itu memang sangat kuat di pertarungan.

Kalla memandu kami ke beberapa dataran tinggi lain di Kota Dozah tapi sangat sulit menemukan tumbuhan mint. Satu saja bahkan tidak dapat kami lihat di Dataran tinggi maupun rendah di Dozah. Aku mulai kesal dibuatnya.

"Apa kita ditipu?" Tanya Arion kesal.

"Jaga bicaramu! Burung Asfalia tidak mungkin menipu kita!" Sanggah Kalla dengan cepat.

"Tapi Kita tidak juga bertemu dengan daun-daun hijau itu." Keluhku.

"Ayo beristirahat!" Ajak Cassia, Gadis itu meneteng barang bawaan kami tanpa mengeluh.

Jangan salah jika kami tidak mencegah gadis itu. Kami sudah mencegahnya tapi Cassia ngotot, jadi aku membantunya membawa barang bawaan walau tidak seberapa.

Kami beristirahat di pohon besar di tengah padang rumput. Pemandangan luas yang mempersungguhkan keindahan alam Kota Dozah. Banyak tumbuhan serta pohon yang belum pernah aku lihat sebelumnya tumbuh subur di sini.

"Tempat ini sering dikunjungi nenekku dahulu sewaktu masih muda." Ujar Kalla memecah keheningan.

"Nenekmu orang yang luar biasa ya?" Tanya Arion setelah menegak air.

Kalla tertawa pelan, khas para Bangsawan yang sedang menjaga image. Tertawa karir.

"Beliau adalah pendiri asosiasi yang melindungi tumbuhan obat di Kota Dozah. Beliau orang yang sangat luar biasa. Sewaktu masih muda beliau sering kemari untuk kepentingan penelitian. Banyak tanaman obat yang beliau temukan. Tanaman-tanaman itu membawa perkembangan pesat obat-obatan di Kerajaan Drauka. Maka dari itu beliau dinobatkan sebagai Panacea Di Drauka." Jelas Kalla panjang lebar. Gadis itu terus tersenyum lebar selama menceritaka kisah Neneknya.

"Ayo kita lanjutkan perjalanan." Ajak Cassia, Dia sudah berdiri dengan tas di punggungnya.

Kami selalu memakai tudung Academy saat tugas seperti ini. Hal itu agar wajah kami sukar di lihat orang lain. Seperti saat ini. Aku menaikkan tudungku kala Cassia mengajak kami menuruskan perjalanan.

Aku berjalan di belakang Cassia saat ini. Di depan Cassia, ada Kalla dan yang paling depan sendiri adalah Arion.

Arion banyak membantu karena perngetahuan dunia luarnya yang sangat luas. Tak heran jika Arion ditunjuk sebagai Dewan Keamanan.

Kami terhenti lantaran Arion menghentikan langkahnya. Aku juga merasakannya, sebuah getaran hebat dari tanah yang kami pijaki.

Tak lama kemudian, golem besar seukuran pohon beringin muncul. Tangannya membawa pilar batu serta matanya menyala karena batu berlian yang menantulkan cahaya matahari. Kami terkejut dibuatnya. Kemunculan golem yang tiba-tiba?

Golem tersebut mengayunkan pilar yang ia bawa menyebabkan angin berhembus kencang.

Arion terbang ke udara berkat sihirnya. Sementara aku segera mengeluarkan pedangku bersamaan dengan Cassia. Kami mendekati golem tersebut dengan cepat. Kalla berada di belakang kami membantu agar Mana kami tidak mudah habis.

The Destiny a Ordinary People ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang