Sejarah Sihir dan Elemen

84 9 0
                                    

( the human power)

Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV

Kalian pasti bisa menebak apa yang terjadi selanjutnya. Ibu terus memarahiku sampai kami tiba di rumah. Sementara Paman Drion memberitahuku bahwa pedang yang aku bawa itu adalah pesanan seorang Bangsawan. Segera aku meminta maaf karena diriku beberapa bagian di pedang tergores akar di hutan tadi pagi.

Untung saja Paman Drion tak memarahiku. Beliau malah bersyukur aku dapat keluar dari hutan itu dengan selamat.

Ibu meletakkan belanjaannya di atas meja makan, sementara aku duduk di salah satu kursi di sana. Ayah datang dari ruangannya membawa tumpukan buku kuno yang entah apa sisinya.

"AYAH!" Panggilku kegirangan.

Aku turun dari kursi lalu menubrukkan tubuh kecilku pada kaki Ayah. Ayah mengambil tubuhku yang ringan dengan mudah. Menggendong dan mendudukkan diriku pada kursi yang ku duduki sebelumnya.

"Bagaimana di pasar tadi?" Tanya Ayah tersenyum lembut.

Astaga jika aku masih jadi wanita aku pasti menjadi penggemar nomor satu Irion. Beliau sangat mengagumkan.

"Seru Ayah." Jawabku cepat.

Ayah menggangguk paham. Salah satu tangannya memberiku satu buku tebal bewarna coklat seperti kulit kuda.

"Bacalah! Kau sudah berumur lima tahun sekarang. Sudah semestinya tubuhmu bisa menampung Mana." Ujar Ayah menjelaskan.

"Mana? Apa itu Mana?" Tanyaku penasaran.

Aku tahu apa itu Mana tapi aku harus menanyakannya. Mana yang aku tahu adalah Mana yang kebanyakan aku baca di cerita fantasi atau Anime dan Manga. Aku hanya ingin memastikan kalau Mana yang aku ketahui sama dengan yang dimaksud oleh Ayah.

"Mana adalah kekuatan." Jawab Ibu sambil memotong beberapa tomat dan timun.

"Eh?"

Mana kan memang kekuatan. Kukira sejenis sihir atau pusat pengendalian sihir di dalan tubuh.

"Mana itu sejenis energi alam yang dapat diolah tubuh menjadi energi sihir. Tempat pengolahan Mana menjadi energi sihir dinamakan pusat Mana." Jelas Ayah.

Aku meraih buku yang disodorkan Ayah. Membuka lembaran kertas itu dengan penuh penasaran.

Halaman pertama berisikan asal muasal manusia dan Mana. Di buku itu di jelaskan jika leluhur manusia meminta bantuan pada para Dewa untuk memberinya kekuatan. Karena tubuhnya yang lemah ia tidak bisa melindungi adiknya yang sering disiksa pedagang kaya.

Aneh, kenapa rasanya seperti membaca dongeng sebelum tidur ya?

Akhirnya, Manusia yang meminta bantuan Dewa itu mendapatkan kekuatan dan melindungi Adiknya. Kekuatan itu terus turun temurun melalui keturunan yang Manusia itu miliki. Beberapa keturunannya yang tidak memiliki kekuatan pun dijuluki Anak Tiri.

Anak tiri? Pantas saja tak jarang aku mendengar kata itu dari beberapa orang di Desa.

"Ayah!" Panggilku.

The Destiny a Ordinary People ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang