Persiapan

17 2 0
                                    

( antara hidup dan mati )

Altair Marrowes ( Alinovera Darries ) POV

Selama seminggu aku berlatih juga Academy sedang menyiapkan keperluan perang. Kami sibuk menyiapkan banyak hal.

Selama beberapa hari belakangan aku juga bermimpi aneh. Laki-laki bersurai putih itu selalu mendatangiku di dalam mimpi. Dia terus mengingatkanku tentang keselamatan jiwa dan berkata bahwa hari yang ia tunggu sudah dekat.

Ketakutan yang selama ini belum pernah aku rasakan menyeruak dari dalam. Seakan hal besar akan terjadi.

"Apa yang Kau lamunkan?" Tanya Cassia setelah kami selesai bertarung. Gadis itu duduk di sampingku setelah menegak air yang ia bawa sampai tandas.

"Tidak." Jawabku singkat.

Kami selalu berlatih bersama semenjak deklrasai perang yang diumumkan Pak Antony. Selama hari-hari itu juga aku mulai mengenal Cassia lebih dekat. Walau dia gadis yang dingin tapi kepeduliannya begitu besar. Aku sangat salut dengannya. Tapi di balik itu semua, aku yakin Cassia menyembunyikan rahasia yang besar.

"Kalian sudah selesai berlatih?" Suara Ayumi mengintrupsi kegiatan kami.

Aku memperhatikan Ayumi dengan seksama. Dia membawa keranjang makanan serta beberapa bunga. Gadis itu menggerai rambutnya membuatnya terlihat tampil dengan berbeda.

"Aku membawakan makan siang. Aku harap kalian dapat menikmatinya walau masakanku tidak terlalu enak." Ucap Ayumi setelah duduk bersama kami.

Cassia membuka keranjang tersebut, di dalamnya terdapat berbagai makanan kering serta kue. Aku mulai mencomotnya lalu memakannya dengan diam.

"Pasukan yang dikirim Academy secara diam-diam di perbatasan timur antara Kota Revisius dan Teristy melihat pergerakan musuh. Sebentar lagi kalian pasti dipanggil dan menerima perintah tentang gelombang pertama perang akan dimulai. Aku merasa gugup." Ayumi tiba-tiba bercerita.

"Dapat kabar darimana kau?" Tanyaku.

"Tadi para Perawat dan Dokter di UKS banyak membicarakannya. Katanya perang akan segera terjadi." Jawab Ayumi.

Setelah menegak air minumku aku berdiri hendak beranjak dari sana.

"Aku akan menemui Arion." Kataku sebelum meninggalkan arena pertandingan.

Rencananya aku ingin mendiskusikan hal ini dengan Arion. Setelah aku berjalan beberapa langkah keluar dari arena pertandingan, aku melihat Felix dengan setumpuk berkas sedang berjalan kesusahan.

Aku menghampirinya lantas meraih setengah dari berkas tersebut. "Mau kemana kau?" Tanyaku.

"Aku hanya membantu sedikit dari pekerjaan Arion." Jawabnya dengan santai.

Pas sekali pikirku. Kami memiliki arah tujuan yang sama.

"Dari yang aku dengar bukankah kau juga banyak memiliki pekerjaan? Kau adalah Pemimpin keluarga termuda di Kerajaan Drauka." Setelah mendengar pertanyaanku, Felix segera menatapku.

"Pekerjaanku memang banyak tapi aku merasa harus membantu Arion. Adikku perlu banyak bantuan tentang hal-hal seperti ini." Jawab Felix.

Felix Klenody. Manusia misterius dari Bangsawan serta Klan terbesar Di Kotanya. Disaat Usianya masih belia, ia dituntut menjadi Kepala Keluarga. Tentu hal tersebut bukan hal yang mudah. Aku saja bergidik setelah mendengar ceritanya.

The Destiny a Ordinary People ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang